Terbaru

Sri Mulyani Beri Imbalan 6,9 Persen untuk Sukuk Ritel 009

22 agen penjual sukuk SR-009 dilibatkan pemerintah | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kembali berburu pinjaman dari dalam negeri dengan membuka penawaran Sukuk Negara Ritel seri SR-009, dari 27 Februari - 17 Maret 2017. Sukuk seri terbaru ini memberikan tingkat imbalan sebesar 6,9 persen per tahun dengan tenor 3 tahun bagi investornya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia menuturkan, Surat Utang Negara (SUN) syariah ini diterbitkan dengan akad Ijarah Asset to be Leased, di mana underlying asset sukuk seri SR-009 adalah Proyek/Kegiatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017, serta Barang Milik Negara (BMN) berupa tanah maupun bangunan. 

Investor dapat berinvestasi pada SR-009 dengan melakukan pemesanan minimum Rp5 juta sampai maksimal Rp5 miliar,รข€ kata Sri Mulyani, dikutip dari laman Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Selasa (28/2).

Hasil penerbitan Sukuk Negara Ritel akan digunakan untuk membiayai pembangunan berbagai proyek dan kegiatan dalam APBN,imbuhnya.

Untuk memesan sukuk ritel, investor dapat membuka rekening dana bank umum dan rekening surat berharga bila belum memiliki rekening. 

Setelah mengisi dan menandatangani formulir pemesanan dan menyediakan dana pembelian, agen penjual akan memroses pesanan tersebut. Selanjutnya, investor tinggal menunggu hasil penjatahan sukuk ritel seri SR-009 oleh Pemerintah, yaitu pada 20 Maret 2017. 

Bagi masyarakat yang ingin berinvestasi, Kemenkeu menunjuk 22 agen penjual sebagai jembatan bagi investor dan pemerintah untuk menawarkan serta memesan sukuk.

Agen-agen tersebut yaitu Citibank, Bank ANZ Indonesia, Bank BRISyariah, Bank Central Asia, Bank CIMB Niaga, Bank Commonwealth, Bank Danamon Indonesia, Bank DBS Indonesia, Bank Mandiri (Persero), Bank Maybank Indonesia, Bank Mega, Bank Muamalat Indonesia, Bank Negara Indonesia (Persero), Bank OCBC NISP, Bank Pan Indonesia, Bank Permata, Bank Rakyat Indonesia (Persero), Bank Syariah Mandiri, Bank Tabungan Negara (Persero), Trimegah Sekuritas Indonesia, Standard Chartered Bank, dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation.

Yuk, berinvestasi Sukri 009 | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang

Keterangan pers tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan yang diterima di Jakarta, Senin (27/2), menyebutkan sukuk ritel seri SR-009 mempunyai tingkat imbalan 6,9 % per tahun dengan tenor tiga tahun.

Pemerintah secara resmi menjual sukuk negara ritel seri SR-009 dengan membuka masa penawaran obligasi syariah tersebut pada 27 Februari sampai dengan 17 Maret 2017.

"Setiap individu WNI yang telah memiliki Kartu Tanda Penduduk dapat berinvestasi pada SR-009," sebut keterangan pers tersebut.

Sukuk ritel ini diterbitkan dengan akad Ijarah Asset to be Leased yang mencerminkan penyertaan kepemilikan investor SR-009 terhadap aset Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) yang disewakan maupun akan disewakan.

Sedangkan, underlying asset dari sukuk ritel ini adalah proyek maupun kegiatan APBN 2017 serta Barang Milik Negara berupa tanah maupun bangunan.

Seri obligasi syariah ini mempunyai tanggal jatuh tempo pada 10 Maret 2020. Pembayaran imbalan dilakukan secara bulanan setiap tanggal 10 dalam jumlah tetap (fixed), dengan jadwal pembayaran pertama kali pada 10 April 2017.

Untuk itu, melalui investasi minimum mulai dari Rp5 juta dan maksimum sebesar Rp5 miliar, masyarakat dapat ikut berpartisipasi dalam upaya membangun negeri.

Masyarakat yang berminat untuk membeli sukuk ritel seri SR-009 dapat menghubungi 22 agen penjual yang ditunjuk oleh pemerintah.

