ASDP siap memberikan pelayanan angkutan laut Muara Angke menuju Kepulauan Seribu | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
Operator kapal penumpang nasional, PT Pelayaran Nasional Indonesia dan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), siap menindaklanjuti arahan Menteri Perhubungan untuk memberikan pelayanan angkutan laut dari Pelabuhan Rakyat Muara Angke menuju Kepulauan Seribu, Jakarta.
Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Faik Fahmi mengungkapkan pihaknya belum mendapatkan pengarahan khusus dari Menteri Perhubungan. Namun, dia menegaskan perusahaan siap untuk turun andil sesuai dengan arahan Menteri Perhubungan.
Arahan Menteri Perhubungan muncul setelah peristiwa terbakarnya kapal KM. Zahro Express yang menewaskan 23 penumpang pada 1 Januari 2017.
Terkait dengan armada, dia mengatakan ASDP harus mengkaji lebih lanjut rute yang akan dilayani. Dia berjanji jika Kementerian Perhubungan sudah memberikan penugasan resmi, ASDP akan menginformasikannya kepada khalayak umum.
"Prinsipnya kita siap kalau diperintahkan Kementerian Perhubungan, karena dulu kita pernah beroperasi di Kepulauan Seribu," ujarnya saat dihubungi wartawan, Selasa (3/1/2017).
Sementara itu, Manager Komunikasi dan Hubungan Kelembagaan PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Akhmad Sujadi mengatakan perusahaan telah mengirimkan tim untuk memeriksa persiapan Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara.
Di dua tempat itu, lanjut Sujadi, tim akan memeriksa kelayakan dermaga, kedalaman air laut dan posisi alur pelayaran. Selain itu tim juga akan melihat kondisi terminal penumpang serta kesediaan rambu-rambu di pelabuhan dan alur masuk kapal di kedua pelabuhan tersebut.
Dia menambahkan tim yang dikirim perusahaan berasal dari Divisi Nautika dan Divisi Operasi. Selain Pelabuhan Kali Adem, tim juga akan menuju Pulau Tidung di Kepulauan Seribu yang menjadi pelabuhan tujuan.
Sejak 2016, Pelni sebenarnya telah mengoperasikkan KM. Sanus 46 sebagai angkutan penumpang bagi warga Kepulauan Seribu menuju Pelabuhan Sunda Kelapa. Rute KM. Sanus 46 a.l. Sunda Kelapa (sebagai pelabuhan pangkal) – Pulau Untung Jawa – Pulau Pramuka – Pulau Tidung – Pulau Kelapa (pergi pulang/pp).
Di dua tempat itu, lanjut Sujadi, tim akan memeriksa kelayakan dermaga, kedalaman air laut dan posisi alur pelayaran. Selain itu tim juga akan melihat kondisi terminal penumpang serta kesediaan rambu-rambu di pelabuhan dan alur masuk kapal di kedua pelabuhan tersebut.
“Alur masuk dan kedalaman air laut sangat krusial bagi keamanan pelayaran, hal yang menjadi prioritas kami dalam melayani penumpang. Sementara kondisi terminal penumpang beserta fasilitasnya akan menentukan kenyamanan penumpang. Kami tentu berharap masyarakat yang hendak berwisata ke Kepulauan Seribu mendapatkan pelayanan prima," paparnya dalam pesan singkat.
"Saya minta PT Pelni untuk mensubstitusi kekurangan-kekurangan (pelayanan penyeberangan) ini, saya sudah berkoordinasi dengan PLT Gubernur DKI Jakarta,” katanya.
Rute ini termasuk ke dalam rute kapal perintis yang disubsidi oleh Kementerian Perhubungan. Saat mengunjungi korban selamat di RSPAD Gatot Subroto, Senin (2/1), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menegaskan pihaknya ingin agar Pelni segera masuk melayani rute Muara Angke ke Kepulauan Seribu dalam kurun waktu tiga hari.
PT ASDP Siap Layani Penyeberangan di Kepulauan Seribu | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
Dirut PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Faik Fahmi mengatakan, dia akan menindaklanjuti rencana pelibatan perseroan di rute Kepulauan Seribu, yakni berkoordinasi aktif dengan Kementerian Perhubungan untuk membahas lebih lanjut hal ini.
"Pertama, harus jelas seperti apa pembagian tugas antara PT ASDP dengan PT Pelni. Kedua, kami juga harus melakukan survei lapangan kembali untuk mengidentifikasi lintasan mana yang akan dilayani, jenis kapal yang akan digunakan, kapasitas yang akan disediakan, apakah hanya untuk melayani penumpang saja, atau dengan kendaraan juga,” tuturnya di Jakarta, Selasa 3 Januari 2017 sore.
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyatakan siap melaksanakan penugasan dari pemerintah melalui Kementerian Perhubungan untuk melayani rute wisata dari pelabuhan Muaraangke ke Kepulauan Seribu. Apalagi, PT ASDP sebelumnya sudah memiliki pengalaman dalam melayani rute Kepulauan Seribu yang berakhir pada 2003.
