Perbaikan iklim investasi didorong oleh berbagai kebijakan ekonomi | PT Rifan Financindo Berjangka
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo menyatakan, perbaikan outlook JCR merupakan hasil dari upaya berkelanjutan pemerintah dan otoritas nasional dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi di tengah dinamika ekonomi dunia.
“Serta berkoordinasi dengan pemerintah guna memastikan ketahanan ekonomi domestik terhadap gejolak eksternal, termasuk untuk mendukung implementasi reformasi struktural,” kata Agus.
Perbaikan ini pun diharapkan menambah keyakinan pemangku kepentingan internasional, yang ditopang oleh fundamental ekonomi dalam negeri yang semakin kuat. BI, kata mantan menteri keuangan itu, akan senantiasa menerapkan bauran kebijakan yang kredibel dan konsisten.
Lembaga pemeringkat Jepang, Japan Credit Rating Agency, Ltd, memutuskan untuk memperbaiki outlook sovereign credit rating Indonesia dari posisi stabil menjadi positif. Keputusan ini, sekaligus mengafirmasi rating, atau peringkat outlook utang Indonesia pada BBB- atau Investment Grade.
Di antaranya, perbaikan iklim investasi yang didorong oleh berbagai paket kebijakan ekonomi pemerintah. Hal itu menunjukkan tingginya upaya pemerintah dalam melakukan reformasi struktural.
Dalam keterangan resmi yang dikutip melalui www.bi.go.id, Selasa 7 Maret 2017, ada dua faktor kunci yang mendukung perbaikan outlook tersebut.
Sementara itu, yang kedua, dari sisi perlambatan utang luar negeri swasta, seiring dengan implementasi prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri korporasi non bank, yang diatur oleh bank sentral.
Pemeringkat Jepang Naikkan Outlook Perekonomian Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka
Dalam siaran pers-nya, JCR menyatakan terdapat dua faktor kunci yang mendukung perbaikan outlook Sovereign Credit Rating Indonesia yaitu pertama, perbaikan iklim investasi yang didorong oleh berbagai Paket Kebijakan Ekonomi. Kemudian yang kedua, perlambatan utang luar negeri swasta seiring dengan diimplementasikannya prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri korporasi non-Bank yang diatur oleh Bank Indonesia.
Lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd (JCR) memperbaiki Outlook Sovereign Credit Rating Republik Indonesia dari Stable menjadi Positive. JCR juga mengafirmasi rating pada BBB- (Investment Grade) pada 7 Maret 2017.
Menanggapi perbaikan rating tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo menyatakan, perbaikan outlook JCR merupakan hasil upaya berkelanjutan pemerintah dan otoritas Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia di tengah dinamika perekonomian global.
"Perbaikan outlook tersebut menambah keyakinan pemangku kepentingan internasional terhadap prospek perekonomian Indonesia yang semakin baik ditopang oleh fundamental ekonomi yang semakin kuat," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (7/3/2017).
Lebih lanjut JCR menyebutkan bahwa implementasi 14 Paket Kebijakan Ekonomi yang telah diterbitkan Pemerintah sejak September 2015 dalam rangka meningkatkan daya saing industri, daya beli masyarakat, investasi, ekspor, efisiensi sektor logistik serta pariwisata, mencerminkan tingginya upaya Pemerintah dalam melakukan reformasi struktural.
JCR sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB-/stable outlook pada tanggal 1 Februari 2016.
Agus menuturkan, Bank Indonesia akan senantiasa menerapkan bauran kebijakan yang kredibel dan konsisten, serta berkoordinasi dengan Pemerintah guna memastikan ketahanan ekonomi domestik terhadap gejolak eksternal, termasuk untuk terus mendukung implementasi reformasi struktural.
JCR menaikkan outlook utang RI jadi positif | PT Rifan Financindo Berjangka
JCR sebelumnya mempertahankan peringkat utang Indonesia pada BBB-, dengan outlook stabil pada tanggal 1 Februari 2016.
Lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency Ltd (JCR) memperbaiki outlook sovereign credit rating Indonesia dari stabil menjadi positif. Lembaga ini sekaligus mengafirmasi rating pada BBB- (investment grade) pada 7 Maret 2017.
Dalam siaran persnya, JCR menyatakan terdapat dua faktor kunci yang mendukung perbaikan outlook sovereign credit rating Indonesia.
Lebih lanjut JCR menyebutkan bahwa implementasi 14 paket kebijakan ekonomi yang telah diterbitkan pemerintah sejak September 2015 dalam rangka meningkatkan daya saing industri, daya beli masyarakat, investasi, ekspor, efisiensi sektor logistik serta pariwisata, mencerminkan tingginya upaya Pemerintah dalam melakukan reformasi struktural.
Pertama, perbaikan iklim investasi yang didorong oleh berbagai paket kebijakan kkonomi.
Kedua, perlambatan utang luar negeri swasta seiring dengan diimplementasikannya prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan utang luar negeri korporasi non bank yang diatur oleh Bank Indonesia (BI).
Gubernur BI, Agus Martowardojo menyatakan, perbaikan outlook JCR merupakan hasil upaya berkelanjutan pemerintah dan otoritas Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia di tengah dinamika perekonomian global.
"BI akan senantiasa menerapkan bauran kebijakan yang kredibel dan konsisten, serta berkoordinasi dengan pemerintah guna memastikan ketahanan ekonomi domestik terhadap gejolak eksternal, termasuk untuk terus mendukung implementasi reformasi struktural," kata Agus dalam keterangan resminya, Selasa (7/3).
Perbaikan outlook tersebut menambah keyakinan pemangku kepentingan internasional terhadap prospek perekonomian Indonesia yang semakin baik ditopang oleh fundamental ekonomi yang semakin kuat.