Terbaru

Krakatau Steel Siap Jalankan Sejumlah Proyek Strategis

Perseroan mengambil dana dari rights issue untuk membiayai proyek tersebut | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka

PT Krakatau Steel Tbk mulai menjalankan proyek strategis. Salah satunya, pabrik patungan antara Osaka Steel Ltd, yakni PT Krakatau Osaka Steel.

Untuk membiayai proyek-proyek strategis tersebut, perseroan mengambil dana dari rights issue pada November 2016 lalu yang berhasil menghimpun dana sebesar Rp 1,8 triliun.

"Dana ini akan digunakan untuk pembangunan pabrik baja lembaran panas kedua dengan kapasitas 1,5 juta ton per tahun dan pembangkit listrik tenaga batu bara berkapasitas 150 mega watt," ujar Sukandar Selasa (7/3/2017).

Selain dari peningkatan volume penjualan, perbaikan kinerja juga ditopang oleh efisiensi produksi.

“Perbaikan kinerja ini diikuti oleh membaiknya arus kas operasi kami secara positif menjadi 67,21 juta dollar AS di tahun 2016 dari yang sebelumnya defisit 73,92 juta dollar AS,” lanjutnya.

Sukandar mengungkapkan perbaikan kinerja tersebut sejalan dengan kenaikan volume penjualan perseroan yang meningkat 15,25 persen menjadi 2,2 juta ton pada 2016 dari 1,19 juta ton di tahun 2015.

"Harga baja dunia sudah mulai membaik seperti produk baja lembar panas/hot rolled coil (HRC) harganya mulai menguat mencapai 509 dollar AS per ton per Desember 2016," ujar Sukandar.

Hingga akhir 2016, Krakatau Steel masih mencatatkan rugi bersih tahun berjalan sebesar 171,69 juta dollar AS. Kerugian tersebut menurun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 320 juta dollar AS.

Perusahaan patungan itu memproduksi baja tulangan, baja profil dan flat bar untuk industri otomotif, dengan kapasitas 500.000 ton per tahun.

Perusahaan tersebut akan memproduksi baja lembaran untuk industri otomotif nasional. Sejauh ini progres pembangunan mencapai 76,31 persen.

Direktur Utama PT Krakatau Steel Sukandar menjelaskan perusahaan patungan lainnya adalah dengan Nippon Steel Metal Corporations, PT Krakatau Nippon Steel Sumikin.

Krakatau Steel Telan Rugi US$171,69 Juta Sepanjang 2016 | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka

Dalam laporan keuangan perusahaan yang dikutip Rabu (8/3), rugi bersih yang diderita perusahaan baja milik negara ini tercatat turun sebesar 46,35 persen dari US$320,02 juta pada 2015.

Perusahaan juga berhasil menurunkan beban pokok pendapatan sebesar 12,59 persen dari US$1,35 miliar menjadi US$1,18 miliar.

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) masih membukukan kerugian sepanjang tahun lalu. Tercatat, perusahaan menderita rugi bersih sebesar US$171,69 juta.

Penurunan rugi disebabkan pendapatan perusahaan berhasil tumbuh meski tipis, yakni 1,51 persen menjadi US$1,34 miliar dari sebelumnya US$1,32 miliar. Kenaikan pendapatan ini tentunya didukung oleh kenaikan volume penjualan perusahaan sepanjang tahun lalu.

Direktur Utama Krakatau Steel Sukandar menjelaskan, total penjualan sepanjang tahun 2016 sebanyak 2,23 juta ton, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 1,94 juta ton.

Alhasil, laba kotor perusahaan berhasil berbalik arah menjadi positif sebesar US$155,22 juta dari sebelumnya yang merugi sebesar US$36,43 juta.

Penjualan baja jenis hot rolled coils (HRC) atau baja canai panas tumbuh 29,3 persen menjadi 1,19 juta ton dari sebelumnya yang hanya 927,09 ribu ton. Kemudian, untuk baja jenis cold rolled steel (CRC) atau baja canai dingin naik 4,21 persen menjadi 554 ribu ton dari sebelumnya 532 ribu ton.