Terkait adanya pernyataan Kementerian Perhubungan yang menyebut akan melibatkan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT Pelni untuk peningkatan pelayanan rute Kepulauan Seribu dari pelabuhan rakyat Muara Angke, Faik mengatakan, hal tersebut merupakan penugasan dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan, maka PT ASDP mempunyai kewajiban untuk melayani rute wisata tersebut.
”Setelah survei, nanti akan diketahui, kapal apa yang cocok di sana dan tentu aspek keselamatan akan menjadi hal utama dan mengacu dengan standar yang dimiliki ASDP saat ini. Selain itu, kami juga perlu mengetahui kondisi dermaga, terminal penumpang, dan kondisi di pelabuhan setempat. Intinya, jika kami mendapatkan penugasan ini, tentu akan diberikan pelayanan semaksimal mungkin,” ujarnya
Faik menegaskan, survei sangat penting dilakukan supaya strategi pelayanan yang disiapkan juga dapat tetap sasaran mengingat karakteristik pengguna jasa di Kepulauan Seribu cenderung penumpang saja.
Dalam kaitan itu, jajaran PT ASDP juga menyampaikan dukacita dan keprihatinan yang mendalam atas musibah terbakarnya kapal wisata MV Zahro Express di Kepulauan Seribu, Minggu 1 Januari 2017 yang menyebabkan 23 orang tewas, 130 orang selamat, 31 orang luka-luka dari total 184 orang yang menjadi penumpang kapal nahas tersebut.
”Kami turut berbelasungkawa atas kecelakaan yang menimpa MV Zahro Express. Kiranya, kepada seluruh pihak korban diberikan kekuatan dan ketabahan,” tutur Faik Fahmi.
ASDP Siap Koordinasikan Penugasan Layanan Penyeberangan di Kepulauan Seribu | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat
PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menyatakan dukacita dan keprihatinan yang mendalam atas musibah terbakarnya kapal wisata MV Zahro Express di Kepulauan Seribu Minggu (1/1) yang menyebabkan 23 orang tewas, 130 orang selamat, 31 orang luka-luka dari total 184 orang yang menjadi penumpang kapal nahas tersebut.
Terkait adanya rilis Kementerian Perhubungan yang menyatakan akan melibatkan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) dan PT Pelni untuk peningkatan pelayanan rute Kepulauan Seribu dari pelabuhan rakyat Muara Angke, Faik mengatakan jika hal tersebut merupakan penugasan dari Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan, maka PT ASDP mempunyai kewajiban untuk melayani rute wisata tersebut.
“Kami turut berbelasungkawa atas kecelakaan yang menimpa MV Zahro Express. Kiranya, kepada seluruh pihak korban diberikan kekuatan dan ketabahan,” tutur Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Faik Fahmi dalam rilisnya, Selasa (3/1) sore.
“Apalagi, PT ASDP sebelumnya sudah memiliki pengalaman dalam melayani rute Kepulauan Seribu, namun berakhir pada tahun 2003,” ujarnya.
“Pertama, harus jelas seperti apa pembagian tugas antara PT ASDP dengan PT Pelni. Kedua, kami juga harus melakukan survei lapangan kembali untuk mengidentifikasi lintasan mana yang akan dilayani, jenis kapal yang akan digunakan, kapasitas yang akan disediakan, apakah hanya untuk melayani penumpang saja, atau dengan kendaraan juga,” tuturnya.
Namun demikian, PT ASDP akan menindaklanjuti rencana pelibatan perseroan di rute Kepulauan Seribu, yakni berkoordinasi aktif dengan Kementerian Perhubungan untuk membahas lebih lanjut hal ini.
Terkait dengan timeline PT ASDP merespon penugasan ini, Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Christine Hutabarat mengatakan, tim divisi penyeberangan PT ASDP akan melakukan survei dalam waktu dekat ini.
“Kalau waktu survei itu relative, tergantung kebutuhan di lapangan seperti apa. Jika ternyata lintasan di Kepulauan Seribu membutuhkan spesifikasi khusus selain dari kapal yang kita operasikan selama ini, tentu akan membutuhkan waktu untuk membangun baru. Namun, mungkin saja kita dapat membeli kapal bekas. Nanti akan kita lihat dulu hasil surveinya,” tutur Christine.
Faik menegaskan, survei sangat penting dilakukan supaya strategi pelayanan yang disiapkan juga dapat tetap sasaran mengingat karakteristik pengguna jasa di Kepulauan Seribu cenderung penumpang saja.
“Setelah survei, nanti akan ketahuan, kapal apa yang cocok disana, dan tentu aspek keselamatan akan menjadi hal utama dan mengacu dengan standar yang dimiliki ASDP saat ini. Selain itu, kami juga perlu mengetahui, kondisi dermaga, terminal penumpang, dan kondisi di pelabuhan setempat. Intinya, jika kami mendapatkan penugasan ini, tentu akan diberikan pelayanan semaksimal mungkin,” ujarnya.