Terbaru

Kuartal I 2017, 25 BUMN Menderita Kerugian Rp 3 Triliun

profil pt. rifan financindo berjangka


Perum Bulog jadi salah satu perusahaan dengan kerugian terbesar yakni Rp 903 miliar pada kuartal I 2017 | profil pt. rifan financindo berjangka


Sekretaris Kementerian BUMN Imam A Putro mengatakan angka kerugian lantaran siklus bisnis BUMN tersebut yang mayoritas belum bergeliat. Imam mencontohkan, Bulog yang pada kuartal I kemarin belum mendistribusikan beras. "Memang masih siklusnya saja, kuartal II dan selanjutnya akan membaik," kata Imam (29/4) lalu.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan bahwa sepanjang triwulan I 2017 ada 25 perusahaan plat merah yang mengalami kerugian total Rp 3 triliun. Salah satu BUMN yang menyumbang kerugian terbesar adalah Perum Bulog yang mengalami kerugian Rp 903 miliar.

Namun secara year on year jumlah BUMN yang merugi turun, sebab ada 27 perusahaan yang rugi pada kuartal I 2016. Begitu pula jumlah kerugiannya turun dari Rp 3,2 triliun pada tahun lalu. Pemerintah menargetkan pada akhir tahun ini, hanya Merpati saja BUMN yang mencatat kerugian.

Selain Bulog, Imam juga mengatakan beberapa BUMN lain yang merugi di antaranya adalah PT Kertas Leces, PT Industri Sandang Nusantara (Insan), PT Merpati Nusantara Airlines, hingga PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero). "Rata-rata memang retail yang masih rugi. Makanya kami akan perkuat sinergi mereka dengan BUMN lainnya," kata Imam.

Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana Prasarana Kementerian BUMN Pontas Tambunan mengatakan laba BUMN konstruksi pada kuartal I sebesar Rp 3,2 triliun atau naik dari periode yang sama tahun 2016 yang hanya Rp 2,6 triliun.

Namun untuk keseluruhan kinerja kuartal I, Imam menjelaskan BUMN masih mencatat kinerja yang cukup baik. Sebab secara total, perusahaan plat merah masih membukukan laba sebesar Rp 43 triliun. Sedangkan target laba tahun ini mencapai Rp 197 triliun. Laba ini mayoritas ditopang oleh BUMN jasa keuangan, pergudangan, hingga konstruksi.

"Sedangkan belanja modal dari target Rp 468 triliun sudah Rp 54 triliun pada kuartal I," kata Imam.

DPR: Kerugian BUMN Jangan Digeneralisir | profil pt. rifan financindo berjangka


Sebelumnya, Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro mengungkapkan, sebanyak 26 perusahaan BUMN mengalami kerugian senilai Rp 3,8 triliun pada triwulan pertama 2017.

Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto mengingatkan anggota dewan lainnya agar tidak menggeneralisir berlebihan terkait kerugian yang dialami 26 BUMN.Dia mengatakan, akar permasalahan harus dibedah satu per satu supaya duduk persoalan sebenarnya bisa diketahui.

Bendahara Megawati Institute itu beralasan penyebab kerugian antara BUMN satu dengan lainnya tentu berbeda. Dia mencontohkan Bulog. Menurut dia, penyebabnya karena Bulog selama triwulan 1 tahun ini belum bisa menyalurkan beras keluarga pra sejahtera (rastra) karena regulasi dari kementerian belum keluar.

Dia mengatakan, penyebab kerugian BUMN tidak bisa dipukul rata bahwa pengelolaannya tidak benar. “Ini kan baru triwulan satu. Yang jelas, soal ini saya berbeda sudut pandang dalam melihat kerugian BUMN,” ujar Darmadi, Senin (1/5) saat dihubungi wartawan.

Hal tersebut menyebabkan revenue perusahaan masih sangat kecil sementara biaya-biaya pengadaan beras sudah keluar.”Sehingga menyebabkan kerugian, untuk triwulan 2/2017 posisi sudah bisa kembali meraih laba,” ujarnya. Sedangkan yang lainnya, kata Darmadi, kerugian mungkin diakibatkan terjadinya persoalan salah kelola, dugaan praktik korupsi direksi.

Karenanya, dia mengingatkan jangan terlalu cepat memvonis sebelum melakukan klarifikasi.”Cari tahu akar permasalahannya dan kasih solusi. Kalau direksinya tidak mampu baru diganti direksinya,” kata politikus PDI Perjuangan itu.

Selain itu ada karena faktor penugasan pemerintah, persoalan eksternal atau risiko bisnis, tekanan global serta faktor faktor lain.”Intinya DPR harus memanggil BUMN-BUMN tersebut untuk dikllarifikasi dulu baru bisa tahu penyebabnya. Nah tugas DPR memanggil mereka untuk diklarifiaksi, dicari akar permasalahan kemudian baru DPR ikut serta memberikan saran perbaikan,” paparnya.

26 BUMN Merugi, Darmadi; Komisi VI Harus Cari Akar Masalah | profil pt. rifan financindo berjangka


Sebelumnya, Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro mengungkapkan, sebanyak 26 Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengalami kerugian pada Triwulan pertama 2017 senilai Rp 3,8 triliun.

Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto meminta Komisi VI agar tidak menggeneralisir kerugian yang dialamai oleh 26 BUMN akhir-akhir ini. Penyebab kerugian, tegas dia, harus di bedah satu persatu karena berbeda penyebabnya. 

"Harus dibedah satu demi satu BUMN-nya, Inikan baru Triwulan I. Yang jelas soal ini saya berbeda sudut pandang dalam melihat kerugian BUMN tersebut," ujar Bendahara Megawati Institute itu saat dihubungi di Jakarta, Selasa, (2/5). 

Penyebab kerugian BUMN lainnya juga belum dipastikan. Bisa saja, sambung dia, diakibatkan mismanagement (salah kelola), praktek korupsi oleh direksi, ada yang karena penugasan pemerintah, ada yang karena faktor eksternal atau resiko bisnis,dan ada yang karena faktor tekanan global serta faktor faktor lain.

"Intinya DPR harus memanggil BUMN-BUMN tersebut untuk diklarifikasi dulu penyebabnya. Baru bisa tahu penyebabnya. Nah tugas DPR memanggil mereka untuk diklarifiaksi, dicari akar permasalahan kemudian baru DPR ikut serta memberikan saran perbaikan. Jangan vonis dulu, klarifikasi dulu. Cari tahu akar permasalahannya dan kasih solusi. Kalau direksinya enggak mampu baru diganti direksinya," tegasnya.

Salah satu contohnya adalah Bulog. Selama Triwulan 1/2017, Bulog belum bisa menyalurkan Beras keluarga pra sejahtera (rastra) karena regulasi dari kementerian belum keluar. Alhasil, revenue perusahaan masih sangat kecil sementara biaya-biaya pengadaan beras sudah keluar. 

"Untuk triwulan 2/2017 posisi sudah bisa kembali meraih laba," tambah politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini. 

Saran konstruktif DPR sangat diperlukan untuk ikut bersama-sama memperbaiki kinerja BUMN.