Terbaru

Milan Gagal Terjual? Berlusconi: Tak Perlu Khawatir

Mantan perdana menteri Italia siap melanjutkan kepemilikan Milan | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka

Pada tanggal 3 Maret kemarin sebenarnya hari terakhir pelunasan setelah pembayaran awal senilai 100 juta euro. Namun karena masih ada masalah, investor tak bisa memenuhi janjinya pada hari jatuh tempo.

Rencana penjualan Milan sejatinya sudah dimulai sejak tahun lalu. Konsorsium dari Tiongkok, Sino-Europe Group (SEG), telah menyepakati membayar 740 untuk kepemilikan 99 persen saham klub tujuh kali juara Liga Champions tersebut.

Silvio Berlusconi menyampaikan pesan pada fans AC Milan agar tak perlu mengkhawatirkan terkait rencana penjualan klub. Ia mengatakan investor dari Tiongkok serius. Dan jika akhirnya gagal, mantan perdana menteri Italia tersebut siap melanjutkan kepemilikan Milan.

Milan sendiri saat ini berada di peringkat tujuh klasemen Serie A setelah memetik kemenangan 3-1 atas Chievo di pertandingan terakhir. Tim yang saat ini ditangani Vincenzo Montella ini masih membutuhkan tambahan dua poin untuk menyamai posisi Atalanta di tempat terakhir zona Liga Europa dan berjarak tujuh poin dari zona Liga Champions.

Berlusconi mengungkapkan investor sudah meminta perpanjangan waktu dengan tambahan deposit 100 juta euro karena masih terkendala masalah regulasi di negaranya. Namun Berlusconi yakin peluang gagal dalam proses pindah kepemilikan ini sangat kecil.

"Bagi saya melepas Milan itu menyakitkan. Membelinya, mengembangkannya, membuat mereka menjadi klub sukses di dunia. Ini bukan hanya investasi tapi juga karena cinta."

"Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Mereka meminta pada kami perpanjangan waktu sejenak dan saya melihat tak ada masalah. Kami tengah membicarakan finansial bukan sekedar besarannya, tapi juga peraturan yang sulit di China. Terlepas dari itu, investor sudah membayar deposit awal dan saya tahu keseriusan dan niat mereka. Ini penting bukan hanya untuk Fininvest tapi juga untuk seluruh fans Milan. Sejak awal saya sudah katakan, saya hanya akan melepas klub pada pihak yang tepat," ucap Berlusconi pada Il Tempo.

"Fans tak perlu khawatir. Jika kondisi tak diinginkan terjadi, saya akan kembali mengambil kontrol. Namun yang pasti saya tak melihat kegagalan itu akan terjadi," jelasnya.

Kembalikan Uang Sino? Paolo Berlusconi: Itu Hal Paling Bodoh di Seluruh Dunia | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka

roses pengambilalihan AC Milan oleh konsorsium China, Sino-Europa Sports belum juga ada kejelasan. Prosses akuisisi yang sejatinya harus terjadi pada bulan Agustus 2016, harus mengalami beberapa kali penundaan hingga 3 Maret lalu.

Untuk menjadi jaminan tetap berjalannya proses akuisisi, SES diwajibkan harus membayar deposit sebagai penalti karena telah menunda tanggal penutupan pengambilalihan. Tercatat SES telah dua kali memberikan deposit sebesar 200 juta Euro, menyusul deposit ketiga yang harus dibayarkan pada 10 Maret mendatang.

Hal ini dikarenakan ada beberapa syarat (termasuk total dana yang harus disetorkan) yang diajukan oleh Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi dan perusahan induknya, Fininvest, belum bisa dipenuhi oleh SES.

Namun hal ini dibantah oleh Wakil Presiden AC Milan, Paolo Berlusconi, yang mengatakan bahwa akan menjadi tindakan yang bodoh jika mengembalikan dana yang telah disetorkan oleh SES.

“Seorang penasihat yang memperkenalkan kami kepada konsorsium China ini,” ujar Paolo Berlusconi kepada 7Gold.

Dikabarkan sebelumnya, jika SES gagal mengambil alih AC Milan, maka mau tidak mau Silvio Berlusconi harus mengembalikan dana (deposit penalti) yang telah disetorkan oleh SES. Sebab menurut laporan, jika dana tersebut tidak dikembalikan, SES akan menempuh jalur hukum.

“Fininvest telah mendapatkan 200 juta Euro dan mulai enggan untuk melakukan negosiasi lagi, namun saudara saya (Silvio Berlusconi) memutuskan untuk memberi tenggat waktu satu minggu lagi kepada mereka,” jelasnya.

“Dana 200 juta Euro yang disetorkan konsorsium China kepada Fininvest adalah bukti bahwa mereka memiliki minat yang gigih untuk membeli klub,” imbuhnya.

“Mengembalikan modal asing (SES)? Bagaimana anda bisa melakukan hal seperti itu di depan mata seluruh dunia. Itu benar-benar akan menjadi sesuatu yang bodoh,” tandas Paolo.

“Mereka (SES) harus menyetorkan deposit ketiga kepada Fininvest dalam satu Minggu dan jika mereka sanggup melakukannya, maka mereka akan memiliki waktu satu bulan atau lebih untuk menutup negosiasi,” tegas Paolo.

SES Tunda Beli Saham, Legenda AC Milan Turut Prihatin | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka

Keputusan Sino-Europe Sports menunda pembelian saham AC Milan benar-benar membuat kecewa seluruh orang yang berkaitan dengan Rossoneri, mulai dari pemilik, pemain, staf, dan fans. Salah satunya adalah legenda klub Milan, Alessandro Costacurta.

Costacurta adalah salah satu pemain setia dengan Milan di era Berlusconi. Pemain yang berposisi sebagai bek itu mencatat 663 pertandingan di berbagai kompetisi, dan mempersembahkan banyak trofi termasuk tujuh gelar Scudetto dan lima trofi Liga Champions.

Saat ini saham mayoritas Milan masih dimiliki keluarga besar Berlusconi melalui perusahaannya Fininvest. Milan butuh suntikan dana segar dari pemilik baru untuk kembali bersaing menjadi tim yang ditakuti di Italia dan Eropa.

Namun, Costacurta dan fans Milan lainnya tak perlua panik. Berdasarkan kabar terbaru dari Premium Sport, ada empat investor yang mengantri untuk membeli saham Milan jika Sino-Europe Sports batal membeli.

Empat investor itu adalah Sonny Wu, Bee Taechaubol, Sheikh Al Maktum, dan Fosun Group bersama agen super Jorge Mendes

Costacurta menyatakan rasa prihatinnya keprihatinannya atas kegagalan untuk menutup kesepakatan pengambilalihan dari Silvio Berlusconi ke Sino-Europe Sports. Awalnya, Sino-Europe Sports dijadwalkan akan membeli saham mayoritas Milan dari tangan Berlusconi pada hari Jumat (3/3), namun transaksi itu batal terjadi.

"Dalam hal ini, kami tidak berada dalam situasi yang baik. Tidak jadinya pembelian saham dari pihak luar, tim ini tidak bisa menambah kekuatan. Dan juga sebuah kehilangan bagi sepakbola Italia," sambung pria yang kini sudah berusia 50 tahun itu.

"Dengan situasi yang lebih tenang di Milan, maka akan menguntungkan keseluruhan sepakbola," tutur pemain yang dulu akrab di sapa Billy kepada Sky Sport Italia.