Terbaru

Bisnis Garuda dan Roll Royce Tak Terganjal Kasus Suap

Namun, dua tahun terakhir ini renegosiasi kontrak sudah dilakukan | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Kasus dugaan suap pembelian mesin pesawat Airbus A330 yang menyeret mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk, Emirsyah Satar menjadi pelajaran tersendiri bagi garuda Indonesia.

Direktur Utama Garuda Indonesia. Muhammad Arif Wibowo menyatakan, pihaknya tengah merenegosiasi kontrak dengan pihak Rolls Royce dalam pengadaan mesin pesawat dan Airbus. Renegosiasi kontrak secara besar-besaran itu, sudah dilakukan perusahaan sejak dua tahun terakhir. 

"Kita sudah melakukan renegosiasi besar-besaran terhadap kontrak-kontrak yang ada. Jadi, kita juga renegotiate kontrak-kontrak Airbus, melakukan restructure Airbus, kemudian kontrak perawatan pesawat, termasuk di dalamnya kontrak Rolls-Royce juga kita renegotiate juga, dan lain-lain," kata Arif di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa 24 Januari 2017. 

Sejumlah evaluasi dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor penerbangan itu, untuk lebih hati-hati dalam kontraknya. 

Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno menegaskan, tidak ingin kasus suap seperti itu terulang lagi. Menurutnya, perusahaan BUMN harus menjalankan good corporate governance (GCG), atau tata kelola perusahaan yang baik dengan semaksimal mungkin. 

"Enggak (ada pengurangan pemakaian), karena kita kan memiliki fleet plan, Karena itu, sudah didesain 10 tahunan. Jadi, sampai saat sekarang ini, kita lebih fokus bagaimana semua fleet cost, atau biaya yang terkait biaya armada diefisienkan," kata dia. 

"Kalau toh ada praktik di luar itu, memang ini yang bagusnya, bisa jadi menjadi pembatas buat kita juga," kata dia. 

Meskipun melakukan renegosiasi kontrak, ia mengatakan, belum ada pengurangan pemakaian mesin dari pihak Rolls Royce. Hal itu lantaran, rencana penerbangan perusahaan, atau fleet plan yang telah dirancang selama 10 tahun berikut dengan kontrak yang melekat. 

Bos Garuda Ditanya Menteri Rini soal Mesin Pesawat Airbus | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

Dirut Garuda Arif Wibowo pun ditanya oleh Menteri BUMN Rini Soemarno perihal pusaran kasup suap Rolls Royce dengan Emirsyah Satar.

Kasus praktek suap di lingkungan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) beberapa waktu lalu mencuat ke publik. Skandal ini menyeret mantan Direktur Utama (Dirut) Garuda Indonesia Emirsyah Satar. Pasalnya, Emirsyah disinyalir terjerat suap pembelian mesin pesawat Airbus A-330.

Dia pun menyatakan, pihak Garuda sudah sejak lama melakukan renegoisasi dengan pihak Airbus mengenai kontrak-kontrak yang ada. 

"Karena sebenarnya kita sudah dari awal, dari dua tahun yang lalu, kita sudah melakukan renegosiasi besar-besaran terhadap kontrak-kontrak yang ada," jelasnya.

Arif pun mengatakan, dirinya menjelaskan ke Menteri BUMN tersebut, bahwa pihak Garuda telah menjalankan kewajibannya dengan baik. Kejadian ini pun dinilainya akan menjadi pelajaran bagi direksi Garuda yang saat ini masih diberi amanat menjalankan kewajibannya dengan baik. 

"Iya ditanyain (Menteri Rini), ya tapi kita sampaikan kembali lagi kalau kejadian-kejadian yang terakhir ini bener-bener, kita korporasi sudah menjalankan GCG-nya dengan semaksimal mungkin. Kalau toh ada praktek di luar itu, memang ini yang bagus juga, jadi menjadi pembatas buat kita juga," jelasnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta. Selasa (24/1/2017).

Jadi kita juga renegotiate kontrak-kontrak Airbus, melakukan restructure Airbus, kemudian kontrak perawatan pesawat, termasuk di dalamnya kontrak Rolls-Royce juga kita renegotiate juga kan, dan lain-lain," lanjutnya.

Yang kedua overhead cost kita juga harus kita buat lebih kompetitif lagi, dan itu dua pilar utama yang dalam dua tahun terakhir kita garap," tambahnya.

Dia mengakui hal itu dilakukan lantaran selama dua tahun terakhir ini Garuda tengah fokus terhadap fleet cost agar benar-benar kompetitif. 

Buntut Kasus Emirsyah, Garuda Renegosiasi Seluruh Kontrak | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

Direktur Utama Garuda Arief Wibowo mengungkapkan, sejauh ini korporasi telah menjalankan prinsip good corporate governance (GCG) dengan semaksimal mungkin. Renegosiasi kontrak menjadi salah satu cara untuk menerapkan prinsip-prinsip tersebut.

"Jadi kita juga renegosiasi kontrak-kontrak Airbus, melakukan restrukturisasi airbus, kemudian kontrak perawatan pesawat, termasuk di dalamnya kontrak Rolls-Royce juga kita renegosiate," katanya di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (24/1/2017).

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengemukakan bahwa sejak dua tahun lalu telah melakukan renegosiasi besar-besaran terhadap beberapa kontrak pengadaan barang yang ada di perseroan. Terlebih, saat ini ada kasus suap yang melibatkan mantan Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar.

Mantan Bos Citilink ini menambahkan, perseroan telah mendapatkan banyak manfaat dari renegosiasi kontrak tersebut. Salah satunya penurunan biaya perawatan pesawat.

"Ada beberapa penurunan biaya perawatan, termasuk di dalamnya, juga engine Rolls-Royce juga kita lakukan renegosiasi," ujar Arief. 

Menurutnya, renegosiasi kontrak tersebut juga menjadi salah satu cara agar biaya armada dapat menjadi sangat kompetitif. "Yang kedua overhead cost kita, juga harus kita buat lebih kompetitif lagi, dan itu dua pilar utama yang dalam dua tahun terakhir kita garap," terang dia.