Penyumbang inflasi beberapa bulan terakhir adalah cabai rawit | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Pekanbaru
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Teguh Pramono menyatakan, sepanjang empat tahun terakhir, inflasi di Jatim pada Januari 2017 tertinggi. Berdasar kelompok pengeluaran, inflasi tertinggi dari transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 4,04 persen.
Di Jawa Timur (Jatim), inflasi Januari juga tercatat cukup tinggi, yakni 1,52 persen. Komponen utama yang menyumbang inflasi adalah biaya administrasi STNK. Komoditas yang menyumbang inflasi adalah cabai rawit.
”Pada saat bersamaan, pemerintah menaikkan tarif listrik pada Desember 2016. Dampaknya terasa bagi pelanggan setelah bayar pada Januari 2017,” katanya. Kemudian, bagi pelanggan kategori 900 VA yang selama ini mendapatkan subsidi pemerintah, sejak Januari 2017 subsidi untuk rumah tangga mampu dicabut secara bertahap.
Dalam kelompok tersebut, kontribusi biaya perpanjangan STNK bisa mencapai 0,45 persen. Kelompok lain yang menyumbang inflasi, antara lain, bahan makanan 1,40 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 1,20 persen.
Berdasar komponen inflasi, sumbangan dari yang diatur pemerintah mencapai 0,77 persen. Lalu, komponen inti inflasi menyumbang 0,49 persen dan komponen barang-barang bergejolak 0,26 persen. ”Komoditas yang diatur pemerintah seperti biaya perpanjangan STNK, tarif listrik, dan harga BBM,” terang Teguh.
Komoditas yang senantiasa menyumbang inflasi beberapa bulan terakhir adalah cabai rawit. Menurut dia, kalau tidak ada upaya pengendalian harga, harga cabai rawit pada Februari makin tinggi. Meski demikian, pihaknya mengapresiasi langkah Bulog untuk mengendalikan harga melalui operasi pasar.
Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada Januari, antara lain, bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, angkutan udara, serta tarif kereta api.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jatim Satriyo Wibowo menjelaskan, kenaikan harga cabai pada Januari disebabkan curah hujan yang tinggi. Banyak tanaman cabai yang rusak. Pada Februari, diperkirakan beberapa wilayah mulai memasuki panen, khususnya tanaman cabai di ladang. ”Tanaman cabai di sawah baru mulai tanam,” jelasnya.
Inflasi di Jateng Capai 1,16%, Lebih Tinggi dari Nasional | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Pekanbaru
Kenaikan biaya pengurusan STNK dan BPKP menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi pada Januari 2017. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, mencatat inflasi pada Januari mencapai 1,16%, lebih tinggi dari inflasi nasional 0,97%.
Dia mengungkapkan, pemicu inflasi adalah biaya perpanjangan STNK, tarif pulsa ponsel, tarif listrik, cabai rawit dan bensin. Berdasarkan hal tersebut, dominasi pemicu dipengaruhi dari kebijakan pemerintah. "Kebijakan pemerintah mendorong adanya inflasi cukup tinggi di awal tahun, kecuali tarif ponsel karena provider memiliki kebijakan tersendiri," terangnya.
"Inflasi ini lebih tinggi dibandingkan bulan Desember 2016 dengan inflasi sebesar 0,21 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 124,71," ujar Kepala BPS Jawa Tengah, Margo Yuwono, Rabu (1/2/2017).
Menurutnya, biaya perpanjangan STNK menyumbang inflasi hingga 0,3359 %, dan tarif listrik mendorong inflasi sebesar 0,1786%. "Jika subsidi dicabut, otomatis rumah tangga membayar per KwH sehingga biaya lebih tinggi dibandingkan tanpa subsidi. Subsidi ada sebagian biaya yang ditanggung pemerintah, sama halnya bensin juga. Dulu dibantu pemerintah, sekarang tidak sehingga memberi andil cukup besar terhadap inflasi," katanya.
Menurutnya, laju inflasi tahun kalender Januari 2017 sebesar 1,16% lebih tinggi dibandingkan inflasi tahun kalender Januari 2016 sebesar 0,48%. Sedangkan, laju inflasi year on year Januari 2017 sebesar 3,06 lebih rendah dibandingkan laju inflasi year on year Januari 2016 sebesar 3,58%.
Dia menjelaskan, cabai rawit masih mempengaruhi inflasi tapi tidak begitu tinggi. Harga masih relatif tinggi dari bulan ke bulan menyangkut suplai dan distribusi. "Persoalan cabai masih terkait dengan cuaca yang mempengaruhi hasil panen," terangnya.
Dari enam ibukota provinsi di Pulau Jawa, semua kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Surabaya sebesar 1,76%, Yogyakarta 1,24%, Semarang 1,11%, DKI Jakarta sebesar 0,99% dan inflasi terendah di Bandung sebesar 0,49%. Adapun, lanjut dia, komoditas yang memberikan sumbangan terbesar terjadi deflasi adalah bawang merah, telur ayam ras, cabai merah, semen dan tomat sayur.
Kabid Statistik Produksi BPS, Totok Tavirijanto, melanjutkan, inflasi di provinsi ini terjadi di Kota Cilacap sebesar 1,6%, Kudus 1,36%, Surakarta 1,16%, Kota Semarang 1,11% dan Purwokerto 1,05%.
Ternyata bukan cabai penyumbang inflasi terbesar di Jateng | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Pekanbaru
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah menyatakan sumbangan komoditas cabai terhadap inflasi di Jateng pada Januari 2017 tidak terlalu besar.
Menurut dia, justru sumbangan tertinggi berasal dari biaya administrasi perpanjangan STNK yang mencapai 0,3359 persen, disusul oleh tarif pulsa listrik 0,1786 persen.
"Dari data kami, sumbangan komoditas cabai terhadap inflasi hanya 0,1312 persen," kata Kepala BPS Jawa Tengah Margo Yuwono di Semarang, kemarin seperti dikutip Antara.
Dari sumbangan tersebut, menurut Margo, akibatnya adalah inflasi Jawa Tengah pada Januari 2017 mencapai 1,16 persen atau lebih tinggi dibandingkan dengan angka inflasi nasional yang 0,97 persen.
Untuk komoditas cabai yang dari awal diprediksi oleh sejumlah pihak memberikan dampak cukup besar terhadap inflasi, menurut dia, justru tidak terbukti.
Dia mengatakan inflasi tersebut tidak dapat dihindari mengingat sebagian dari sejumlah komoditas penyumbang inflasi terbesar berasal dari "administered price" atau tarif yang ditentukan oleh pemerintah.
Bahkan, inflasi Jawa Tengah pada Januari tersebut juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi Desember yaitu 0,56 persen dan inflasi Januari 2016 yang 0,58 persen.
Meski demikian, Margo berharap kenaikan komoditas itu tetap diperhatikan sebelum berdampak negatif terhadap inflasi ke depan.
"Pada dasarnya komoditas cabai ini memberikan dampak terhadap inflasi di hampir seluruh daerah di Indonesia. Kondisi ini terjadi karena suplai yang tidak cukup akibat hujan. Distribusi juga barangkali menjadi persoalan di Jawa Tengah," katanya.