Pemerintah mengharapkan kehadiran sukuk ritel yang akan digunakan untuk membiayai pembangunan berbagai proyek APBN ini dapat memberikan alternatif investasi berbasis syariah kepada masyarakat Indonesia.

Sebelumnya, pemerintah telah menerbitkan delapan seri sukuk negara ritel yang diikuti dengan peningkatan jumlah nominal penerbitan obligasi syariah ini yaitu dari Rp5,5 triliun pada 2009 menjadi Rp31,5 triliun pada 2016.

Rata-rata pembelian sukuk negara ritel oleh investor berada pada kisaran Rp389 juta-Rp650 juta per investor. 

Total akumulasi penerbitan sukuk ritel negara ini mencapai Rp122,3 triliun. Jumlah investor juga meningkat dari sebanyak 14.295 investor pada SR-001 menjadi 48.444 investor pada SR-008.

Prospek Penerbitan Sukuk di Indonesia Besar | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Palembang

Kepala Subdirektorat Peraturan Surat Berharga Syariah Negara dan Evaluasi Kinerja, Direktorat Pembiayaan Syariah DJPPR, Kementerian Keuangan, Dwi Irianti Hadiningdyah menjelaskan, pasar sukuk Indonesia saat ini merupakan yang terbesar di dunia.

Indonesia telah menerbitkan sukuk sebesar 10,5 miliar dolar AS di pasar internasional, terbesar pertama di dunia yang disusul kawasan Timur Tengah di urutan nomor dua, sedangkan Malaysia pada urutan nomor tiga.

emerintah telah membuka penawaran sukuk ritel SR 009, Senin (27/2). Prospek penerbitan sukuk di Indonesia dinilai besar karena masih banyaknya proyek infrastuktur yang harus dibiayai pemerintah.

"Prospek sukuk Indonesia lebih besar dari Malaysia dan Timur Tengah. Di Malaysia, proyek yang dibiayai sukuk sudah habis. Sedangkan proyek Indonesia masih besar," ujar Dwi Irianti di Jakarta, Senin (27/2).

Dengan menerbitkan sukuk, pemerintah memiliki kewenangan untuk menentukan siapa yang akan mengerjakan proyek. Berbeda dengan melalui ULN, akan terjadi intervensi asing terhadap ekonomi Indonesia. "Jadi pemerintah bisa menciptakan lapangan kerja untuk negeri sendiri. Menjadi mandiri karena tidak ada yang intervensi karena term condition dari pemerintah," ujar Dwi.

Dwi menuturkan, adanya penerbitan sukuk sebagai salah satu sumber pembiayaan proyek-proyek di Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) menjadikan ekonomi Indonesia berkelanjutan. Hal itu terbukti pada saat krisis ekonomi global yang disebabkan oleh subprime mortgage di AS, saat itu ekonomi Indonesia lebih stabil menghadapi krisis karena telah menerbitkan sukuk dan SUN. Hal ini berbeda dengan saat krisis keuangan 1997-1998 yang pada saat itu pemerintah hanya bergantung pada utang luar negeri (ULN).

Keuntungan lainnya, pajak yang dikenakan yakni sebesar 15 persen, lebih rendah dibandingkan deposito dengan pajak yang sebesar 20 persen. Sukri SR 009 ini diyakini akan laris manis dan dengan target indikatif sekitar Rp 19 triliun yang akan digunakan untuk general financing.

Sejak diterbitkan 2008 sampai 24 Februari 2017 jumlah penerbitan sukuk mencapai Rp 592,21 triliun. Dengan outstanding (yang belum jatuh tempo) sebesar Rp 433,77 triliun. "Ini menunjukkan sukuk semakin diminati investor dalam dan luar negeri," kata Dwi.

Untuk sukuk ritel SR 009 yang baru dibuka penawaran Senin ini, memiliki tenor tiga tahun, dengan nilai minimum Rp 5 juta dan maksimum Rp 5 miliar. Adapun imbalan hasil yang ditawarkan 6,9 persen (fixed) yang dibayarkan pada tanggal 10 setiap bulannya.