Resiko keamanan dengan open source dapat terhindarkan | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC
Rully Moulany, Country Manager Red Hat Indonesia, menjelaskan bahwa dari segi keamanan, open source lebih aman ketimbang non-op
Penggunaan software open source makin meluas tidak hanya di satu bidang saja, namun hampir seluruh instansi yang bergantung pada teknologi komputer. Sebut saja finansial, public services, perusahaan telekomunikasi, pendidikan, dan sebagainya. Selain hemat biaya dan legalitas, sistem operasi kode terbuka tersebut juga dikatakan lebih aman. Benarkah?
“Justru, karena orang yang terlibat menjadi lebih banyak, maka bila ada backdoor atau malicious, akan langsung ketahuan dan diperbaiki,” ujar Rully.
Dalam menciptakan software, RedHat menerima masukan dari komunitas. Lewat tangan komunitas inilah RedHat dapat menciptakan software yang lebih baik, lebih relible, lebih secure, dan otomatis inovasinya menjadi lebih cepat.
Dengan model terbuka, software open source justru menjamin bahwa sistem keamanan yang dipakai adalah sistem yang jujur. Siapa pun akan dapat menemukan backdoor yang dipasang.
“Open source punya kualitas yang lebih tinggi daripada propietary,” tuturnya. Software yang ditawarkan RedHat kepada perusahaan rekanannya dijamin 100 persen dari open source.
Akan berbeda ceritanya dengan propietary software. Kita tidak akan pernah tahu apa yang terdapat di dalam software tersebut. Pemakai tidak akan pernah tahu ada tidaknya backdoor. Sebaliknya pada software open source, resiko keamanan seperti ini justru dapat terhindarkan.
Bagaimana Masa Depan Open Source di Indonesia? | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC
Open Source suatu model software (perangkat lunak) yang membuka atau membebaskan source code dapat dilihat oleh penggunanya, dan membiarkan penggunanya dapat melihat bagaimana cara kerja dari software tersebut serta penggunanya juga dapat mengembangkannya, kini semakin dimanfaatkan untuk penghematan biaya dan efisiensi operasional perusahaan.
Responden dari Indonesia melaporkan bahwa perusahaan mereka telah mengimplementasikan open source (35%) atau berencana untuk memperluas implementasi open source (6%), sementara 59% responden berencana untuk menerapkan solusi-solusi open source dalam 12 bulan ke depan. Solusi open source menawarkan beragam keuntungan, di antaranya implementasi yang lebih cepat dan peningkatan fleksibilitas, yang dapat memungkinkan perusahaan untuk menghadirkan pengalaman pelanggan, layanan, dan produk-produk baru dengan lebih cepat.
Hasil studi yang dilakukan oleh Forrester Consulting dan Red Hat mengungkapkan bahwa para pengambil keputusan TI di Indonesia tengah beralih ke open source guna mendorong efisiensi dan inovasi digital yang lebih baik. Penelitian ini mensurvei 455 CIO dan pengambil keputusan TI senior dari sembilan negara di Asia Pasifik.
Rully Moulany, Country Manager Red Hat Indonesia, dalam diskusi mengenai peran Open Source di Jakarta, Selasa (31/1), mengatakan, Open Source bisa menjadi pondasi penting bagi sektor jasa keuangan di Indonesia. Munculnya fenomena Fintech mendorong perbankan untuk terus berinovasi, mereka dituntut untuk terus mendorong efisiensi memperbaiki kinerja bisnis. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah mengadopsi solusi teknologi berbasis Open Source.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sejumlah perusahaan semakin memanfaatkan open source sebagai solusi kelas enterprise berkualitas tinggi yang dapat menjalankan aplikasi-aplikasi penting atau mission critical. Selain itu, Open source juga dapat menciptakan cara-cara baru dalam melibatkan dan mengembangkan standar dan kolaborasi. 39% responden dari Indonesia menggunakan open source untuk mendukung inovasi bisnis dengan kemampuan-kemampuan baru, dan 43% menggunakannya untuk ikut serta dalam suatu ekosistem mitra-mitra inovasi yang terbuka.
Hal ini memprediksikan bahwa dalam kurun waktu dua hingga tiga tahun mendatang, peran open source akan semakin meningkat. Responden survei dari Indonesia mengantisipasi bahwa penggunaan open source di dalam perusahaan mereka dapat meningkat sebesar 63% sebagai bagian dari infrastruktur hybrid cloud lincah mereka dan sebesar 47% dalam hal pengembangan aplikasi dan lingkungan DevOps.
“Sudah lebih dari 50% perdagangan keuangan dunia diproses melalui Red Hat Enterprise Linux dan 100% bank komersial yang termasuk dalam Fortune 500 bergabung pada Red Hat. Hanya dengan Open Source pergerakan akan bisa lebih cepat, memangkas cost efisiensi sampai 50%. Jika terjadi kecurangan malah bisa lebih terlihat karena bisa dipantau semua orang,” ujar Rully.
Open source makin diminati operator telekomunikasi | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC
“Hampir seluruh operator di Indonesia menggunakan solusi open source dari Red Hat. Bahkan, pada 2015, Telkomsel mendapatkan Red Hat Asia pacific Innovation Award atas inisiatif open source mereka yang inovatif,” ungkap Country Managing Director Red Hat Indonesia Rully Moulany dalam sesi diskusi dengan sejumlah media, kemarin.
Solusi software terbuka (Open Source) makin diminati oleh operator telekomunikasi untuk mengembangkan layanan dan jaringan ke pelanggan.
Diungkapkannya, selama ini Red Hat menyajikan solusi-solusi inovatif berbasis open source ke industri telekomunikasi seperti virtualisasi fungsi jaringan, migrasi cloud, dan penyimpanan software-defined. Sektor telekomunikasi selama ini berkontribusi sekitar 20% bagi pendapatan Red Hat disusul Financial Service dan Public Sector masing-masing 40%.
Dikatakannya, selain menawarkan layanan, Red Hat juga serius mengembangkan sumber daya manusia. “Kita soalnya mau membangun ekosistem open source, salah satu kuncinya adalah SDM harus banyak,” pungkasnya
“Paling diminati memang migrasi cloud. Ini sejalan dengan digitalisasi yang tengah merambah dunia telco. Konsep ini menjadikan pengembang aplikasi bisa mengembangkan layanan di atas platform cloud yang disediakan operator,” ulasnya.
Dipaparkannya, dalam menawarkan layanan ke industri telekomunikasi model bisnis yang ditawarkan adalah berlangganan atau membayar berdasarkan konsumsi. “Biasanya yang pola berlangganan dan membayar setelah penggunaan ini banyak diminati, terutama yang menawarkan cloud,” jelasnya.