Tidak ada satu pun kota dari 82 IHK mengalami deflasi | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto mengatakan, inflasi bulan Januari 2017 merupakan yang tertinggi dibanding inflasi Januari 2016 atau Januari 2015. Kelompok pengeluaran terbesar pertama dalam menyumbang inflasi adalah kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan.
"Andilnya 0,43 persen, artinya sumbangan dari kelompok pengeluaran ini merupakan tertinggi, ada beberapa komoditas atau andil yang cukup tinggi untuk transportasi, biaya perpanjangan STNK, itu andilnya, 0,23 persen," kata Kecuk sapaan akrab Suhariyanto, di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu 1 Februari 2017.
Biaya pengurusan surat tanda nomor kendaraan, kenaikan harga bahan bakar minyak hingga kenaikan tarif listrik 900 VA untuk rumah tangga mampu menjadi pemicu lonjakan inflasi sebesar 0,97 persen pada Januari 2017. Pengeluaran masyarakat pun merata di seluruh wilayah Indonesia, sehingga tak ada satu pun kota dari 82 kota indeks harga konsumen, yang mengalami deflasi.
Masih dalam kelompok pengeluaran yang sama, kenaikan inflasi disumbang oleh tarif telepon seluler sebesar 0,14 persen, dan harga BBM juga disebut menyumbang sebesar 0,08 persen. "Kita tahu ada penyesuaian harga BBM itu," kata dia.
"Karena tarif listrik kita tahu ada pencabutan subsidi bagi sebagian pelanggan 900 VA, ini andilnya sekitar 0,19 untuk 900 VA, lalu tarif sewa rumah juga ada andil 0,04 persen," kata dia.
Kelompok pengeluaran kedua terbesar yang menyumbang inflasi adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, yang menyumbang inflasi 1,09 persen, sementara andilnya sebesar 0,26 persen.
"Artinya secara umum bahan makanan itu terkendali. Memang untuk beberapa komoditas, ada yang menyumbang inflasi, yaitu kenaikan harga cabai rawit meskipun andil tidak begitu besar yaitu 0,09 persen," tuturnya.
Sedangkan untuk kelompok pengeluaran bahan makan, lanjut dia, memang menyumbang inflasi. Namun secara umum lebih rendah dari inflasi umum. Tingkat inflasi pengeluaran makanan, tercatat sebesar 0,66 persen dan andilnya 0,14 persen.
Kenaikan Biaya Urus STNK Kerek Inflasi Januari 2017 | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
Kepala BPS Suharyanto mengungkapkan, sektor transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan memiliki andil terbesar inflasi Januari 207. Salah satunya yakni, kenaikan biaya STNK yang menyumbang inflasi sebesar 0,23%.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengemukakan bahwa, kenaikan biaya urus Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) menjadi salah satu penyebab inflasi periode Januari 2017. Angka inflasi pada awal 2017 di level 0,97% lebih tinggi dibanding Januari 2015 dan Januari 2016 yang masing-masing deflasi 0,24% dan inflasi 0,51%.
"0,43% untuk transport, komunikasi, dan jasa keuangan atau sumbangannya 44%. Apa saja penyebabnya? Ada beberapa catatan, ada beberapa komoditas yang berikan sumbangan inflasi tinggi untuk transport, yakni biaya perpanjangan STNK. Biaya admin naik sehingga andilnya 0,23%," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Rabu (1/2/2017).
Selanjutnya, inflasi Januari 2017 juga disumbangkan oleh sektor perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Menurutnya, ada beberapa komoditas dari sektor ini yang menyumbang inflasi, di antaranya kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan tarif sewa rumah.
"Ada beberapa komoditas yang menyumbang inflasi, seperti tarif listrik. Kita tahu bahwa ada penyesuaian tarif daya 900 VA. Tarif ada 0,19%, dan tarif sewa rumah 0,04%," lanjutnya.
Selain itu, kenaikan tarif pulsa ponsel dan harga bahan bakar minyak (BBM) pada periode ini juga menyebabkan angka inflasi periode ini cukup tinggi. Sumbangannya masing-masing sebesar 0,14% dan 0,08%. "Inflasi tertinggi di sektor ini karena ada kenaikan biaya admin STNK, tarif pulsa, dan BBM," imbuh dia.
"Kalau dilihat menurut komponennya, seperti diduga bahwa inflasi Januari 2017 ini dipengaruhi oleh administered prices. Dengan inflasi umum 0,97% maka inflasi untuk admin prices adalah 2,57%. Sudah saya sebutkan kenapa tinggi ada 4: kenaikan STNK, penyesuaian tarif listrik untuk daya 900 VA, ada penyesuaian BBM, dan rokok. Itu menyebabkan admin prices 2,57%," paparnya.
Suharyanto menambahkan, penyebab inflasi lainnya adalah bersumber dari bahan makanan yang memiliki andil sebesar 0,66%. Dia menuturkan, penyumbang inflasi dari sektor ini adalah kenaikan harga cabai rawit yang memiliki andil 0,10% dan ikan segar sebesar 0,07%.
Kenaikan Tarif STNK Picu Inflasi Tinggi di Januari 2017 | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
Inflasi Januari tercatat cukup tinggi pada Januari 2017, yakni 0,97%. Salah satu sumbangan terbesar adalah kenaikan tarif STNK, BPKB dan lainnya. Terlihat pada inflasi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mencapai 2,35%.
"Inflasi tinggi ada beberapa komoditas memberikan andil inflasi tinggi transportasi pertama biaya perpanjangan STNK. Kita tahu biaya administrasinya naik, biaya perpanjangan STNK 0,23%," jelasnya.
"Kemudian disusul oleh tarif pulsa ponsel itu andilnya 0,14% dan satu lagi adalah bensin. Kita tahu ada penyesuaian harga BBM andilnya 0,08%. Jadi tertinggi inflasi transportasi komunikasi dan jasa keuangan," papar Suhariyanto.
Demikian disampaikan oleh Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto, di kantor pusat BPS, Jakarta, Rabu (1/2/2017).
kelompok bahan makanan dengan inflasi 0,66%. "inflasi bahan makanan ini pada Januari 2017 lebih rendah pada inflasi umum. Padahal biasanya lebih tinggi, artinya secara umum bahan makanan terkendali harganya," pungkasnya.
Kelompok kedua terbesar adalah kelompok perumahan air, listrik, gas dan bahan bakar dengan inflasi 1,09%.
"Ada beberapa komoditas di sana yang menyumbang inflasi pertama adalah tarif listrik. Andilnya 0,19%, kemudian juga tarif sewa rumah 0,04%," terangnya