Terbaru

Pencapaian Pajak RI Baik, Panglima TNI: Negara Lain Iri

Kondisi Indonesia terbilang cukup baik di tengah kondisi perekonomian global yang kritis | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung


"Jadi saya diminta oleh Dirjen Pajak untuk menyampaikan wawasan kebangsaan agar bangsa ini bisa, Ditjen Pajak ini bisa meningkatkan kemampuannya untuk meningkatkan pendapatan pajak karena kondisinya sulit," ungkap Gatot di lokasi, Senin (7/11/2016).

"Yang saya katakan tadi, tahun 2015 pertumbuhan ekonomi kita ini rata-rata 4,7%. Tapi World Bank menyampaikan kita ini 8 besar terbaik di atas Inggris dan Prancis," kata Gatot.

Panglima TNI Gatot Nurmantyo mendatangi Kantor Pusat Direktorat Jendral Pajak (DJP), di Jalan Gatot Soebroto, Jakarta Selatan. Gatot memang diminta secara langsung oleh Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi untuk menghadiri Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Pajak ke-10.

Dia mengatakan, kondisi perekonomian Indonesia masih terbilang cukup baik di tengah kondisi perekonomian global yang kritis. Itu lantaran, kata Gatot, pada tahun 2015, World Bank (WB) menyampaikan bahwa Indonesia termasuk ke dalam peringkat 8 besar pertumbuhan ekonomi yang baik.

Kelebihan Indonesia tersebut, kata Gatot, dapat menimbulkan ancaman dari luar, yang memperebutkan sumber daya dan energi yang dimiliki oleh Indonesia.

"Kondisi seperti ini, saya menyampaikan bahwa inilah yang menyebabkan negara-negara yang lainnya iri terhadap Indonesia. Indonesia punya sumber alam, untuk makanan, energi berlimpah," sambungnya.

"Presiden Jokowi pada saat disumpah di Senayan dalam pidatonya mengatakan, (Indonesia) kaya akan sumber daya alam (dapat) menjadi petaka. Dan sekarang Indonesia diperebutkan dari berbagai lini, tapi yang dirongrong, kondisi dalam negerinya, ke-bhinekatunggalika-an kitalah yang digoyang-goyang," ujar Gatot.

"Ini yang bisa saya sampaikan sehingga diharapkan seluruh kepala kantor, eselon 2, 3, bisa mengetahui benar bangsa ini memang terancam, karena semua butuh bangsa ini. Kemudian tahu situasinya, tau bagaimana menyikapinya, dan bisa lebih bekerja keras lagi," tutupnya. 

Untuk itu, dirinya datang dalam Rapimnas Pajak untuk dapat membantu mencari jalan untuk dapat menyikapi kondisi keadaan Indonesia.

Negara Lain Takut Ekonomi Indonesia Kuat Berkat Tax Amnesty | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung


Direktur Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Ken Dwijugiasteadi mengaku negara-negara lain iri terhadap Indonesia, karena program pengampunan pajak mendorong pertumbuhan ekonomi.

Ken memaparkan berkat program pengampunan pajak, banyak harta dan aset pengusaha nasional kembali ke Indonesia.

"Bisa dibayangkan dengan adanya program pengampunan pajak, dollar Singapura turun, dollar AS turun," ungkap Ken.

 Sejak program pengampunan pajak (tax amnesty) digulirkan pemerintah, Indonesia menjadi daya tarik perhatian negara-negara berkembang lainnya

"Negara-negara lain iri," ujar Ken di kantor Ditjen Pajak, Senin (7/11/2016).

Hal itu pun berdampak terhadap pelemahan mata uang Dollar Singapura dan Amerika Serikat (AS).

"Semua turun, bilangnya Indonesia kurang ajar, ekonominya bagus kita, kita kuat, takut," papar Ken Dwijugiasteadi.

Ken menambahkan program pengampunan pajak juga menambah basis pajak di dalam negeri. Bertambahnya penerimaan dan Wajib Pajak, membuat negara lain menjadi takut.

Kekayaan RI jadi rebutan, bos Pajak gandeng TNI untuk pengamanan | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung

Direktur Jenderal Pajak, Ken Dwijugiasteadi meminta kepada Panglima TNI untuk memberi arahan kepada seluruh pegawai pajak di Indonesia agar target penerimaan negara dari perpajakan bisa tercapai. Sebab, tidak semua fungsi bisa dilakukan oleh Ditjen Pajak dalam mengawal penerimaan negara, salah satunya fungsi militer.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjelaskan, meski pertumbuhan ekonomi nasional pada tahun 2015 mencapai 4,7 persen, namun kondisi ekonomi global yang masih krisis membuat Indonesia tetap harus waspada.

"Kami meminta dukungan dan penguatan tentang pengawasan. Sebab, Ditjen Pajak itu fungsinya non military defence untuk mencari penerimaan negara guna menggerakkan ekonomi," kata Ken di kantornya, Senin (7/11).

Menurutnya, saat ini negara-negara di dunia tengah iri atas keberhasilan Indonesia dalam menjaga perekonomian dan mengatur strategi di tengah gejolak ekonomi global. Hal ini bisa menjadi ancaman tersendiri bagi pemerintah.

Untuk itu, dia meminta kepada seluruh pejabat di Ditjen Pajak untuk tetap menjaga kestabilan ekonomi negara. "Tahu situasinya, tahu bagaimana menyikapinya, dan bisa lebih bekerja keras lagi. Karena urat nadi kehidupan bangsa ini 72 persen di tangan pajak sehingga bisa membangun lebih baik lagi," imbuhnya.

"Indonesia punya sumber alam, untuk makanan, energi berlimpah. Kemudian energi itu bisa diolah dan saat indonesia menjadi negara yang menjadi kepercayaan konsumen nomor 3 di dunia. Kelebihan ini lah yang menjadi ancaman. Dan sekarang Indonesia diperebutkan dari berbagai lini," jelas Gatot.