Terbaru

Isu Mau Pakai Ertiga, ini Respons Blue Bird

'Semuanya tetap terbuka, mau tipe SUV atau MPV sekalipun' | PT Rifan Financindo Berjangka

PT Rifan Financindo Berjangka

Perusahaan taksi konvensional seperti halnya Blue Bird mengakui jika keberadaan taksi berbasis aplikasi telah menggerus ceruk bisnis yang telah dirintisnya sejak lama. Apalagi, taksi berbasis online menawarkan berbagai kemudahan untuk mendapatkan kendaraan ke tempat tujuan, serta terpenting murah dari sisi harga.

"Kami melihat begini, adanya transportasi online yang baru memang membuat kami cukup terganggu, tapi kami yakin dengan meluncurnya teknologi terkini, tidak serta merta membuat persaingan bisa dimenangkan, tetap yang menjadi patokan pelayanan secara keseluruhan," kata Sigit Direktur PT Blue Bird Tbk, Senin 23 Januari 2017.

Sigit Priawan Djokoseotono, meyakini perusahaan berlogo 'Burung Biru' itu masih menjadi salah satu pilihan transportasi idola masyarakat.

Sementara itu, saat ditanya perihal armada baru yang akan ditarik oleh Blue Bird, Sigit menuturkan masih belum memiliki rencana lebih jauh. Saat ini, pihaknya masih terus fokus dengan kendaraan yang dimiliki. 

"Kita setiap pembelian kendaraan itu ada investasi, perawatan, dan kita harus memilih tipe kendaraannya saja," tuturnya. 

Menurut Sigit, Blue Bird memiliki jam terbang dan kualitas yang jauh lebih tinggi ketimbang taksi online, bahkan kompetitor-kompetitor lainnya. 

"Dengan kedua hal tersebut, kami yakin perusahaan ini mampu memberikan layanan terbaik bagi konsumen, baik dari sisi pelayanan dan kendaraan," ujarnya. 

“Semuanya tetap terbuka mau tipe SUV atau MPV sekalipun. Tapi, kalau yang Ertiga belum yah, kita juga masih fokus ke produk yang ada saat ini." 

Kendati demikian, sambung Sigit, segala kemungkinan bisa saja terjadi di masa yang akan datang. Apalagi beredar rumor Ertiga akan digunakan Blue Bird sebagai armada barunya setelah Mobilio.

Soal Angkutan Umum Orang, Blue Bird Inginkan Kejelasan Aturan | PT Rifan Financindo Berjangka

PT Rifan Financindo Berjangka

Direktur PT Blue Bird Tbk, Sigit Priawan Djokosoetono menyatakan perusahaan menginginkan peraturan tentang angkutan umum orang untuk kendaraan berbasis aplikasi atau online juga berlaku untuk taksi-taksi yang lain.

PT Blue Bird Tbk. menginginkan ada kejelasan peraturan dari pemerintah terkait peraturan angkutan umum orang.

Dia menambahkan persamaan perlakuan tersebut agar perusahaan bisa menerapkan strategi yang sama dengan perusahaan-perusahaan angkutan umum berbasis aplikasi.

“Blue Bird sebenarnya membutuhkan kejelasan adanya peraturan, apakah itu memang [peraturan penggunaan kendaraan] di bawah 1.300 atau peraturan apa yang buat online bisa berlaku buat taksi yang lain,” kata Sigit, Jakarta, Senin (23/1/2017).

Adapun terkait dengan kemungkinan perusahaan menggunakan kendaraan murah ramah lingkungan (low cost green car/LCGC), dia menuturkan masih belum mengetahuinya.

“Kendaraan juga merupakan salah satu strategi [menghadapi] persaingan yang ada [dalam mempertahankan pelanggan perusahaan,” katanya.

Dia menuturkan perusahaan perlu melihat apakah kendaraan LCGC dengan cc di bawah 1.300 mampu memberikan pelayanan terhadap pengguna angkutan umum perusahaan mengingat pelanggan meminta pelayanan yang cukup tinggi.

Blue Bird genjot penggunaan aplikasi online | PT Rifan Financindo Berjangka

PT Rifan Financindo Berjangka

PT Blue Bird Tbk ingin menggenjot kinerja di tahun ini. Emiten berkode BIRD ini gencar melakukan strategi agar penggunaan aplikasi online besutannya, My Blue Bird, terus naik.

Dalam waktu dekat Blue Bird akan meluncurkan fitur easy ride untuk memudahkan orang berhentikan taksi di jalan namun tetap bayar secara non tunai lewat aplikasi My Blue Bird. Selain itu, rencana kerja sama dengan Gojek perusahaan transportasi online akan segera dirilis awal kuartal tahun ini.

"Sekarang ini minat masyarakat berpindah lebih menyukai aplikasi, kita memperbaiki dan menambah berbagai fitur baru seperti cash less, sharing journey, e-voucher untuk pasar terbesar kita di korporat yang selama ini pakai kertas," kata sigit Priawan Djokosoetono, Direktur PT Blue Bird Tbk, Rabu (23/1).

Namun, sebagai perusahaan transportasi, konsentrasi Blue Bird tak bisa fokus pada teknologinya saja. Setelah membuat aplikasi, perlu strategi tambahan agar masyarakat kepincut aplikasi yang diluncurkan sejak tahun 2011 ini.

Kerja sama ini merupakan kemitraan kali kedua setelah Oktober 2016 lalu, Blue Bird sempat memperikan promosi kode khusus bagi pelanggan untuk mendapatkan hadiah menonton pertandingan Final ASEAN Football Federation (AFF). Sigit bilang, setelah promosi ini berakhir pada Maret 2017, tak menutup kemungkinan Blue Bird akan menggelar promosi baru yang bisa menarik minat pengguna aplikasi.

Misalnya menggandeng kerja sama dengan Mastercard dengan membuat program khusus berhadiah nonton pertandingan Final Champion UEFA. Blue Bird juga memberikan potongan harga sampai Rp 30.000 untuk setiap perjalanan dan berlaku sampai 10 kali perjalanan.

Sayangnya, Sigit enggan menyatakan target yang ingin Blue Bird bukukan. "Yang pasti, kerja sama dengan Mastercard di Oktober tahun lalu bisa meningkatkan transaksi dobel digit, karena animo masyarakat terhadap transaksi non tunai ini sangat tinggi terlebih Indonesia punya penggemar bola sangat banyak," kata Sigit.