BEI berhasil meraup laba bersih sebesar Rp344,8 miliar di 2016 | PT Rifan Financindo Berjangka
Direktur BEI, Tito Sulistio, mengatakan, sepanjang 2016 BEI berhasil meraup laba bersih sebesar Rp344,8 miliar. Angka itu meningkat drastis dari perolehan laba bersih sebelumnya sebesar Rp118,78 miliar.
"Harusnya bursa itu dengan konsolidasi tujuh anak usahanya bisa lebih cepat dari pada emiten mana pun. Tapi sekarang sudah lumayan, dari 75 emiten yang sudah masuk kita sudah keluarkan laporan konsolidasi. Biasanya kan akhir Maret," tuturnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu, 8 Maret 2017.
PT Bursa Efek Indonesia telah mengeluarkan laporan keuangan konsolidasi sepanjang 2016. Hasilnya laba bersih BEI melonjak 192,37 persen.
Dari sisi kinerja perdagangan, BEI mencatat rata-rata transaksi harian pasar modal Indonesia di 2016 sebesar Rp7,49 triliun. Angka tersebut meningkat 32,04 persen dibanding 2015 sebesar Rp5,76 triliun.
Sementara beban usaha BEI pada 2016 naik 11,1 persen menjadi Rp1,03 triliun. Kendati begitu BEI masih bisa membukukan pendapatan usaha.
"Jadi fungsi kita dua, sebagai BEI kita memobilisasi dana yang dihimpun dari masyarakat, dan untuk sarana investasi jangka panjang. Tapi sebagai PT kita tetap harus bisa memberikan timbal balik yang bagus kepada pemegang saham. Tetap harus efisiensi," ujarnya
Kenaikan laba bersih dari otoritas pasar modal ini, kata dia, didukung dari kenaikan pendapatan yang cukup signifikan. Pendapatan BEI di 2015 sebesar Rp1,05 triliun, kemudian naik 34,5 persen di 2016 menjadi Rp1,42 triliun.
"Kenaikan laba bersih terbesar. Tapi kalau dilihat juga laba komprehensifnya dari Rp122 miliar naik ke Rp360 miliar, naiknya 295 persen," tuturnya.
Laba BEI Melejit 192% ke Rp344 Miliar | PT Rifan Financindo Berjangka
Naiknya laba bersih ini didorong oleh kenaikan pendapatan yang cukup signifikan sebesar 34,5 persen dari posisi Rp1,05 triliun di 2015 menjadi Rp1,42 triliun di tahun lalu. "Ini laba yang terbesar," tutur Direktur Utama BEI Tito Sulistio, saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu 8 Maret 2017.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat pertumbuhan bisnis yang positif di 2016. Adapun laba bersih BEI melejit 192,37 persen menjadi Rp344,8 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp118,78 miliar.
"Jadi fungsi kita dua, sebagai bursa kita memobilisasi dana yang dihimpun dari masyarakat dan untuk saranan investasi jangka panjang. Tapi kita tetap harus bisa memberikan timbal balik yang bagus kepada pemegang saham. Tapi kita harus efisiensi," beber Tito.
Tito mengungkapkan, posisi beban usaha juga mengalami kenaikan sebesar 11,1 persen menjadi Rp1,03 triliun dari tahun lalu. Otoritas pasar modal pun masih mencetak pendapatan usaha.
Kontribusi tersebut salah satu di antaranya BEI tetap melakukan aktivitas pengembangan anggotanya dengan berbagai kegiatan diantaranya dukungan data center, pemberian dukungan jasa informasi, dan dukungan aktivitas sosialisasi pasar modal.
"Nilai kontribusi kepada anggota bursa tersebut mencapai 30 persen dari keseluruhan beban pengembangan pasar modal. Pasar modal Indonesia telah menjadi salah satu lokomotif perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kami berharap kinerja positif ini akan terus berlanjut sehingga dapat mewujudkan mimpi besar BEI untuk menjadi yang terbesar di Asia Tenggara di 2020," pungkasnya.
Meskipun perusahaan mengedepankan prinsip efektivitas dalam pelaksanaan aktivitas operasional, tambah dia, namun tidak mengurangi kontribusi BEI terhadap pengembangan industri pasar modal.
Tito menambahkan, kinerja laba BEI yang positif merupakan kerja keras dari tujuh anak usaha bursa yang lebih cepat. Kinerja laba tersebut diklaimnya merupakan yang terbesar.
"Ini adalah laporan tercepat, tapi buat saya ini belum terlalu cepat. Harusnya bursa itu dengan konsolidasi tujuh anak usahanya bisa lebih cepat dari pada emiten mana pun. Tapi sekarang sudah lumayan, dari 75 emiten yang sudah masuk kita sudah keluarkan laporan konsolidasi. Biasanya kan akhir Maret," jelas Tito.
Laba BEI Melambung Tinggi 192% ke Rp344 Miliar | PT Rifan Financindo Berjangka
Melansir keterangan yang diterbitkan BEI di Jakarta, Rabu (8/3/2017), kenaikan laba perusahaan ini disebabkan oleh kenaikan pendapatan yang signifikan pada 2016 yaitu sebesar Rp1,42 triliun atau meningkat sebesar 34,50% dibandingkan dengan pendapatan pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp1,05 triliun.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp344,8 miliar. Angka ini naik sebesar 192,37% dibandingkan dengan laba bersih perusahaan yang sama di 2015 sebesar Rp118,78 miliar.
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas dukungan, kerja keras dan kerja sama dari semua pihak, stakeholders, serta dukungan pemerintah sehingga Pasar Modal Indonesia telah menjadi salah satu lokomotif perkembangan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. "Kami berharap kinerja positif ini akan terus berlanjut sehingga dapat mewujudkan mimpi besar BEI untuk menjadi yang terbesar di Asia Tenggara di 2020 mendatang," ujar Tito
Beban usaha pada tahun 2016 adalah sebesar Rp1.034 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 11,10% dibandingkan dengan beban usaha pada tahun 2015. Meskipun meningkat, namun perusahaan mampu membukukan pendapatan usaha lebih besar dari tahun sebelumnya. Hal ini salah satunya dikarenakan pelaksanaan kebijakan yang mengedepankan efektivitas serta efisiensi dalam menjalankan kegiatan.
Hal-hal tersebut diantaranya terlihat dari kegiatan memaksimalkan penggunaan ruang perkantoran yang saat ini diperuntukkan juga untuk ruang perkantoran anak perusahaan dan asosiasi serta penggunaan Main Hall Perusahaan untuk penyelenggaraan event-event Perusahaan dan Entitas Asosiasi.
Kenaikan Laba Bersih Perusahaan pada 2016 salah satunya dikarenakan kenaikan pendapatan usaha perusahaan dari tahun sebelumnya sebesar 21,55%. Jumlah kenaikan pendapatan usaha tersebut lebih tinggi dibandingkan kenaikan pendapatan usaha di tahun 2015 terhadap tahun 2014 sebesar 5,35%.
Hal ini terlihat dari kenaikan nilai Rata-rata Nilai Transaksi Harian BEI di tahun 2016 sebesar Rp7,49 triliun yang meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar Rp5,76 triliun.