Arab Saudi akan menjalin kerja sama erat dengan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya
Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan Amerika Serikat mempunyai hak untuk meminimalkan risiko-risiko bagi rakyatnya, termasuk melarang sementara warga dari tujuh negara masuk ke wilayah Amerika.
Khalid al-Falih berpendapat respons terhadap larangan masuk warga dari tujuh negara 'dibesar-besarkan'.
Dalam wawancara dengan BBC, ia menegaskan keyakinannya bahwa Arab Saudi akan menjalin kerja sama erat dengan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump.
Ditambahkannya, kedua negara akan bekerja sama untuk mengatasi tantangan global dan regional.
Arab Saudi tidak termasuk ke dalam daftar negara-negara yang warganya sementara ini dilarang menginjakkan kaki di wilayah Amerika Serikat, tetapi menurut Khalid al-Falih, pembatasan perjalanan setelah serangan 9/11 pada 2011 di New York, Amerika Serikat, berdampak pada ribuan warga negara Saudi.
Lebih lanjut ia mengungkapkan keyakinan bahwa presiden Amerika Serikat itu tidak akan menerapkan pembatasan bagi warga negara Arab Saudi karena puluhan ribu mahasiswa negara itu menempuh studi di Amerika.
Namun ditambahkannya, persoalan itu kemudian dapat diatasi dan ia memperkirakan larangan masuk yang diperintahkan oleh Trump juga akan bisa diatasi.
Menurutnya, kritikan terhadap larangan bepergian ke Amerika Serikat bagi warga negara Iran, Irak, Libia, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman, "dibesar-besarkan".
Menteri Saudi: Kritikan terhadap Kebijakan Trump Terlalu Berlebihan | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya
Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan Amerika Serikat mempunyai hak untuk mengurangi risiko bahaya bagi rakyatnya.
Dalam wawancara dengan BBC, Khalid menegaskan keyakinannya bahwa Arab Saudi tetap akan menjalin kerja sama erat dengan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Dan upaya untuk mengurangi risiko itu termasuk melarang sementara warga dari tujuh negara masuk ke wilayah Amerika.
Menurutnya, kritikan terhadap larangan bepergian ke Amerika Serikat bagi warga negara Iran, Irak, Libia, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman, terlalu dibesar-besarkan.
Dia menambahkan, kedua negara akan terus bekerja sama untuk mengatasi tantangan global dan regional.
Arab Saudi tidak termasuk ke dalam daftar negara-negara yang warganya sementara ini dilarang menginjakkan kaki di wilayah Amerika Serikat.
Lebih lanjut ia mengungkapkan keyakinannya bahwa presiden Amerika Serikat itu tidak akan menerapkan pembatasan bagi warga negara Arab Saudi karena puluhan ribu mahasiswa negara itu tengah menempuh studi di AS.
Namun, menurut Khalid, pembatasan perjalanan setelah serangan 11 September 2011 di New York, Amerika Serikat, berdampak pada ribuan warga negara Saudi.
Dia melanjutkan, persoalan tersebut kemudian dapat diatasi dan Khalid memperkirakan larangan yang diberlakukan pemerintahan Trump juga akan bisa diatasi.
Mengapa Arab Saudi Dukung Kebijakan Trump Yang Larang Warga dari 7 Negara Islam Ini Masuk AS? | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya
Kebijaksanaan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melarang warga 7 negara Islam ke Amerika mendapat banyak kritikan.
Namun, satu di antara negara Islam besar, Arab Saudi, justru tak mempersoalkannya.
Menteri Perminyakan Arab Saudi Khalid al-Falih mengatakan, Amerika Serikat mempunyai hak untuk mengurangi risiko bahaya bagi rakyatnya.
Dalam wawancara dengan BBC, Khalid menegaskan keyakinannya, Arab Saudi tetap akan menjalin kerja sama erat dengan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.
Dan, upaya untuk mengurangi risiko itu termasuk melarang sementara warga dari tujuh negara masuk ke wilayah Amerika.
Menurutnya, kritikan terhadap larangan bepergian ke Amerika Serikat bagi warga negara Iran, Irak, Libia, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman, terlalu dibesar-besarkan.
Dia menambahkan, kedua negara akan terus bekerja sama untuk mengatasi tantangan global dan regional.
Arab Saudi tidak termasuk ke dalam daftar negara-negara yang warganya sementara ini dilarang menginjakkan kaki di wilayah Amerika Serikat.
Lebih lanjut ia mengungkapkan keyakinannya, presiden Amerika Serikat itu tidak akan menerapkan pembatasan bagi warga negara Arab Saudi karena puluhan ribu mahasiswa negara itu tengah menempuh studi di AS.
Namun, menurut Khalid, pembatasan perjalanan setelah serangan 11 September 2001 di New York, Amerika Serikat, berdampak pada ribuan warga negara Saudi.
Dia melanjutkan, persoalan tersebut kemudian dapat diatasi dan Khalid memperkirakan larangan yang diberlakukan pemerintahan Trump juga akan bisa diatasi.