Terbaru

Rudiantara Tawarkan Gojek ke Menteri Brasil

profil pt. rifan financindo surabaya

Go-Jek Jek di dalam negeri tetapi juga membawa potensi digital ekonomi di pasar internasional | profil pt. rifan financindo surabaya


Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara membanggakan Gojek, sebagai startup lokal di depan forum international.

Sebelumnya, Rudiantara juga mengungkapkan apresiasinya pada Gojek yang berkolaborasi dengan tiga bank untuk memberikan layanan inklusi demi kesejahteraan mitranya. Pria berkacamata ini juga menyatakan bangganya jika Gojek benar mendapat suntikan dana dari Tencent yang kabarnya bernilai fantastis. 

"Kalau menurut saya, saya sendiri mengapresiasi apa yang sudah bisa dilakukan oleh Go-Jek. Jadi ini membawa tidak hanya Go-Jek di dalam negeri tetapi juga membawa potensi digital ekonomi di pasar internasional. Artinya kalau memang ada perhatian demikian besar, apalagi rumor mengatakan bahwa angkanya juga cukup fantastis gitu ya, itu kita harus bangga bahwa kebetulan banyak yang asing masuk ya memang kita membuka kesempatan untuk investasi dari asing,” Rudiantara menyampaikan pada kesempatan yang sama.

CEO Gojek Nadiem Makarim sendiri saat mendengar cerita tersebut hanya tertawa saja. Namun saat CNNIndonesia.com meminta konfirmasi, dia enggan menjawab

Rudiantara mengulang cerita saat hadir di acara penandatanganan nota kesepahaman antara Gojek dengan tiga bank Indonesia untuk memberikan akses KPR, Tabungan Haji dan Tabungan Umrah pada Selasa (10/5) di Kantor Pusat Gojek, Jakarta Selatan.

"Memberikan ekonomi yang lebih baik itu seperti apa. Salah satu contoh kasus yang saya bawa adalah Gojek. Saya paparkan bagaimana seorang sebelum dan sesudah menjadi mitra driver," tutur Rudiantara di atas panggung.

Dalam sambutannya, pria yang sering dipanggil Chief RA ini menceritakan kehadirannya di pertemuan G20 Digital Ministers Meetings di Dusseldorf, Jerman. Rudiantara menjelaskan kajiannya terhadap fokus Indonesia dalam pemerataan ekonomi agar kesenjangan antara yang kaya dan kaum papa menyempit.

Rudi bercerita bahwa kala itu dia bertemu dengan sembilan menteri dari 19 menteri lain yang hadir di acara yang sama. Salah satu menteri yang sangat tertarik dengan Gojek adalah Menteri Komunikasi Brasil. Sang Menkominfo Brasil menyadari bahwa paparan kondisi Jakarta rupanya tidak jauh berbeda dengan negaranya.

"Dia bilang kondisinya tidak jauh berbeda dengan Rio de Janeiro. Lalu bertanya mungkin tidak (Gojek) diterapkan di sana. Saya bilang, kalau tertarik saya akan kirim orang ke sana," lanjut Rudi.

Lebih lanjut Rudi juga mengutarakan kebanggaannya kepada Gojek yang mampu menunjukkan inovasi yang dilahirkan Indonesia. Kendati demikian, belum ada kelanjutan dari pembahasan mengenai permintaan Menkominfo Brasil.

"Itu tercetus ketika saya ketemu dengan Menteri Brasil saat G20 Digital Ministers Meetings di Dusseldorf, Jerman. Mungkin mereka juga agak kaget-kaget gitu karena Gojek. Ya kita tahulah  Rio itu kan kota yang hampir seperti Jakarta," jawab Rudi ketika ditemui langsung seusai acara.

Alasan Menkominfo Lelang 2,1 GHz dan 2,3 GHz Bersamaan | profil pt. rifan financindo surabaya


Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatikan (Kemenkominfo)  hampir pasti aturan lelang frekuensi di 2.1 GHz dan 2.3 GHz akan diteken pada akhir Mei. 

Pada awalnya, Kominfo hanya melihat congestion atau situasi tercekik ini terjadi parah di lima kota di Indonesia. Namun setelah kajian, Rudi menemukan lima kota lain yang ternyata juga tercekik sama buruknya. 

Menkominfo Rudiantara menegaskan bahwa pelelangan ini akan berfokus pada peningkatan mutu layanan, bukannya coverage sehingga pihaknya akan mengutamakan kebutuhan operator di kota-kota yang penggunanya 'tercekik' akibat traffic yang terlalu sibuk dan ramai.

"Permasalahannya di kita itu apa. Tadinya yang kita lihat 5 kota, sekarang di 10 kota. Kita perluas di kota-kota mana saja terjadi permasalahan," jelasnya saat ditanyai mengenai proses pelelangan kedua frekuensi.

Lebih lanjut Rudi juga menuturkan visinya bahwa idealnya dalam dua tahun mendatang operator di Indonesia hanya akan tersisa 3-4 operator saja. Meski tidak bisa memaksakan industri, pihaknya terus meminta konsolidasi agar masyarakat dan operator sama-sama diuntungkan.

