Perlu membentuk koneksi yang baik | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Pekanbaru
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menegaskan, Indonesia akan menjadi pasar energi yang potensial di kawasan ASEAN, karena memiliki sumber energi alternatif lebih banyak dibanding negara lain.
"Tapi juga konektivitas energi, baik tranmisi on board maupun kabel bawah tanah antara Indonesia dengan Singapura, Malaysia atau bahkan Thailand," kata Bambang di Jakarta Pusat, Selasa 8 November 2016.
Oleh karenanya, masalah konektivitas yang dibangun itu menurutnya tidak hanya terbatas pada sektor infrastruktur saja, seperti misalnya masalah transportasi terkait pembangunan jalan, atau konektivitas di laut dengan kapal feri maupun armada pelayaran.
Bambang mengakui jika Indonesia masih perlu mengembangkan kemampuan dan daya saing dalam hal kelistrikan. Hal itu dinilainya sangat penting, guna memastikan diri sebagai negara eksportir energi, terutama listrik. "Maka kita perlu membentuk koneksi yang baik, antara Kalimantan dengan Serawak dan Sabah di Malaysia," ujarnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan koordinasi yang masif dengan para pemangku kebijakan antarsektor, agar semua tantangan baik dari segi pelaksanaan maupun pendanaan proyek-protek infrastruktur tersebut bisa terlaksana dan berjalan dengan lancar.
Namun dalam aspek pendanaan pembangunan infrastruktur dan konektivitas energi, Bambang mengakui jika pemerintah Indonesia sangat ketat dalam menyeleksi sejumlah skema pendanaan, berdasarkan pada pengalaman di sejumlah proyek pembangunan sebelumnya.
"Kemudian masalah koordinasi, kiranya penting untuk membangun koordinasi lintas sektor di kawasan ASEAN, baik antara government-to-government (G-to-G) maupun government-to-business (G-to-B).”
"Masalah pendanaan, kami memiliki pengalaman bahwa pendanaan dengan swasta tidak semudah itu. Maka kiranya kita perlu belajar dari praktik-praktik terbaik yang pernah ada," ujarnya menambahkan.
Indonesia Harus Promosikan Diri sebagai Negara Pengekspor | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Pekanbaru
"Indonesia memiliki SDA yang lebih banyak dibandingkan negara-negara ASEAN. Oleh karena itu, Indonesia perlu untuk memosisikan diri sebagai pengekspor," ujar Bambang saat membuka forum ASEAN G2B Infrastructure Week di Jakarta, Selasa (8/11/2016).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, dengan sumber daya alam atau SDA yang melimpah jika dibandingkan negara lainnya di ASEAN, Indonesia semestinya mempromosikan diri sebagai negara pengekspor.
Tak menutup kemungkinan, proyek kelistrikan yang saat ini digarap Pemerintah Indonesia selanjutnya dikembangkan dan diekspor ke negara-negara tetangga melalui kabel-kabel jalur bawah laut.
Terlebih lagi, kata Bambang, saat ini Indonesia tengah menggarap proyek-proyek kelistrikan yang telah digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan elektrifikasi di berbagai daerah, khususnya daerah terpencil di Indonesia.
Walau demikian, rencana-rencana tersebut tidak terlepas dari pendanaan dan sinergi di antara negara-negara ASEAN.
"Indonesia perlu untuk memosisikan diri sebagai pengekspor, misalnya pengekspor listrik, diharapkan adanya koneksi yang baik antara Sumatera dan Singapura, Malaysia, ataupun Thailand melalui kabel bawah tanah," ucap Bambang.
"Diskusi bilateral diperlukan karena keberhasilan proyek infrastruktur bergantung pada skema pendanaan. Ini penting bagi Indonesia karena kami tengah memperkuat pola konektivitas kami," tutur Bambang.
"Kami menantikan kolaborasi untuk mencapai tujuan, meningkatkan daya saing, serta keterhubungan dan integrasi yang lebih luas," tandas Bambang.
Bambang berharap, dalam forum ini, kesepakatan akan tercipta melalui MOU antara pemerintah dan para pebisnis yang ada di kawasan ASEAN.
Bambang Brodjonegoro: Saya Lapor LHKPN karena Pindah Posisi | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Pekanbaru
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro datang ke Gedung KPK untuk membuat Laporan Hasil Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN). Menurutnya, hal itu dilakukan karena ia menempati posisi baru.
Bambang tidak menjawab langsung ketika ditanya berapa nilai total kekayaannya yang dilaporkan. Ia meminta langsung mengunjungi situs LHKPN untuk mengetahui hal tersebut.
"Apa? (Saya) cuma, LHKPN diserahin karena saya pindah posisi. Pindah posisi kan memang harus kasih LHKPN," kata Bambang saat keluar dari Gedung KPK, Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2016).
"Baca saja di website. Kamu kaya gak bisa buka website saja," ujarnya sambil menuju mobil dinas bernomor polisi RI 43.
Dilihat dari situs acch.kpk.go.id, diketahui, Bambang terakhir membuat LHKPN pada tahun 2014. Tercatat per tanggal 11 November 2014 total harta kekayaan yang dimilikinya ialah sebesar Rp 13.795.573.802 dan 57.673 dolar AS.
Sebagaimana diketahui, sebelumnya Bambang menjabat sebagai Menteri Keuangan. Kemudian pada reshuffle ketiga yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo, posisi tersebut kemudian ditempati oleh Sri Mulyani. Dan kemudian Bambang menjabat sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas.