Terbaru

Sepak Terjang Mega Skandal Suap Rolls-Royce

Suap Rolls-Royce bahkan sudah lintas benua | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo

Perusahaan penyedia mesin jet pesawat ternama asal Inggris, Rolls-Royce, secara terbuka meminta maaf lantaran telah terbukti melakukan suap terhadap sejumlah maskapai penerbangan yang ada di seluruh dunia. Rolls-Royce dituduh telah menyuap beberapa orang untuk memengaruhi maskapai penerbangan agar membeli mesin jet buatan mereka.

Dalam laporan yang dikutip Business Insider, Jumat, 20 Januari 2017, skandal suap perusahaan yang didirikan oleh Henry Royce dan Charles Stewart Rolls pada 15 Maret 1906 ini, merupakan salah satu skandal yang terbesar dalam sejarah Inggris.

Belakangan, Rolls-Royce menyampaikan ingin menyelesaikannya secara damai perkara suap dan korupsi di sejumlah negara. Dalam hal ini, Pengadilan Inggris akhirnya menyetujui penyelesaian kasus antara lembaga antikorupsi Inggris, Serious Fraud Office (SFO) dalam bentuk pembayaran ganti rugi. Nilai ganti rugi yang ditetapkan yakni 671 juta Pound, atau sekira Rp11 triliun.

Sementara itu, seperti dilansir BBC, SFO mengutip pernyataan Hakim Inggris Sir Brian Leveson, menyebut Rolls-Royce telah melakukan perilaku kriminalitas yang benar-benar mengerikan. Brian Leveson bahkan menulis rincian berbagai kasus suap Rolls-Royce sudah lintas benua, di sejumlah negara, salah satunya Indonesia, terhadap maskapai Garuda Indonesia.

Dalam dokumen SFO yang diterbitkan 17 Januari 2017, mereka memperkirakan, Rolls-Royce telah meraih keuntungan lebih dari 250 juta Pound akibat suap yang dilancarkannya kepada sejumlah pihak untuk memenangkan kontrak kerjasama selama 25 tahun. Mereka juga dikatakan telah melakukan perencanaan yang benar-benar cermat.

Berikut poin-poinnya:
- Di Indonesia, karyawan senior Rolls-Royce setuju untuk membayar US$2,2 juta dan memberikan mobil Rolls-Royce Silver Spirit untuk hadiah bagi perantara. Uang ini diberikan sebagai hadiah atas kebaikan perantara yang telah memberikan langkah pemulus hingga melakukan kontrak untuk pembelian mesin Tren 700 yang digunakan untuk pesawat Garuda Indonesia.

Suap dilakukan sehubungan dengan penjualan mesin di Indonesia antara tahun 2006, dan sehubungan dengan penyediaan peralatan kompresi gas di Rusia antara Januari 2008 dan Desember 2009.

- Di India, kasus berhubungan dengan penggunaan perantara terkait dengan kontrak pertahanan yang dibatasi oleh pemerintah India melibatkan perantara. Ini dilakukan antara tahun 2005 dan 2009 ketika penggunaan perantara dibatasi.

- Di Thailand, Rolls-Royce setuju untuk membayar US$18,8 juta untuk hadiah bagi perantara regional. Beberapa uang itu untuk individu dan agen dari Thailand dan karyawan Thai Airways. Agen ini diharapkan untuk memuluskan Rolls-Royce sehubungan dengan pembelian mesin T800 oleh Thai Airways.

- Di China, staf Rolls-Royce setuju untuk membayar US$5 juta untuk CES, maskapai penerbangan milik negara China, dengan menggunakan mesin T700. Dokumen SFO mengatakan, sebagian uang itu dimaksudkan untuk membayar karyawan maskapai penerbangan Cina untuk menghadiri kursus selama dua minggu di Columbia University dan menikmati akomodasi bintang empat dan beragam kegiatan mewah lainnya.

Pada 2012, SFO sebenarnya sudah memperingatkan untuk mendorong beberapa penyelidikan terhadap perusahaan Rolls-Royce. Akhirnya belakangan terbukti melakukan suap dan korupsi. Dibutuhkan waktu empat tahun untuk membuktikannya.

Sementara itu seperti dilansir Sky News, Kepala Departemen Kehakiman, Andrew Weissmann mengatakan Rolls-Royce telah berulang kali melakukan suap untuk mendapatkan kontrak kerja sama. "Selama lebih dari satu dekade, Rolls-Royce berulang kali terpaksa menyuap untuk mendapatkan kontrak dan mendapatkan keunggulan kompetitif di negara-negara di seluruh dunia."

SFO Temukan Indikasi Suap Rolls-Royce di 12 Negara, Termasuk Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo

Serious Fraud Office (SFO) tengah menyelidiki Rolls-Royce terkait aktivitas mencurigakan yang melibatkan perantara untuk menawarkan suap guna mendapatkan kontrak di berbagai negara. Rolls-Royce sendiri tidak memberikan komentar, namun pihaknya siap bekerja sama.

Di Nigeria, SFO memeriksa keterlibatan Rolls Royce dan perantaranya menyuap pejabat pemerintah untuk memenangkan kontrak energi pada 2013, seperti dilaporkan Financial Times. 

Penelusuran Guardian mengidentifikasi adanya penghubung yang bekerja untuk Roll Royce di 12 negara: Brazil, India, Tiongkok, Indonesia, Afrika Selatan, Irak, Iran, Kazakhstan, Azerbaijan, Nigeria, dan Arab Saudi.

