Terbaru

Alasan Sri Mulyani Sebut Target Pajak 2017 Ambisius

Akan tetap menegakan prinsip kehati-hatian | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo


Ani, sapaan akrab Sri Mulyani menjelaskan, adanya aturan umum untuk selalu meningkatkan basis pajak dan kepatuhan Wajib Pajak dari Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menjadi alasan, mengapa target pajak menjadi ambisius.

Penerimaan pajak tersebut, jauh lebih tinggi daripada realisasi setoran pajak dalam dua tahun terakhir. Di mana pada rentang tahun 2014-2015, pertumbuhan penerimaan pajak hanya mencapai 8,2 dan 9,4 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengakui bahwa target penerimaan pajak yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017 sebesar Rp1.271,7 triliun merupakan patokan yang ambisius. Ada beberapa alasan yang mendasari hal itu.

"Target penerimaan pajak tahun depan tumbuh 15 persen dari dua tahun terakhir. Biasanya di bawah lima persen," kata Ani, dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis 27 Oktober 2016.

Secara garis besar, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan, penerimaan perpajakan, yang mencakup penerimaan pajak dan kepabeanan dan bea cukai tumbuh 13,5 persen. Meskipun ambisius, Ani mengaku akan tetap menegakan prinsip kehati-hatian.

"Kami akan lakukan hati-hati, supaya tidak terlihat tidak realistis dan menimbulkan masalah yang dapat mengurangi kredibilitas,"  kata dia..

Faktor dari adanya program kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty, dan kemampuan otoritas pajak dalam melakukan identifikasi sumber pajak baru, menjadi alasan lain ambisiusnya target penerimaan pajak 2017.

"Ini untuk mendapatkan pertumbuhan pajak, terutama dari pajak non migas yang cukup respectable," katanya.

Dua Tahun Ekonomi RI Melemah, Ini Kata Sri Mulyani | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo


Dua tahun belakangan, perekonomian Indonesia mengalami pelemahan. Apa yang jadi penyebab? Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan perlambatan ekonomi nasional terjadi karena tekanan dari luar negeri ke Indonesia, alhasil mempengaruhi kepercayaan diri domestik.

"Dua tahun terakhir itu banyak tekanan dari luar. Kemudian merembes masuk ke dalam dan mempengaruhi confidence kita. Tapi kalau kita lihat perekonomian Indonesia sebetulnya masih dalam relatif baik," kata Ani di Jakarta, Kamis (27/10/2016).

Sejatinya, kata Ani--panggilan akrabnya--perekonomian Indonesia masih dalam status yang relatif baik.

Efek tekanan global tersebut, urainya, adanya perubahan kebijakan di arena global, seperti suku bunga oleh The Fed, gejolak geopolitik, dan Brexit yang mempengaruhi ekonomi negera emerging market termasuk Indonesia. Kemudian akhirnya gejolak tersebut terefleksi pada kurs dua tahun belakangan. 

Jika dilihat lebih cermat, dalam dua tahun terakhir ini, memang di tahun 2014-2015, pelemahan mulai terjadi di berbagai sektor dan itu terefleksi, terutama lebih dramatis jika dilihat secara kuartal per kuartal. Dan tahun 2015 merupakan yang paling lemah.

"Sehingga itu mengurangi daya beli masyarakat dari imported inflation," jelasnya. 

"Terlihat sekali dalam hal ini yang paling lemah itu 2015, ketiga kuartal besarannya 4,7%. Kemudian pemulihan baru terjadi di kuartal IV 2015," kata Ani.

Dengan demikian, bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di atas 5%. "Karena kalau kami biarkan APBN yang sifatnya lebih konsolidatif barangkali efek ke pertumbuhan ekonominya lebih kecil," paparnya. 

Untuk mengobatinya, tahun 2016 ini, pemerintah bertekad mengelola pemulihan ekonomi. Tahap pemulihan yang masih awal ini untuk mengobati situsi yang sakit dari 2014 sampai paruh kedua 2015. Caranya melalui pengelolaan anggaran 2016 yang relatif ekspansif dan akan diteruskan pada 2017.

Naiknya Kemudahan Berusaha Diharapkan Bisa Tarik Investasi Swasta | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo


Sri mengatakan, capaian tersebut menunjukan upaya yang dilakukan pemerintah selama ini dalam menyederhanakan perizinan dalam investasi membuahkan hasil.

Dirinya memandang, naiknya peringkat ini akan berdampak positif dalam menarik investasi swasta untuk melakukan peranan yang lebih besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyambut baik kenaikan peringkat kemudahan berusaha di Indonesia sebesar 15 peringkat berdasarkan laporan Bank Dunia dalam Ease of Doing Business (EoDB).

"Bagus, karena berbagai perizinan dan berbagai reformasi yang dibuat pemerintah," kata Ani di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2016).

"Insya Allah itu akan memberikan confidence dan menarik lebih banyak kepercayaan," harap Ani.

"Kalau berasal dari domestik kita maksimalkan dengan fiskal, dengan pelaku moneter, dengan kebijakan ekonomi lainnya untuk memacu confidence pelaku pasar," jelas dia.

Lebih jauh menurut dia, dengan adanya peran yang lebih besar dari pihak swasta, bisa mengurangi beban pada APBN. Apalagi dengan bigitu dengan ditopang antara fiskal dan non-fiskan akan membuat pertumbuhan lebih seimbang.