Kemtan optimis ada pasokan produksi jagung sekitar 24 juta ton tahun ini | PT Rifan Financindo Berjangka
Kementerian Pertanian (Kemtan) memastikan tahun ini akan memberlakukan kebijakan menutup impor jagung untuk industri pakan ternak. Kebijakan ini merupakan kelanjutan dari kebijakan pembatasan impor jagung yang dilakukan tahun lalu dan berhasil memangkas impor lebih dari separuhnya.
Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian menyatakan, bulan Maret-Mei tahun ini, bakal ada panen jagung sekitar 12 juta - 15 juta ton. "Jumlah ini sebenarnya oversupply atau pasokan berlebih, sehingga kami meminta pengusaha pakan ternak untuk mengantisipasi dengan menyerap sebanyak-banyaknya," ujarnya, Rabu (18/1).
Optimisme Kemtan menutup keran impor tahun ini karena bakal ada pasokan produksi jagung sekitar 24 juta ton tahun ini. Dengan kebutuhan jagung industri pakan ternak sekitar 8 juta ton, masuk akal jika impor jagung tak dibutuhkan lagi.
Menurut Amran, tahun lalu, panen periode yang sama hanya menghasilkan 10 juta ton, sehingga tahun ini ada peningkatan produksi sekitar 20%-50%. Wilayah yang akan menjadi lumbung jagung tahun ini adalah Gorontalo, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan.
Sekretaris Jenderal GPMT, Desianto Budi Utomo mengatakan bahwa kekhawatiran pengusaha pakan ternak atas penutupan impor ini adalah ketidaksiapan pengusaha menyerap pasokan jagung yang melimpah saat panen karena terbatasnya gudang penyimpanan perusahaan. "Harga jagung petani akan jatuh pada panen mendatang karena pasokan jagung bakal berlimpah sedangkan kemampuan menyerap perusahaan pakan terbatas," ungkap Desianto.
Menanggapi kebijakan penupan impor jagung tahun ini, Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) mengklaim tengah membangun gudang penyimpanan tambahan serta mesin pengering atau dryer secara mandiri di beberapa lokasi untuk mengantisipasi adanya panen jagung dalam dua bulan ke depan.
Desianto bilang, tahun ini, kebutuhan jagung industri pakan ternak mencapai 700.000 ton per bulan atau 8,4 juta ton setahun. Sedangkan kebutuhan jagung di luar industri pakan mencapai 1 juta ton per bulan atau 12 juta ton setahun. Dengan demikian, tahun ini, diperkirakan bakal ada surplus produksi sebanyak 3,6 juta ton jagung.
Selain itu, Desianto bilang, perusahaan pakan menginginkan jagung dengan kadar air maksimal 15% sehingga biaya pasca panen untuk pengeringan bisa diminimalisir.
Untuk menjaga stok jagung tetap tersedia, Kemtan akan memberdayakan Bulog sebagai penampungan kelebihan produksi jagung sepanjang tahun ini. "Solusinya adalah kalau oversupply, Bulog sepakat turun tangan dan akan menyalurkan jagung untuk 41 perusahaan pakan ternak ketika membutuhkan," terang Amran.
Hanya saja, masalah yang harus dihadapi GPMT adalah soal manajemen stok. Pasalnya, panen jagung tak berlangsung tiap bulan dan jumlah tiap daerah produksi yang tak bisa diprediksi.
Sekadar informasi, tahun lalu, GPMT masih meminta kuota impor jagung lewat Bulog sekitar 800.000 ton akibat mahalnya harga jagung lokal serta tak tersedia di pasaran.
Saat ini, harga jagung di tingkat petani sekitar Rp 3.100 per kilogram (kg), sedangkan harga di tingkat pabrik sekitar Rp 4.200 per kg. Pemerintah berharap harga ini tetap stabil sepanjang tahun ini.
Desianto memastikan jika prediksi jumlah produksi jagung dari Kemtan akurat dan manajemen stok bisa berjalan baik, maka tahun ini, GPMT tidak akan meminta izin impor jagung untuk mengisi stok kepada Kemtan.
Mentan Sebut Animo Menanam Jagung Sedang Tinggi | PT Rifan Financindo Berjangka
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Arman Sulaiman mengapresiasi kinerja Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dalam menangani perkiraan oversuplai produksi jagung yang akan terjadi pada musim panen Maret–April 2017.
Andi Amran mengatakan, pembangunan warehouse dan dryer ini dilakukan sendiri oleh GPMT untuk mendampingi petani menyimpan jagung agar tidak rusak. Dengan demikian, produk yang oversuplai tidak dapat ditampung oleh GPMT maka Bulog akan ikut membantu dengan meminjamkan gedungnya untuk menyimpan jagung. “Solusinya adalah kalau nanti oversuplai, Bulog akan turun tangan,” tuturnya.