Menurut laporan Guardian pada 31 Oktober 2016, di Brazil, Rolls Royce menyuap pejabat untuk memenangkan kontrak proyek di perusahaan minyak dan gas milik negara Petrobas sebesar 200 ribu Dolar AS.

Di Indonesia, mantan pegawai pada sebuah wawancara mengklaim, Rolls-Royce telah memberi 20 juta Poundsterling kepada Tommy Suharto untuk mempengaruhi maskapai penerbangan membeli mesin pesawat pada 1990-an. Menurut laporan Guardian, Soeharto membantah telah menerima uang atau mobil dari Rolls Royce, ataupun telah merekomendasikan pembelian mesin itu. 

KPK sendiri akan menggunakan hasil penyelidikan SFO untuk mengembangkan kasus suap Roll-Royce yang menyeret Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar.

Mengutip dari Kantor Berita Antara, di negaranya, Rolls-Royce didenda 671 juta Poundsterling (senilai sekitar Rp 11 triliun). Denda itu terbagi atas denda yang harus dibayar kepada pemerintah Inggris (497 juta pounds), pemerintah Amerika Serikat (140 juta pounds) dan pemerintah Brazil, ditambah ongkos investigasi SFO, yang seluruhnya akan dibayar dalam waktu lima tahun.

KPK juga tidak menutup kemungkinan pihak Rolls Royce diperiksa sebagai saksi dalam kasus ini. "Apakah akan diperiksa kalau seadainya dibutuhkan keterangan dari Airbus atau Rolls Royce akan dilakukan (pemeriksaan) tapi semua informasi yang dimiliki CPIB dan SFO yang bisa membantu penyidikan di Indonesia itu sudah dibagikan bersama karena sudah ada rasa percaya antara CPIB, CFO dan KPK," kata Wakil Ketua KPK Laode M Syarif.

Tak Hanya di Indonesia, Suap Roll-Royce Sudah Lintas Benua | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan bekas Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Emirsyah Satar sebagai tersangka kasus suap pembelian pesawat Airbus A330 bermesin Rolls-Royce. Tak hanya diduga menyuap Emirsyah, pabrikan mobil mewah dan mesin pesawat ini terindikasi melakukan praktik suap lintas benua.

Skandal suap perusahaan yang didirikan oleh Henry Royce dan Charles Stewart Rolls pada 15 Maret 1906 ini, seperti dilaporkan Business Insider, merupakan salah satu skandal yang terbesar dalam sejarah Inggris. 

Dalam perkara Emirsyah, seperti diungkap KPK, Rolls-Royce diduga memberikan suap senilai jutaan dolar Amerika Serikat (AS).

Masih menurut laporan yang dilansir semalam (19/1/2017), suap Roll-Royce sudah lintas benua dan departemen.

Dalam sebuah pernyataan yang dibuat untuk publik hari Selasa lalu, Rolls-Royce setuju untuk membayar 671.000.000 poundsterling (sekitar Rp11 triliun) untuk menyelesaikan perkara suap dan korupsi di Inggris, AS, dan Brasil.

Lembaga antikorupsi Inggris Serious Fraud Office (SFO) memperkirakan suap telah membantu Rolls-Royce memenangkan kontrak yang membuat perusahaan itu meraih laba lebih dari 250 juta poundsterling. Dalam dokumen SFO yang diterbitkan 17 Januari 2017, suap dan korupsi perusahaan ini dijalankan dengan “perencanaan yang cermat.

”Hakim Sir Brian Leveson menulis (penekanan pada kami); ‘Reaksi saya ketika pertama kali mempertimbangkan laporan ini adalah bahwa jika Rolls-Royce tidak dituntut dalam konteks kriminalitas mengerikan seperti selama puluhan tahun, yang melibatkan negara di seluruh dunia, melakukan pembayaran suap yang benar-benar luas dan konsekwensinya, (demi) keuntungan yang lebih besar, maka sulit untuk melihat setiap perusahaan akan dituntut’,” bunyi pernyataan itu.

SFO juga mengutip pernyataan Hakim Inggris, Sir Brian Leveson, yang menyebut Roll-Royce melakukan tindakan kriminalitas mengerikan.

Hakim itu juga menulis rincian berbagai kasus suap Roll-Joyce yang salah satunya dalam kasus penjualan mesin pesawat di Indonesia. Berikut rinciannya;

-Penyembunyian penggunaan perantara dalam bisnis pertahanan Rolls-Royce di India antara tahun 2005 dan 2009 ketika penggunaan perantara dibatasi.

-Suap dilakukan sehubungan dengan penjualan mesin di Indonesia dan Thailand antara tahun 1989 dan 2006, dan sehubungan dengan penyediaan peralatan kompresi gas di Rusia antara Januari 2008 dan Desember 2009

-Kesepakatan untuk melakukan pembayaran suap pada 2006/7 untuk memulihkan daftar perantara yang telah diambil oleh inspektur pajak di India untuk mencoba dan memblokir investigasi.

-Kegagalan untuk menghentikan karyawan Rolls-Royce di China dan Malaysia dalam suap bisnis sipil.

-Kegagalan untuk mencegah penyuapan oleh karyawan atau perantara di bisnis energi di Nigeria dan Indonesia, dengan kegagalan serupa dalam kaitannya dengan bisnis sipil di Indonesia.

CEO Rolls-Royce Warren East, yang bergabung sebagai direktur non-eksekutif pada tahun 2014,  dalam sebuah pernyataan telah meminta maaf atas skandal suap. "Meminta maaf tanpa syarat untuk perilaku yang telah ditemukan," demikian pernyataan pihak Rolls-Royce yang dibacakan di Pengadilan Tinggi Kota London, Inggris, Selasa lalu.