Terbaru

Pemerintah Incar 83 Persen Investasi dari Energi dan Mineral

BKPM mencatatkan realisasi penanaman modal sebesar Rp612,8 triliun pada tahun lalu | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya

Kepala BKPM Thomas Lembong yakin bahwa hal itu akan tercapai setelah melihat rata-rata pertumbuhan realisasi investasi sektor ESDM yang mencapai 17,9 persen antara tahun 2012 hingga 2016. 

Di dalam periode tersebut, realisasi investasi sektor ESDM bahkan mengambil angka Rp490 triliun, atau 21 persen dari total realisasi investasi sebesar Rp2.333 triliun di periode yang sama.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan realisasi investasi di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) senilai Rp568 triliun pada tahun ini. Angka ini mengambil angka 83,67 persen dari target investasi tahun ini sebesar Rp678,8 triliun.

Lebih lanjut ia mengatakan, realisasi ini bisa tercapai setelah banyaknya komitmen investasi di sektor ESDM sepanjang tahun 2016. Menurut data BKPM, komitmen investasi sektor ESDM hingga 2016 tercatat Rp502 triliun yang terdiri dari sektor migas sebesar Rp276 triliun, ketenagalistrikan dan panas bumi sebesar Rp151 triliun, dan mineral dan batubara sebesar Rp91 triliun.

"Apalagi kami melihat sektor ESDM ini selalu menempati peringkat teratas 100 proyek yang memiliki nilai kontribusi terbesar, baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA)," terangnya.

Dalam jangka beberapa tahun ke depan, ia pun berharap sektor ini masih bisa menopang realisasi investasi setidaknya sebesar 20 persen. "Satu fakta yang penting, 20 hingga 50 persen investasi ada di sektor ESDM pada tahun ini dan tahun depan seperti migas, listrik, dan smelter," jelas Thomas di Gedung BKPM, Senin (30/1).

Menurutnya, realisasi investasi di sektor ESDM ini sangat penting demi mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini, mengingat porsinya yang cukup signifikan. Pasalnya, investasi riil bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.

Meski demikian, pertumbuhan investasi tahun lalu tak sebesar tahun sebelumnya. Pada tahun 2015, realisasi investasi tercatat sebesar Rp545,4 atau bertumbuh 17,77 persen dari tahun 2014 sebesar Rp463,1 triliun. 

Thomas beralasan, saat ini Indonesia masih belum bisa berharap banyak dari konsumsi masyarakat dan ekspor untuk mendorong kenaikan Produk Domestik Bruto (PDB). "Ekspor sudah mentok dan konsumsi sudah over, kalau kami digenjot sehingga satu-satunya adalah investasi," jelasnya.

Sebagai informasi, BKPM mencatatkan realisasi penanaman modal sebesar Rp612,8 triliun pada tahun lalu, atau meningkat 12,3 persen dibanding posisi tahun lalu sebesar Rp545,4 triliun.

Lembong Sebut Sektor Energi Jadi Motor Investasi di Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya

Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal BKPM Lestari Indah menambahkan, penjelasan dari konsep Hadir, Serahkan, Tunggu, dan Terima. Hadir adalah pimpinan perusahaan yang akan memanfaatkan layanan ESDM3J wajib hadir langsung di PTSP PUSAT, dan kemudian Serahkan menyerahkan semua persyaratan sesuaikan dengan permohonan yang diajukan (persyaratan permohonan diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2016).

"Selanjutnya, Tunggu menunggu di area lounge prioritas yang telah disiapkan, selama proses penyusunan produk perizinan sesuai yang dimohonkan. Terakhir Terima menerima produk yang dimohonkan dalam jangka waktu paling lama 3 jam," pungkasnya. 

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengatakan, kontribusi sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sangat penting untuk menjadi motor dalam mendukung pencapaian target realisasi investasi tahun ini sebesar Rp678,8 triliun. 

Realisasi investasi di sektor ESDM disumbang dari sektor ketenagalistrikan sebesar Rp229,4 triliun, pertambangan batu bara Rp71,4 triliun, pertambangan logam mulia Rp67,4 triliun, pertambangan logam Lainnya selain besi Rp38,8 triliun, jasa pertambangan migas Rp21,3 triliun, dan sektor ESDM lainnya Rp61,7 triliun.

