Pelaku usaha kecil untuk mulai menggeluti pemasaran melalui online | etrade rifan
Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementrian Koperasi dan UKM Prakoso BS berharap para pelaku KUMKM yang akan naik kelas dari usaha mikro menjadi usaha kecil agar lebih lagi memperhatikan manajemen pengelolaan keuangan usahanya.
Prakoso juga menekankan pentingkan pelaku usaha kecil untuk mulai menggeluti pemasaran melalui online atau e-Commerce. "Memperluas jaringan pemasaran bagi produk yang dihasilkan melalui online juga bakal semakin meningkatkan kinerja usahanya. Jangan pernah menunda-nunda untuk mulai masuk ke dunia pemasaran melalui e-Commerce, karena memang sekarang sudah memasuki era digital", tandas Prakoso.
"Artinya, bila sudah naik kelas menjadi usaha kecil, maka pengelolaan keuangan usaha harus dimenej dengan lebih baik lagi", kata Prakoso saat memberikan pengarahan kepada ratusan orang peserta pelatihan dalam rangka peningkatan Capacity Building bagi KUMKM se-Provinsi Bengkulu, di Kota Bengkulu, Selasa (9/5)
Dalam kesempatan itu juga Prakoso menyebutkan bahwa pihaknya berencana akan memberikan bantuan pelatihan lainnya melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik Kementerian koperasi dan UKM tahun 2018. "Pelatihan akan menyasar kalangan nelayan, pelaku UKM di sektor kuliner, kerajinan, dan sebagainya. Targetnya jelas, agar pelaku usaha mikro bisa naik kelas menjadi usaha kecil", tegas Prakoso.
Untuk itu, lanjut Prakoso, pihaknya akan terus melakukan program pendampingan bagi usaha mikro dan kecil, khususnya bagi usaha mikro yang akan naik kelas. "Pendampingan yang akan kita lakukan, selain menyangkut manajemen mengelola usaha dan pasar online, juga akan diberikan semacam pelatihan mengemas produknya. Karena, salah satu kunci sukses sebuah produk diterima oleh pasar adalah faktor kemasan. Kemasan produk tak boleh lagi asal-asalan. Produk berkualitas akan semakin bernilai bila unsur kemasan juga menjadi perhatian utama", kata Prakoso.
Sementara itu, dalam sambutannya, Wakil Gubernur Bengkulu memberikan apresiasi atas diselenggarakannya pelatihan tersebut. "Saya sangat mendukung acara pelatihan seperti ini karena bermanfaat bagi kemajuan usaha pelaku UKM di Bengkulu. Potensi daerah Bengkulu sangat bagus bila mampu dimanfaatkan oleh pelaku usaha, khususnya kalangan usaha mikro dan kecil", pungkas dia.
Asuransi Mobile Online: Cermati.com Perluas Pasar | etrade rifan
CEO dan co-founder Cermati Andhy Koesnandar mengatakan hal tersebut dilakukan untuk memberikan layanan yang lebih menyeluruh dan lengkap bagi masyarakat Indonesia.
“Guna melengkapi produk yang ditawarkan di Cermati yang memberikan perlindungan terbaik, melalui Cermati masyarakat bisa mendapatkan informasi mengenai asuransi dan memilih fitur asuransi yang terbaik dari mitra asuransi kami,” ujar Andhy melalui keterangan resmi yang diterima Bisnis pada Kamis (11/5/2017).
Portal e-commerce, produk keuangan Cermati.com melakukan strategi perluasan bisnis perusahaan melalui layanan pembelian asuransi mobile online
Pelayanan asuransi online tersebut, katatanya, Cermati bekerja sama dengan tujuh perusahaan asuransi terkemuka di Indonesia yaituPT Asuransi Simas Net (Simasnet), Asuransi Adira Dinamika (Adira Insurance), PT MNC Asuransi Indonesia (MNC Insurance), PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (Asuransi MAG), PT Asuransi Tokio Marine Indonesia, PT Malacca Trust Wuwungan Insurance (MTWI), dan PT Avrist Assurance (Avrist).
Direktur PT Avrist General Insurance I Nyoman A Arkadiputra menilai Cermati.com fokus mendidik masyarakat di sektor keuangan dan salah satu perusahaan yang memberikan kualitas layanan prima. Avrist General merasa sangat terbuka untuk bekerja sama dengan pemimpin pasar dan trendsetter perusahaan Fintech di Indonesia.
Hal yang sama juga dikatakan Digital & Alternative Distribution Manager Adira Insurance Adira Finance Jonathan David Nandana, dia mengatakan melalui elaborasi tersebut dapat memberikan kemudahan untuk pengambilan keputusan finansial yang tepat, khususnya dalam berasuransi.
Adapun sejak diluncurkan pada April 2015, Cermati telah membantu masyarakat Indonesia melalui layanan online produk finansial perbankan, dengan kunjungan lebih dari 3 juta setiap bulannya.
Direktur Utama PT Asuransi Simas Net Teguh Aria Djana mengungkapkan Industri jasa keuangan saat ini semakin berkembang, tidak hanya dari sisi produk namun juga teknologinya.
“Kami menyambut baik, Simasnet dapat bermitra bersama Cermati untuk mengembangkan bisnis jasa keungan khususnya asuransi secara digital. Kami berharap dapat menyediakan produk-produk dan informasi jasa keuangan lebih accessible dan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat,” ujar Teguh.