Misalnya saja, untuk baja jenis HRC harganya turun 7,05 persen, CRC turun 6,09 persen, WR turun hingga 15,15 persen, bars turun 10,14 persen, sections turun 4,75 persen, dan baja pipa turun 3,32 persen.

Menurut Sukandar, pertumbuhan pendapatan perusahaan ini diraih ditengah penurunan rata-rata harga baja sepanjang tahun lalu.

"Masih meningkat meskipun rata-rata harga penjualan lebih rendah 3,32 persen hingga 15,15 persen dibandingkan dengan 2015," ungkap Sukandar dalam keterangan resmi.

Lebih lanjut Sukandar menjelaskan, Krakatau Steel telah meraih dana hasil penerbitan rights issue tahun lalu sebesar Rp1,87 triliun. Rencananya, perusahaan akan menggunakannya untuk memasok baja bagi pembangunan jalan tol Jakarta-Cikampek (Japek II).

"Proyek tol ini menggunakan baja untuk di April 2017 ini, di mana membutuhkan baja sebanyak 225 ribu ton," terang Sukandar

Dengan demikian, perusahaan mampu mengerek nilai asetnya sepanjang tahun lalu menjadi US$3,93 miliar, naik 6,21 persen dari tahun 2015 US$3,7 miliar.

Namun, jumlah liabilitas atau kewajiban perusahaan juga tercatat naik 9,42 persen menjadi US$2,09 miliar dari sebelumnya US$1.91 miliar. Di mana jumlah liabilitas jangka pendek sebesar US$1,22 miliar dan liabilitas jangka panjang US$872,53 juta.

2017, Krakatau Steel (KRAS) Incar Penjualan 2,7 Juta Ton | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka

Direktur Utama Krakatau Steel Sukandar mengatakan baja yang diproduksi perusahaan tidak hanya dipasarkan di pasar lama tapi juga pasar baru seperti untuk pembangunan jalan tol. “Itu belum pernah kami lakukan sebelumnya,” katanya di  Tangerang, Selasa (7/3).

Korporasi baja milik negara, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., mengincar penjualan baja sebanyak 2,7 juta ton pada 2017 atau meningkat sekitar 20% dibandingkan dengan 2,23 juta ton pada 2016.

Pada 2016, penjualan baja Krakatau Steel meningkat 15,25% dibandingkan dengan 1,19 juta ton pada 2015. Dari penjualan itu, perusahaan membukukan pendapatan bersih menjadi US$1,34 miliar pada 2016 atau meningkat 1,73% dibandingkan dengan US$1,32 miliar pada 2015.

Peningkatan pendapatan usaha perusahaan tidak sebesar peningkatan volume penjualan baja mengingat harga rata-rata penjualan baja pada 2016 relatif mengalami penurunan dibandingkan dengan 2015.

Proyek jalan tol yang dimaksud adalah proyek jalan Jakarta-Cikampek sepanjang 36 kilometer dimana perusahaan memperkirakan bakal memasok baja sebanyak 225.000 ton dalam waktu 10 bulan untuk proyek tersebut.

Selain itu, Sukandar mengatakan pasar baru lainnya yang disasar oleh perusahaan adalah pasokan baja untuk proyek transmisi listrik. “Paling tidak, penjualan bisa 2,6 juta-2,7 juta ton tahun ini kami optimis,” katanya.

Namun, perbaikan laba kotor dan laba operasi itu belum diikuti dengan laba tahun berjalan. Krakatau Steel masih membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$171,69 juta pada 2016 atau turun dibandingkan dengan US$320 juta pada 2015.

Pada 2016, laba kotor yang dibukukan oleh perusahaan sebesar US$155,23 juta atau lebih baik dibandingkan dengan rugi US$36,43 juta pada 2015. Selain itu, laba operasi perusahaan mencapai US$4,39 juta pada 2016 atau lebih baik dibandingkan dengan rugi US$183,55 juta pada 2015.

Peningkatan penjualan itu diikuti oleh penurunan beban pokok penjualan sebesar 12,43% menjadi US$1,18 miliar pada 2016 dibandingkan dengan US$1,35 miliar pada 2015. Kendati demikian, manajemen mengklaim telah melakukan banyak perbaikan kinerja keuangan.