Dalam lima tahun terakhir, komposisi investasi dari sektor ESDM berkisar di level 21% dari total investasi yang masuk ke Indonesi. Dari data investasi sektor ESDM yang ada di BKPM tahun 2012-2016 di luar kegiatan hulu migas mencapai angka Rp490 triliun atau 21% dari total realisasi investasi yang masuk. 

Lembong mengemukakan, layanan investasi 3 jam sektor ESDM di PTSP PUSAT BKPM akan dilaksanakan dengan mekanisme Hadir, Serahkan, Tunggu, dan Terima. Jumlah perizinan yang dapat diproses sebanyak sembilan jenis izin, terdiri atas satu jenis izin kegiatan listrik dan delapan jenis kegiatan migas.

Selain itu, izin usaha sementara pengolahan hasil olahan, izin usaha sementara pengolahan gas bumi, izin usaha sementara niaga umum minyak bumi/BBM, dan izin usaha sementara niaga umum hasil olahan.

Jenis perizinan yang dilayani adalah izin usaha penyediaan tenaga listrik sementara, izin usaha sementara penyimpanan minyak bumi/BBM/LPG, izin usaha sementara penyimpanan hasil olahan/CNG, izin usaha sementara penyimpanan LNG, izin usaha sementara pengolahan minyak bumi.

BKPM Prediksi Kontribusi Investasi Sektor ESDM Hingga 50% | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong memprediksi kontribusi investasi di sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) mencapai 20 persen hingga 50 persen pada tahun-tahun mendatang

Meski pencapaiannya masih tergantung dari tingkat kesuksesan investasinya, Tom menyebut pencapaian tersebut terlihat dari tingginya investasi sektor ESDM yang masuk sepanjang 2016 lalu.

"Pada 2017, 2018 dan seterusnya, mungkin antara 20 persen hingga 50 persen total investasi ada di tangan Kementerian ESDM, yaitu sektor migas, listrik dan smelter," kata Tom, sapaan akrab Thomas dalam peluncuran layanan investasi 3 jam khusus sektor ESDM di Jakarta, Senin (30/1).

"Beberapa hari lalu kedeputian pengendalian dan pelaksanaan penanaman modal menyampaikan 'Top 100' penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA). Saya cukup kaget, semua isinya listrik dan smelter. Ternyata cukup besar porsi nyawa investasi nasional di sektor Kementerian ESDM," ujarnya.

Data investasi sektor ESDM di BKPM tahun 2012-2016 (di luar kegiatan hulu migas) adalah Rp 490 triliun atau 21 persen dari total realisasi investasi yang masuk. Realisasi investasi di sektor ESDM disumbang sektor ketenagalistrikan (Rp 229,4 triliun), sektor pertambangan batu bara (Rp 71,4 triliun), sektor pertambangan logam mulia (Rp 67,4 triliun), pertambangan logam lainnya selain besi (Rp 38,8 triliun), jasa pertambangan migas (Rp 21,3 triliun), dan sektor ESDM lainnya (Rp 61,7 triliun).

Sementara itu, pada tahun anggaran 2016, realisasi investasi di sektor ESDM mencapai Rp 347,8 triliun atau setara dengan US$ 26,76 miliar. Sedangkan target investasi sektor ESDM tahun 2017 sekitar US$ 43 miliar dengan nilai terbesar dari sektor migas sekitar US$ 22 miliar.

Dalam capaian realisasi investasi sepanjang 2016, sektor listrik, gas dan air yang juga masuk sektor ESDM menempati posisi keempat dari lima realisasi investasi PMDN teratas. Adapun untuk PMA, realisasi investasi smelter di posisi teratas. Sedangkan realisasi investasi pertambangan berada di posisi ke empat teratas.

"Kontribusi sektor ESDM menjadi penting untuk mendukung pencapaian target realisasi investasi tahun ini yang dipatok Rp 678,8 triliun. Dalam lima tahun terakhir, komposisi investasi dari sektor ESDM berkisar di level 21 persen dari total investasi yang masuk ke Indonesia," katanya.