Terbaru

Ini Alasan Kapal Raksasa Pilih Pelabuhan Singapura Ketimbang RI

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Kapal raksasa bersandar di Tanjung Priok | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Seperti diketahui, CMA-CGM telah sepakat menjalin kerjasama dengan Pelindo II dengan membuka layanan baru, yakni dengan nama Java South East Asia Express Services/ Java SEA Express Services/ JAX Services.

Service ini akan melayani rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast (LA & Oakland) Amerika Serikat. Layanan perdana JAX Services dilakukan pada 9 April 2017 dengan kapal CMA-CGM Titus.

Perusahaan pelayaran asal Prancis, Compagnie Maritime d'Affretement-Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM), mulai membuka rute dari Pelabuhan Tanjung Priok dengan kapal kargo raksasa. Kapal raksasa kini rutin sandar di Priok setidaknya sekali dalam seminggu. 

Saat sandar perdana, kapal raksasa CMA-CGM yang bersandar di Tanjung Priok memiliki kapasitas angkut kontainer sebesar 8.500 TEUs, sepekan kemudian kapal kedua yang sandar berkapasitas 8.700 TEUs, dan nanti pada pekan ketiga datang kapal dengan ukuran lebih jumbo 10.000 TEUs

Direktur PT Pelindo II (Persero), Dani Rusli, mengungkapkan bersedianya perusahaan pemilik kapal kargo raksasa dilatarbelakangi 2 kondisi, yakni soal tercukupinya fasilitas di pelabuhan yang disandari, dan kecukupan muatan kontainer yang bongkat muat di pelabuhan yang disinggahinya.

"Faktor pertama, kalau dulu fasilitas di pelabuhannya memang belum cukup. Baik dari dermaganya, crane, dan terutama kedalaman dari dermaganya," katanya kepada detikFinance, Selasa (18/4/2017).

Rata-rata pelabuhan besar di Indonesia memiliki kedalaman 11 meter ke bawah, sehingga maksimum kapal kargo yang masuk maksimum bermuatan 2.600 TEUs. Sementara dermaga di JICT, Tanjung Priok, yang disandari kapal raksasa sudah memiliki kedalaman 14 meter. 

Kedalaman kapal jadi salah satu alasan klasik banyak pelabuhan di Indonesia belum bisa disinggahi kapal-kapal raksasa. Bandingkan dengan Pelabuhan Singapura dengan kedalaman di atas 16 meter sehingga bisa menampung kapal bermuatan hingga 18.000 TEUs. 

Sementara untuk alasan kedua, lanjut Dani, harus ada volume kontainer yang mencukupi agar efisien diangkut dengan kapal berukuran raksasa. 

"Selain fasilitas, kontainernya juga harus terkumpul atau mencukupi. Artinya jumlah kontainernya harus banyak yang bisa diekspor langsung, ini juga di sini ada peran perusahaan pelayaran untuk mengumpulkan pelanggannya. Kalau fasilitas ada tapi kontainer yang mau diangkut sedikit, percuma saja," jelasnya. 

Kini Kapal Raksasa Bersandar Seminggu Sekali di Priok | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Direktur PT Pelindo II (Persero), Dani Rusli, mengungkapkan setidaknya saat ini sudah ada satu perusahaan pelayaran yang armada kapal raksasanya bersandar sepekan sekali ke Priok. Kapal raksasa ketiga yang akan buang sauh di Priok pada 23 April nanti bahkan berukuran lebih besar dari 2 kapal sebelumnya. 

"Yang ketiga ini ukurannya kurang lebih 10.000 TEUs. Lebih besar dari kapal sebelumnya," ungkap Dani

Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, kini bakal rutin disandari kapal kargo raksasa setiap minggunya. Kapal berukuran jumbo pengangkut kontainer pertama datang pada 9 April lalu dengan ukuran 8.500 TEUs, selang sepekan kemudian datang lagi kapal kargo raksasa dengan ukuran lebih besar yakni 8.700 TEUs.

Seperti diketahui, CMA-CGM telah sepakat menjalin kerjasama dengan Pelindo II dengan membuka layanan baru, yakni dengan nama Java South East Asia Express Services/ Java SEA Express Services/ JAX Services.

Service ini akan melayani rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast (LA & Oakland) Amerika Serikat. Layanan perdana JAX Services dilakukan pada 9 April 2017 dengan kapal CMA-CGM Titus

Dani berujar, kapal raksasa ketiga itu masih dimiliki perusahaan yang sama yakni Compagnie Maritime d'Affretement-Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) asal Prancis. 

"Jadi masih perusahaan yang sama, CMA-CGM itu ibaratnya seperti nama perusahaan otobusnya, nah busnya ini ada banyak, nama kapalnya banyak, tapi perusahaannya sama, datang ke Priok seminggu sekali," jelas Dani. 

Bahkan, lanjutnya, jumlah kapal raksasa yang bersandar ini bisa bertambah lagi dalam setiap pekannya, jika ada lagi perusahaan pelayaran pemilik kapal raksasa yang tertarik membuka rute baru dari Tanjung Priok. 

Saingi Singapura, Tanjung Priok Bisa Disandari Kapal Raksasa 15.000 TEUs | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Direktur Pelindo II (Persero), Dani Rusli, mengungkapkan desain Pelabuhan New Priok sendiri diperuntukkan untuk kedalaman 20 meter, sehingga bisa menampung kapal bermuatan hingga 18.000 TEUs. 

"Saat ini kedalaman (dermaga) minus 14 meter, dan kita akan meningkatkan lagi menjadi minum 16 meter. Kalau desain sendiri New Priok dibangun untuk kedalaman sampai 20 meter. Dengan kedalaman sekarang saja sudah bisa tampung kapal 15.000 TEUs," jelas Dani 

Dibangunnya pelabuhan-pelabuhan besar akan jadi salah satu magnet singgahnya kapal-kapal raksasa di Indonesia. Salah satunya pelabuhan Kalibaru atau yang lebih dikenal dengan New Priok. Pelabuhan tersebut sudah lama digadang-gadang jadi pesaing Singapura.

Kapal raksasa yang sandar perdana di Indonesia yakni CMA-CGM yang bersandar di JICT, Tanjung Priok, memiliki kapasitas angkut kontainer sebesar 8.500 TEUs, sepekan kemudian kapal kedua yang sandar berkapasitas 8.700 TEUs, dan nanti pada pekan ketiga datang kapal dengan ukuran lebih jumbo 10.000 TEUs.

Rata-rata pelabuhan besar di Indonesia memiliki kedalaman 11 meter ke bawah, sehingga maksimum kapal kargo yang masuk maksimum bermuatan 2.600 TEUs. Bandingkan dengan Pelabuhan Singapura dengan kedalaman di atas 16 meter sehingga bisa menampung kapal bermuatan hingga 18.000 TEUs. 

"Jadi bisa untuk kapal yang besar dengan pelayaran langsung dari Priok. Kapal ketiga nanti yang datang kira-kira berukuran 10.000 TEUs, itu dari Priok langsung Taipei (Taiwan) sebelum langsung ke Amerika Serikat, jadi enggak perlu ke Singapura dulu," ujar Dani. 

Selain New Priok, dermaga lain di Tanjung Priok juga ditingkatkan kedalamannya agar bisa menerima kapal-kapal yang lebih besar lagi. Seperti dermaga di Jakarta International Container Terminal (JICT) yang pekan lalu disandari kapal raksasa CMA-CGM. 

"Kolam dermaga JICT sendiri saat ini adalah minus 14 meter. Akan didalamkan menjadi minus 16 meter dalam 6 bulan ke depan," ungkapnya.