Terbaru

IHSG jelang Akhir Pekan Bergerak Bervariasi

IHSG dibuka di jalur merah | PT Rifan Financindo Cabang Pekanbaru

PT Rifan Financindo Cabang Pekanbaru


IHSG dibuka di jalur merah, turun ke level 5.338,69 dari level penutupan Kamis (13/10/2016) di 5.340,4 pada pukul 09.00 WIB. Tak berapa lama, IHSG naik ke level tertinggi di 5.351,64.

Sektor perkebunan, properti dan industri dasar dibuka melemah. Sementara tujuh sektor lain dibuka naik. Dengan demikian, mendorong kenaikan indeks ke jalur hijau.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak bervariasi jelang jeda perdagangan akhir pekan, Jumat (14/10/2016).

Pada 09.16 WIB, IHSG berada di level 5.346,74 atau naik 6,34 poin atau naik 0,12 persen.

Tekanan aksi lepas portofolio oleh investor asing bisa saja menyeret indeks kembali ke jalur merah. Di data RTI, terpantau net foreign sell di semua papan perdagangan Rp 3,4 miliar. Sedangkan di pasar reguler tercatat net foreign sell sebesar Rp 23,9 miliar.

Data RTI menunjukan sebanyak 116 saham dibuka naik, 54 saham dibuka turun dan 64 saham dibuka tetap.

Saham pendorong bursa yakni PGAS, ITMG, SILO, ROTI. Sedangkan saham penberat bursa yakni MMLP, WSKT, dan CPIN.

Akhir pekan, IHSG mampu bangkit disokong 7 sektor | PT Rifan Financindo Cabang Pekanbaru

PT Rifan Financindo Cabang Pekanbaru


Ada 111 saham yang melaju. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 50 saham dan 63 saham lainnya diam di tempat.

Sementara itu, tujuh sektor kompak menghijau. Tiga sektor dengan kenaikan terbesar di antaranya: sektor pertambangan naik 0,6%, sektor industri lain-lain naik 0,35%, dan sektor infrastruktur naik 0,27%.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melaju di zona positif pada transaksi perdagangan akhir pekan ini (14/10). Mengutip data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks tercatat naik 0,16% menjadi 5.348,05. Kendati demikian, indeks sempat terpeleset ke zona merah di awal transaksi.

Volume transaksi perdagangan pagi ini melibatkan 351,731 juta saham dengan nilai transaksi Rp 349,337 miliar.

Pagi ini, investor asing masih terlihat melakukan aksi jual saham-saham Indonesia. Di seluruh market nilai penjualan bersih (net sell) asing mencapai Rp 31,1 miliar. Sedangkan di pasar reguler, investor asing mencatatkan net buy senilai Rp 519,2 miliar.

Adapun posisi top losers indeks LQ 45 ditempati oleh saham-saham: PT Waskita Karya Tbk (WSKT) turun 1,87% menjadi Rp 2.620, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) turun 1,45% menjadi Rp 680, dan PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN) turun 1,35% menjadi Rp 3.660.

Saham-saham indeks LQ 45 yang berada di jajaran top gainers pagi ini antara lain: PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) naik 2,24% menjadi Rp 1.825, PT Elnusa Tbk (ELSA) naik 1,67% menjadi Rp 486, dan PT Siloam International Tbk (SILO) naik 1,64% menjadi Rp 10.875.

Bursa Asia liar

Sedangkan data CNBC menunjukkan, indeks Nikkei 225 Stock Average naik 0,13%. Sedangkan indeks Topix naik 0,14%.

Saham-saham tambang di Australia melorot. Sebut saja saham Rio Tinto yang turun 1,88%, Fortescue turun 1,84%, dan BHP Billiton turun 1,8%.

"Dengan tidak adanya kabar berita terbaru, pasar saham Eropa dan Amerika memimpin dibanding Asia Kamis kemarin. Apalagi dengan data ekpor China yang di bawah ekspektasi sehingga memberikan sentimen negatif kepada market," papar Rodrigo Catril, currency strategist National Australia Bank.

Sedangkan bursa Asia tampak bergerak liar pada transaksi akhir pekan (14/10). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 09.54 waktu Tokyo, indeks MSCI Asia Pacific turun 0,2%.

Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,5% pada awal transaksi perdagangan.

Pasar saham Thailand diprediksi akan dibuka seperti biasa pada hari ini meskipun Raja Bhumibol Adulyadej wafat kemarin.

Pasar Global Kurang Kondusif, IHSG Diperkirakan Melemah | PT Rifan Financindo Cabang Pekanbaru

PT Rifan Financindo Cabang Pekanbaru


Menurut analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto, sentimen pasar akan dipengaruhi kondisi pasar saham eksternal yang kurang kondusif dan respon atas sejumlah isu individual emiten sektoral terutama terkait dengan pencapaian laba di kuartal III 2016.

IHSG pada perdagangan kemarin gagal menguat dan justru cenderung bergerak di teritori negatif. Terutama terkena imbasan sentimen negatif kawasan Asia setelah data ekspor dan impor Cina September lalu mengecewakan pasar. IHSG kemarin koreksi 24,21 poin (0,45 persen) di 5.340,40.

IHSG pada perdagangan kemarin gagal menguat dan justru cenderung bergerak di teritori negatif. Terutama terkena imbasan sentimen negatif kawasan Asia setelah data ekspor dan impor Cina September lalu mengecewakan pasar. IHSG kemarin koreksi 24,21 poin (0,45 persen) di 5.340,40.

"IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5.295 dan resisten di 5.370 cenderung di teritori negatif," kata David Sutyanto dalam pesan tertulisnya Jumat, 14 Oktober 2016.    

Adapun harga minyak mentah tadi malam di Amerika Serikat bergerak fluktuatif namun berhasil menguat 0,74 persen di US$ 50,55 per barel.

Sementara pasar saham global tadi malam turut terdampak sentimen negatif dari data perdagangan Cina, selain sentimen rilis laba emiten perbankan yang keluar yang di bawah ekspektasi. Indeks saham Eurostoxx di Uni Eropa koreksi 1,1 persen di 2.975,04. Di Wall Street indeks DJIA dan S&P masing-masing koreksi 0,25 persen dan 0,31 persen tutup di 18.098,94 dan 2.132,55. Saham sektor keuangan menjadi pemberat indeks Wall Street.

Ekspor Cina  September 2016 turun 10 persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu, jauh di bawah perkiraan yang turun 3,3 persen dan bulan sebelumnya 2,8 persen (yoy). Menurut David, penurunan ekspor Cina ini mencerminkan perekonomian global masih menghadapi tantangan melemahnya permintaan.

"Buruknya data ekspor impor Cina September telah memicu tekanan di saham tambang yang sebelumnya cenderung menguat," ucap David. Selain itu, meningkatnya risiko pasar saham juga dipicu melemahnya rupiah atas dolar Amerika Serikat menyusul semakin kuatnya kemungkinan kenaikan bunga di AS Desember mendatang.

Koreksi terutama dipicu saham tambang, konsumsi, dan aneka industri. Sedangkan penguatan terbatas menyasar saham telekomunikasi dan saham perbankan seperti Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) terutama dipicu respon positif atas rilis laba kuartal tiga.