“GPMT sudah membangun warehouse di beberapa daerah untuk menyimpan jagung dan dryer untuk mengeringkan jagung. Ini kami apresiasi, luar biasa ternyata kalau kita sinergi, kemajuan kita dahsyat,” ungkapnya di Kantor Kementerian Pertanian, Rabu (18/1/2017).
Andi Amran melanjutkan, beberapa lumbung yang berada di Gorontalo, Sulawesi Utara, Dompu, Bima, Sumbawa, Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan produksi jagungnya meningkat paling tinggi. “Di Jawa Barat juga meningkat tapi tidak sebesar daerah-daerah tersebut,” jelasnya.
Selain itu, dia menjelaskan oversuplai ini akan terjadi secara nasional dan ada 41 perusahaan pakan ternak yang mendampingi dan sudah dekat dengan petani. Mentan sendiri melihat animo petani untuk menanam jagung sangat tinggi. “Animo menanam jagung luar biasa. Dalam tiga bulan ke depan kita prediksi 12 juta ton selama masa panen,” jelasnya.
Pada 2017, Produksi Jagung Nasional Diprediksi "Over Supply" | PT Rifan Financindo Berjangka
Ditargetkan pada 2017 produksi jagung nasional akan mencapai 17 juta ton, dan pada bulan April 2017 diprediksi akan terjadi produksi besar sebanyak 12 juta ton.
Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dengan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) menyatakan, dalam tiga bulan kedepan produksi jagung nasional akan mengalami kelebihan produksi atau over supply.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, peningkatan produksi yang terjadi karena adanya sinergi antara pemerintah dan swasta serta program luas tambah tanam yang digencarkan Menteri asal Bone, Sulawesi Selatan tersebut.
"Kami sudah kerja bersama-sama sehingga produksi (jagung) meningkat, ini sinergi yang baik dan impor kita turun 66 persen, sekarang justru ada kekhawatiran over supply dalam waktu dekat dan ini kita akan antisipasi lebih awal," ujar Amran di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta, Rabu (18/1/2017).
Dia menjelaskan, daerah-daerah yang mengalami peningkatan produksi yaitu Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Dompu, Bima, Sumbawa, Jawa Timur, dan Lampung.
Menurut Amran, kenaikan produksi yang terjadi karena ada beberapa daerah yang mengalami peningkatan penanaman jagung.
"Ada satu daerah peningkatannya sampai 40 sampai 50 persen penanaman jagung, tapi ada yang terpenting GPMT sudah membangun warehouse (gudang) dimana-mana kemudian dryer (pengering), ini luar biasa ternyata kalau kita sinergi," ungkap Amran.
Selain itu, menurut Amran, jika terjadi over suplai dan GPMT tidak mampu untuk menampung produksi jagung nasional, maka pihaknya dan GPMT sepakat untuk menugaskan Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam menyerap produksi tersebut.
"Ini nasional, ada 41 perusahaan pakan ternak mendampingi petani di provinsi-provinsi dan kabupaten dan mereka melihat animo tanam jagung luar biasa, sehingga khawatir produksinya dalam tiga bulan itu 12 juta ton, khawatir kalau ini tidak bisa ditangani dengan baik," tambahnya.
Dia menambahkan, produksi jagung nasional akan terjadi di seluruh Indonesia bukan hanya dibeberapa daerah.
Namun, Amran tidak menyebutkan lebih rinci terkait jumlah peningkatan produksi jagung pada daerah tersebut. Amran menjelaskan, pihak GMPT dengan anggotanya telah membangun gudang dan pengering untuk menyerap produksi jagung lokal dan diolah menjadi pakan ternak.
"Mereka membangun (gudang) sendiri, kemudian mendampingi petani dan sudah ribuan hektar dan pada tanggal 15 Februari 2017 ada panen dua ribu hektar di Lampung," papar Amran.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian produksi jagung 2016 mencapai 23,16 juta ton, naik sekitar empat juta ton dari 2015 yang mencapai 19 juta ton.
Adapun kebutuhan jagung 8,5 juta ton tersebut merujuk pada produksi pakan tahun 2017 yang diprediksi 17 juta ton.
Sementara itu, GPMT mengungkapkan kebutuhan jagung untuk bahan baku pakan ternak pada tahun 2017 diprediksi 8,5 juta ton, naik tipis dari kebutuhan tahun 2015 sebanyak 8 juta ton.
Sementara terkait untuk harga jagung pada saat ini, Amran menerangkan, hal itu sudah diatur oleh pemerintah terkait harga beli jagung di tingkat petani Rp 3.150 per kilogram.
"Karena sudah ada peraturan bahwa harga Rp 3.150 per kilogram dengan kadar air 15 persen diserap oleh pemerintah (Bulog) manakala perushaan swasta semua gudang-gudangnya sudah penuh, itu solusi kesepakatannya," pungkas Amran.