Rumor mengenai adanya operator baru ke Indonesia sebagaimana dilaporkan Vietnamnet. Operator Viettel bermaksud untuk mengembangkan bisnis di tanah air karena tertarik dengan potensi besarnya. Viettel sendiri telah menggelar jaringan 4G LTE pada 18 April lalu dan mengklaim telah merangkul 95 persen populasi Vietnam. 
Selain Indonesia, Viettel Global telah menjangkau Laos, Kamboja, Timor Timur, Kamerun, Haiti, Peru, dan Tanzania. Perusahaan juga berniat menjangkau Indonesia, Myanmar dan Nigeria dalam tahun-tahun ke depan.

Selain itu, Rudiantara juga kembali menegaskan bahwa pelelangan tidak akan dibuka untuk operator baru. Namun, jika ada operator asing yang berminat untuk berinvestasi maka pemerintah memberikan kesempatan. Ini berkaitan dengan rumor yang mengatakan bahwa salah satu operator Vietnam berniat memasuki Indonesia.

"Kita tidak buka peluang itu (operator baru). Kita ini tidak akan selesai-selesai membangun industri dengan ekosistem yang sustainable dan efisien karena skala ekonominya tidak ada," demikian tanggapan Rudi.

Kendati kini ada 10 kota yang tercekik, Rudiantara memastikan bahwa kedua spektrum akan tetap dilelang pada waktu yang bersamaan. Peraturan Menteri mengenai prosedur akan dikeluarkan pada akhir Mei 2017, yang sudah mundur beberapa kali sejak awal tahun.

"Kita akan lihat operator mana saja yang punya permasalahan karena kan kita juga harus transparan kepada masyarakat bahwa, eh operator ini di kota ini conges (padat), lho. Masyarakat harus tahu. Nah untuk menyelesaikannya, nanti kita tambahkan frekuensi sehingga layanannya membaik gitu," ujar pria yang kerap disapa Chief RA.

Menkominfo Pastikan Permen Lelang Frekuensi Ditandatangani Akhir Mei | profil pt. rifan financindo surabaya


Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara memastikan Peraturan Menteri terkait lelang frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz akan ditandatangani akhir Mei ini.

Ia pun memastikan proses lelang 2,1 GHz dan 2,3 GHz akan dilaksanakan berbarengan. Pria yang kerap disapa Chief RA menjanjikan pekan depan dia akan memaparkan gambaranya, terutama soal permasalahan lelang.

"Bulan ini Insya Allah saya tanda tangan peraturan menterinya," kata Rudiantara saat ditemui usai acara penandatanganan kerjasama Go-Jek dengan Bank BNI Syariah, BTN dan Permata Bank Syariah dalam program Swadaya di Jakarta, Selasa (9/5/2013).

Menkominfo juga menegaskan lelang frekuensi ini tidak akan membuka kesempatan lahirnya operator baru. Sebab pemerintah mendorong konsolidasi bukan untuk membuat operator baru. 

"Kalo operator baru, sekarang frekuensinya baru, itu 4-5 tahun baru ada dia. Kita justru ingin meningkatkan skala ekonomi dengan konsolidasi. Kalau misalkan terjadi konsolidasi, skala ekonomi meningkat kan lebih efisien, unit cost-nya turun. Nah kalo unit costnya turun, efisiensi ini yang saya ingin di-fast through kepada masyarakat," jelas pria berkacamata itu.

"Bukan frekuensinya mau dilelang bareng atau tidak. Permasalahannya di kita itu apa. Tadinya yang kita lihat 5 kota, sekarang di 10 kota. Kita perluas di kota-kota mana saja terjadi congestion," jelasnya. 

"Kita akan lihat operator mana saja yang punya permasalahan karena kan kita juga harus transparan kepada masyarakat bahwa, eh operator ini di kota ini conges lho. Masyarakat harus tahu. Nah untuk menyelesaikannya, nanti kita tambahkan frekuensi sehingga layanannya membaik gitu.," tambah Chief RA.

"Ini kalau menurut saya nih, feeling-feelingan aja, belum ada itung2an ilmiahnya. Saya itu idealnya 2019 itu (operator) tinggal tiga maksimal empat lah. Ya bagaimana menjadi tiga atau empat ya terserah industri ini kan bisnis. Tapi saya akan dorong yang namanya konsolidasi. Karena kalau itu terjadi yang diuntungkan itu semua, ya operator, masyarakat iya," pungkas Rudiantara.

Terkait isu operator telekomunikasi Vietnam ingin masuk Indonesia, Menkominfo tidak mempermasalahkannya. Tapi mereka tidak bisa menjadi operator baru, harus bergabung dengan operator yang sudah ada.

"Kita ngga buka peluang itu (operator baru). Karena nggak akan selesai-selesai membangun industri dengan ekosistem yang sustainable dan efisien karena skala ekonominya nggak ada," ungkapnya.