Terbaru

Tahun Depan, The Fed Bisa Naikkan Suku Bunga Acuan hingga Tiga Kali

The Fed memproyeksikan tingkat pengangguran turun ke 4,5 persen tahun depan | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya


The Fed pun melempar sinyal kenaikan suku bunga yang lebih cepat pada tahun 2017. Kenaikan Fed Fund Rate kini mencapai kisaran 0,50 sampai 0,75 persen.

Bank sentral AS Federal Reserve telah menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin pada Rabu (14/12/2016) waktu setempat.

Gubernur The Fed Janet Yellen menyatakan bahwa hal itu sebagai penyesuaian yang cukup, didukung oleh serapan tenaga kerja yang tinggi dan bukti inflasi bergerak cepat.

Sebagai dampak atas perubahan pandangan sebagai antisipasi kebijakan presiden terpilih AS Donald Trump, The Fed membidik tiga kali kenaikan suku bunga pada 2017 mendatang. Sebelumnya pada bulan September lalu, The Fed memandang dua kali kenaikan cukup dilakukan pada tahun 2017.

"Pernyataan kebijakan The Fed tidak menyebutkan stimulus fiskal, namun agresivitas mereka mengindikasikan ada sedikit lebih banyak kepercayaan diri bahwa mreka bisa menaikkan (suku bunga) tiga kali tahun depan," kata Aaron Kohli, interest rate strategist pada BMO Capital Markets.

Mengutip Reuters, Kamis (15/12/2016), proyeksi tiga kali kenaikan suku bunga acuan AS akan diikuti pula oleh tiga kali kenaikan pada tahu 2018 dan 2019 sebelum akhirnya suku bunga bisa mencapai kisaran 3 persen yang dianggap normal. Perkiraan tersebut lebih tinggi dibandingkan proyeksi tiga bulan lalu.

The Fed memproyeksikan tingkat pengangguran turun ke 4,5 persen tahun depan dan tetap berada pada level tersebut. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi AS diprediksi mencapai 2,1 persen pada tahun 2017. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya, yakni 2 persen.

Bank sentral menyatakan pula bahwa kenaikan suku bunga akan dilakukan secara gradual untuk menjaga kebijakan tetap longgar dan mendukung perbaikan lanjutan pada pasar tenaga kerja.

Kenaikan suku bunga kali ini juga merupakan yang kedua kalinya sejak krisis finansial melanda AS, di mana kala itu The Fed memangkas suku bunga hingga hampir nol persen dan menerbitkan berbagai instrumen untuk menstabilkan ekonomi.

Kenaikan suku bunga pada bulan ini merupakan yang pertama sejak Desember 2015 lalu.

Korea Selatan Pertahankan Suku Bunga di Rekor Terendah | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya


Gubernur BoK Lee Ju-yeol dan enam anggota dewan kebijakan lainnya memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan, "seven-day repurchase rate", di tingkat terendah selama ini 1,25%.

Bank Sentral Korea Selatan, Bank of Korea (BoK), Kamis, mempertahankan suku bunga utamanya tak berubah pada rekor terendah untuk melihat dampak dari kenaikan suku bunga pertama Federal Reserve AS.

Menurut survei Asosiasi Investasi Keuangan Korea (KFIA) dari 200 ahli pendapatan tetap (fixed-income) yang dirilis sebelum pertemuan pengaturan suku bunga, 98% memperkirakan suku bunga akan tetap bulan ini.

Kenaikan suku bunga The Fed hanya dua kali sejak krisis keuangan global 2008 menyebabkan suku bunga acuannya mendekati nol, tetapi bank sentral AS mengindikasikan tiga kenaikan suku bunga pada 2017, naik dari dua kenaikan suku bunga dalam perkirakan tiga bulan sebelumnya.

Itu sejalan dengan ekspektasi pasar, karena para pakar memperkirakan suku bunga akan dipertahankan tidak berubah di tengah sinyal bervariasi yang dihadapi perekonomian nomor empat Asia itu. BoK menahan diri dari mengubah biaya pinjaman selama enam bulan berturut-turut.

BoK mempertahankan suku bunga acuannya beberapa jam setelah Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat persentase poin ke kisaran 0,5% hingga 0,75%, kenaikan pertama sejak Desember lalu.

Tekanan berat diperkirakan diletakkan pada BoK untuk mengakhiri kebijakan suku bunga rendah yang berkepanjangan, karena kekhawatiran bahwa kesenjangan antara suku bunga Korea Selatan dan Amerika Serikat dapat menyebabkan eksodus modal asing.

BoK telah menurunkan patokan biaya pinjaman dari 2,50% pada Juli 2014 menjadi saat ini 1,25% pada Juni tahun ini, meningkatkan kekhawatiran tentang pembentukan gelembung (bubble) di pasar real estat.

Perekonomian Korea Selatan jatuh ke dalam krisis valuta asing yang menghancurkan pada akhir 1997, ketika dana-dana asing mengalir deras keluar dari negara itu.

The Fed Akhirnya Naikkan Suku Bunga Acuan 0,25% | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya


Seperti dikutip dari BBC, Kamis (15/12/2016), The Fed memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan naik secara bertahap dalam jangka pendek. Ketua The Fed Janet Yellen mengatakan, prospek ekonomi sangat tidak pasti dan kenaikan itu hanya sebagai pergeseran sederhana.

Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) akhirnya memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 0,25% ke rentang 0,5%-0,75%. Hal ini lantaran pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dan meningkatnya lapangan kerja.

Yellen menuturkan, hal itu sebagai salah satu spekulasi tentang strategi ekonomi Trump tanpa rincian lebih lanjut. Namun, dia menambahkan bahwa beberapa anggota Federal Open Markets Committee (FOMC) telah menetapkan suku bunga telah diperhitungkan dalam perkiraan.

Presiden AS Donald Trump berjanji lan membuat kebijakan untuk mendorong pertumbuhan melalui pemotongan pajak, pengeluaran dan deregulasi.

Meskipun inflasi masih di bawah target The Fed 2%, mereka mengharapkan akan terjadi kenaikan harga secara bertahap dalam jangka menengah. "Komite memperkirakan bahwa kondisi ekonomi akan berkembang bertahap," ujarnya.

"Kami beroperasi di bawah ketidakpastian. Semua peserta FOMC mengakui bahwa ada ketidakpastian besar tentang bagaimana kebijakan ekonomi dapat berubah dan apa efeknya terhadap perekonomian," kata dia dalam konferensi pers.

Selain itu, The Fed juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi untuk tiga tahun ke depan. Ini menunjukkan bahwa tingkat dana federal akan naik menjadi 1,4% tahun depan, 2,1% pada 2018, dan 2,9% di 2019.

Dan inflasi akan meningkat menjadi 1,9% tahun depan dan naik di tingkat itu selama dua tahun ke depan. USD sendiri naik 0,5% terhadap euro menjadi 0,9455, dan 0,9% lebih tinggi terhadap yen di level 116,17. 

Pertumbuhan PDB akan meningkat menjadi 2,1% tahun depan. Pihaknya juga memperkirakan tingkat pengangguran akan jatuh 4,5% selama periode 2017-2019.