Vice President Insurance Business Cermati, Andreas Resha menambahkan salah satu misi Cermati adalah membantu mewujudkan inklusi keuangan di Indonesia. Saat ini, asuransi merupakan salah satu produk keuangan dengan tingkat penetrasi yang masih relatif kecil.
“Cermati membuka akses bagi masyarakat Indonesia terhadap informasi penting dan juga memudahkan proses aplikasi terkait produk asuransi sesuai dengan kebutuhan mereka,” jelasnya.
Melalui aplikasi tersebut, masyarakat bisa membeli asuransi mobil dengan mudah secara online dan real time. Dia menilai cara tersebut sangat praktis, aman dan nyaman.
Selain itu, masyarakat juga dapat menikmati potongan harga istimewa, dan proses pengajuan yang cepat sehingga polis dapat efektif dan berlaku pada hari yang sama dengan hari aplikasi lengkap diterima.
KTT OBOR: Upaya China Meningkatkan Pengaruhnya Di Dunia | etrade rifan
Besarnya potensi megaproyek tersebut dapat dilihat dari luas wilayah yang dicakup dan besaran dana investasi yang disediakan. Tak heran jika banyak negara yang ingin ikut serta terlibat dalam rencana yang bertumpu pada pembangunan infrastruktur penunjang konektivitas antarnegara ini.
Megaproyek One Belt One Road (OBOR) diperkirakan akan menjadi salah satu bukti bagaimana China terus berusaha memperluas pengaruh ekonomi maupun politiknya di dunia.
Sementara itu, dari segi pendanaan proyek yang diinisiasi oleh Presiden China Xi Jinping pada 2013 lalu ini mendapat dana alokasi khusus dari Pemerintah sebesar US$40 miliar. Sumber pendanaan lain juga muncul dari lembaga keuangan multilateral yang didirikan Beijing, yakni Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) sebesar US$100 miliar.
Dari segi cakupan wilayah proyek yang terinspirasi oleh rute pedagangan kuno Jalur Sutra ini tidak hanya meliputi kawasan Asia, Eropa, Timur Tengah saja. Negara seperti Afrika Selatan dan Selandia Baru yang notabene tidak masuk dalam rute Jalur Sutra kuno, bahkan telah menyatakan diri.
“Megaproyek Ini adalah solusi dari China untuk mendukung kebangkitan ekonomi global,” tulis harian nasional China, Xinhua dalam kolom editorialnya, Kamis (11/5/2017).
Pemerintah China menyebutkan, dalam pertemuan tersebut, lebih dari 50 nota kesepahaman, surat kerjasama di sejumlah sektor seperti transportasi, energi dan komunikasi bakal ditandatangani oleh sejumlah negara. Kesepakatan baru itu akan menambah proyek-proyek lain yang telah ditandatangani sebelumnya sepanjang 2014-2016 yang mencapai US$304.9 miliar.
“Pertemuan ini akan menjadi momentum untuk membentuk konsensus bersama dari banyak negara untuk mendukung kelanjutan megaproyek OBOR,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, Kamis (11/5/2017).
Adapun, upaya China untuk mendorong pelaksanaan OBOR tersebut akan kembali diperkuat dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OBOR pada 14-15 Mei 2017. Total pemimpin 28 negara dijadwalkan akan hadir dalam pertemuan tersebut.
Senada, lembaga think-thank di Beijing yakni China Centre for International Economic Exchanges dalam laporannya menyebutkan motif ekonomi dari proyek OBOR justru hanya bersifat sekunder. Adapun, kepentingan politik justru menjadi motif primer.
Namun, para pengamat menilai bahwa proyek OBOR ini terlampau ambisius. Pasalnya, pelaksanaan proyek tersebut terkesan dipakasakan di sejumlah negara.
Salah satunya di Sri Lanka, di mana proyek yang berkaitan dengan OBOR mendapat penolakan dari masyarakat lokal. Pasalnya, proyek tersebut memakasa pemerintah setempat harus menggusur warganya.
Namun demikian, keraguan dan skeptisme terhadap pelaksanaan megaproyek tersebut muncul dari sejumlah kalangan terutama dari negeri-negeri Barat. Salah satu diplomat dari Uni Eropa yang enggan disebut namanya mengatakan, megaproyek OBOR memiliki kandungan kepentingan politik yang lebih besar daripada ekonomi.
“Ada banyak skeptisme mengenai rencana China ini. Walaupun rencana ini dinilai menarik bagi sebagian negara di Eropa, tetapi kita semua tahu ini adalah tentang upaya China untuk memperluas pengaruh politiknya di atas Negeri Barat,” katanya.
Untuk itu, bagi China, pertemuan puncak KTT OBOR bulan ini merupakan kesempatan untuk meyakinkan dunia bahwa mereka layak menanggung beban sebagai lokomotif baru bagi arus globalisasi dunia.
Selain itu, di Pakistan pelaksanaan proyek tersebut harus berbenturan dengan kepentingan aksi gerilyawan Islam. Adapun, proyek OBOR ini juga menyebabkan hubungan antara China dan India memanas, lantaran rute pembangunan melewati kawasan yang sedang bersengketa di Kashmir.