Terbaru

Emiten Perbankan Transformasi “Outlet” Digital

BRI mentransformasi layanan outlet digital | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka

Corporate Secretary Bank BRI, Hari Siaga Amijarso mengatakan dengan dukungan jaringan dari BRIsat, BRI Digital merupakan integrated banking solution yang hadir untuk melayani kebutuhan bertransaksi nasabah secara digital dan self service serta menyediakan informasi perbankan dan fasilitas non perbankan lainnya (e-UMKM BRI dan e-pasar).

“Kami ingin memberikan customer experience yang berbeda kepada nasabah sehingga nasabah akan memiliki pengalaman baru dalam bertransaksi di BRI,” kata Hari.

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mentransformasi layanan outlet digitalnya di mal Kota Kasablanka, Jakarta, Kamis (9/3). Transformasi tersebut berupa upgrade dari hybrid lounge yang sudah ada sejak 2015.

Di samping itu, pada outlet digital ini juga tersedia layanan financial advisory produkproduk investasi yang dibantu oleh banking assistant.

Peresmian tersebut dihadiri oleh Direktur Utama Bank BRI Asmawi Syam, Direktur BRI Sis Apik Wijayanto, dan SEVP BRI Agus Noorsanto.

BRI Digital Kota Kasablanka dilengkapi dengan perangkat Automatic Teller Machine (ATM), Cash Recycling Machine (CRM), Teller Cash Recycle (TCR), Hybrid Machine, Smart Table, PC Online Banking dan Self Service Passbook Printer. Selain itu, di BRI Digital juga terdapat perangkat video banking untuk layanan pembukaan rekening dan penanganan keluhan nasabah.

Dengan target 25 cabang dan asumsi investasi 5 miliar rupiah per cabang, diperkirakan BRI merogok kocek maksimal 125 miliar rupiah untuk BRI Digital. Ini belum memperhitungkan biaya perawatan dan operasional. 

Perseroan tambahnya tetap memperhatikan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan menciptakan E-UMKM screen berupa perangkat digital interaktif untuk memfasilitasi nasabah sektor tersebut mempromosikan produk serta memfasilitasi e-commerce bagi nasabah pengunjung BRI Digital.

“BRI yang sedang bertransformasi menyongsong era digital tidak melupakan core business utama yakni UMKM sebagai penggerak ekonomi nasional,” kata Hari. BRI menargetkan sampai akhir 2017 bisa membangun 25 kantor cabang digital. Untuk membangun kantor cabang digital bertajuk BRI Digital, bank pelat merah ini akan berinvestasi 1 miliar rupiah sampai 5 miliar rupiah per cabang.

Tingkatkan Layanan Digital, BRI Perbanyak Kantor Cabang Digital | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka

Direktur Utama BRI Asmawi Syam menjelaskan, pada digital branch semua transaksi dilayani mesin. Sedangkan pada cabang biasa, BRI juga menempatkan mesin digital, hanya saja tetap dilayani pegawai BRI. "Kalau di digital branch full digital tidak ada orang yang melayani, kalau cabang konvensional dilayani manusia dan mesin, dual system," jelas Asmawi kepada wartawan, di Jakarta, Kamis, (9/3).

Asmawi melanjutkan, digital branch dibangun untuk menargetkan generasi Y atau generasi milenial yang sudah tidak mau dilayani secara konvensional. Menurutnya, generasi milenial sudah terbiasa dengan digital sehingga tidak perlu belajar lagi. "Tadi sudah dicoba, buka rekening lewat digital branch hanya tiga menit. Jadi full digital branch itu tidak ada kesempatan belajar lagi," tambah Asmawi.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) terus mengembangkan layanan digital. Hal itu pun mendorong perseroan untuk menambah kantor cabang digitalnya (digital branch).

Ia menambahkan, tahun ini perusahaan menargetkan total 25 branch digital, sebelumnya sudah ada 12 cabang digital, termasuk yang baru saja dibuka di Mal Kota Kasablanka. Sedangkan, untuk gerai yang dioperasikan dengan dual system kini ada 100. Melalui gerai tersebut nasabah bisa mendapat pengalaman digital namun juga dapat dilayani secara konvensional.

Bagi Asmawi menggunakan platform digital bagi perbankan sekarang sangat penting agar tidak ditinggalkan nasabah. Pasalnya kini nasabah lebih sering bertransaksi lewat e-channel atau digital banking, seperti ATM, EDC, dan lainnya. 

Melalui digital banking, ia berharap fee based income (FBI) dan dana murah tahun ini bisa meningkat. Hal itu karena nasabah akan lebih mudah menabung di manapun tanpa harus datang ke kantor cabang. "Digital banking mengikuti kebutuhan nasabah," tambahnya.

Ia menambahkan, manajemen risiko untuk digital branch lebih rendah, sebab dikontrol langsung oleh mesin. Hanya saja investasinya lebih mahal dari pembukaan cabang konvensional, yakni sekitar Rp 1 miliar sampai Rp 2 miliar per digital branch. "Tergantung mesinnya. Ada juga yang sampai Rp miliar. Memang lebih mahal dari konvensional tapi kita nggak gaji karyawan lagi," tuturnya.

Fintech Bakal Jadi Tantangan Bos Baru BRI | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka

Kursi pucuk pimpinan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk akan beralih dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang rencananya digelar pekan depan. Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan, penggantinya akan menghadapi tantangan lebih berat karena harus bersaing dengan di era layanan digital.

"Kompetisi bank tidak hanya sesama bank, tetapi juga dengan industri lain, karena teknologi sudah sedemikian pesat," ujar Asamawi, Kamis (9/3).

Asmawi berharap, pimpinan baru yang terpilih nantinya bisa membawa bank pelat merah tersebut bersaing di industri keuangan yang saat ini turut diramaikan oleh kehadiran pelaku jasa keuangan berbasis teknologi atau yang kerap disebut fintech.

Pada Maret 2015 lalu, pemegang saham BRI memutuskan mengangkat Asmawi Syam sebagai direktur utama. Di BRI, Asmawi bukan orang baru. Sebelumnya, ia menjabat sebagai pelaksana tugas direktur utama BRI usai posisi tersebut ditinggal oleh Sofyan Basir yang diminta oleh Menteri BUMN untuk memimpin PT PLN (Persero). 

Di bawah kepemimpinan Asmawi, bank spesialis penyalur kredit mikro tersebut tahun lalu hanya mampu membukukan laba bersih Rp25,8 triliun. Perolehan ini tumbuh tipis 2 persen dibandingkan dengan laba tahun sebelumnya yang sebesar Rp25,2 triliun.

Asmawi mengusulkan, direktur utama baru nantinya harus mampu membawa BRI berkolaborasi dengan fintech dan mampu bersaing untuk menggaet pasar dengan karateristik milenial.

"Tantangan perbankan ke depan ini akan lebih berat lagi. Kami akan berhadapan dengan fintech. Kami harus berpikir sebaik mungkin," terang dia.