Terbaru

Menhub Targetkan Arus Petikemas di Tanjung Priok Mampu Tembus 12 Juta TEUs

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang

Pelayaran langsung dari Jakarta - Los Angeles dengan kapal raksasa telah dilayani | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang


Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menargetkan arus bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok selama dua tahun mendatang dapat menembus angka 12 juta TEUs.

Pihaknya optimistis target tersebut dapat dicapai dengan baik seiring mulai dilayarinya Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta secara langsung (direct call) ke luar negeri. Salah satu contohnya adalah dengan mulai dilayaninya pelayaran langsung dari Jakarta - Los Angeles dengan kapal raksasa oleh Compagnie Maritime d'Affretement - Compagnie Generali Maritime (CMA - CGM).

"Kita harapkan Tanjung Priok dapat menjadi pelabuhan transhipment besar. Kalau sekarang realisasi arus kontainer di Priok sebesar 6 juta TEUs, kita harapkan dua tahun ke depan bisa menjadi 12 juta TEUs," ujarnya di sela acara penyambutan kapal raksasa CMA-CGM Otello di Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT), akhir pekan lalu.

Menurutnya setidaknya selama dua tahun ke depan angkutan ekspor harus dikonsolidasikan ke Pelabuhan Tanjung Prio, sehingga tercipta efektitiftas dan efisiensi pengiriman kargo ke luar negeri.

Meskipun, pada tahun-tahun berikutnya bisa dilakukan pembagian merata ke sejumlah pelabuhan lain yang memang diharapkan dapat menjadi hub internasional, seperti Pelabuhan Bitung dan Kuala Tanjung.

Pihaknya juga akan mendukung upaya untuk mewujudkan target tersebut dengan menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai kargo konsolidator. "Melalui Kementerian BUMN, saya minta agar PT Pelindo I, II, III, dan IV, melakukan konsolidasi angkutan luar negerinya ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta,” ujarnya.

Konsolidasi kargo itu dimaksudkan untuk memenuhi tingkat keterisian kapal yang selama ini menjadi salah satu penyebab kapal-kapal besar enggan melayari secara langsung ke Indonesia. 

“Dengan tingkat keterisian yang lebih baik, diharapkan kapal-kapal petikemas raksasa lainnya juga mau datang ke Indonesia dan menjadikan Tanjung Priok sebagai transhipment port ke luar negeri,” katanya.

Lebih Menguntungkan jika Kapal Raksasa Layani Direct Call dari Priok-Amerika | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang


Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita mengatakan, akan lebih menguntungkan jika ke depannya kapal yang mampir ke Indonesia bisa direct call langsung ke Amerika Serikat. Pasalnya ini akan membawa dampak yang lebih terasa nantinya.

Kapal raksasa milik perusahaan pelayaran asal Prancis akan rutin setiap minggu bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Banyak kalangan mengatakan ini merupakan angin segar yang akan membawa dampak positif bagi effesiensi cost logistik.

"Menguntungkan kalau direct call karena biaya inventory akan turun karena waktu tempuh lebih cepat dan konsisten sehingga bisa menurunkan biaya freight," ujarnya

Sebelumnya, perusahaan Pelayaran asal Prancis yaitu Compagnie Maritime d’Affretement-Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) telah resmi membuka layanan jasa angkut peti kemas dari Tanjung Priok menuju West Coast (LA & Oakland) Amerika Serikat. Nantinya, akan ada sekitar 17 kapal berkapasitas besar yang melayani rute itu. 

Nantinya, kapal ini akan melayani kegiatan ekspor-impor dengan rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast, Los Angeles, Amerika Serikat. Kapal tersebut juga akan transit di Laem Chabang Thailand dan Cai Mep Vietnam.

Selain itu, Zaldy juga meminta agar kapal yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok bisa lebih konsisten mampir bukan hanya sekali dalam seminggu. Pasalnya jika hanya seminggu, dampaknya kurang terasa baik dari segi harga maupun kecepatan waktu. 

"Kalau cuma seminggu sekali kurang berarti, masih lebih murah dan cepat lewat Singapura," kata Zaldy.

Kapal Raksasa Bersandar di Tanjung Priok, Bukti RI Dipercaya Dunia | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang


Sekretaris Jenderal ALFI, Akbar Djohan mengungkapkan, mulai bersandarnya kapal berukuran besar di pelabuhan Tanah Air sangat bagus untuk meningkatkan daya saing industri pelayaran dan logistik nasional. Terlebih, kapal tersebut akan melayani rute Tanjung Priok - West Coast Amerika Serikat (AS).

"Karena dengan begitu, pelabuhan kita yang baru, Priok New Port tidak sia-sia. Karena itu (Priok New Port) kan dibangun untuk melayani kapal raksasa diatas 10 ribu TEUs," katanya, di Jakarta, Senin (24/4/2017).

Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) memandang, mulai bersandarnya kapal CMA CGM Otello berkapasitas 8.238 TEUs di Pelabuhan Tanjung Priok, menjadi bukti bahwa Indonesia mulai dipercaya dunia. Kapal raksasa tersebut milik perusahaan pelayaran asal Prancis, Compagnie Maritime d'Affretement-COmpagnie Generali Maritime (CMA-CGM).

Tak hanya itu, Akbar menambahkan bahwa biaya operasional juga harus mampu bersaing dengan pelabuhan di Singapura dan Malaysia. Dengan begitu, kapal-kapal raksasa tidak akan kapok dan menghentikan kegiatannya di Priok.

"Terutama Tanjung Pelepas, sehingga pelayaran ini bukan hanya cuma datang sekali dan yang terakhir. Karena nanti image ke pelayaran internasional akan jadi negatif kalau shipping line CMA ini cuma datang sekali dan dia tidak balik lagi," pungkasnya. 

Menurutnya, Indonesia kini telah mendapat kepercayaan dari perusahaan pelayaran internasional (international shippingline). Kepercayaan ini sudah seharusnya dijaga oleh Indonesia dengan memberikan pelayanan yang maksimal.

"Harusnya pemerintah Indonesia bisa memberikan keyakinan kepada industri pelayaran internasional dengan memberikan pelayanan yang maksimal. Artinya kepastian mereka merapat, tidak banyaknya regulasi yang menghambat dan menimbulkan ketidakpastian," tutur dia.