Bank syariah sangat selektif memutar dana nasabah | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
Anggota Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Mohamad Hidayat mengatakan, sistem perbankan syariah bukan hanya mengacu pada peraturan undang-undang seperti perbankan konvensional. Namun, bank syariah juga disusun dengan mengacu pada ajaran Alquran, sunnah, dan juga fatwa-fatwa yang dibuat DSN MUI.
Perbankan syariah memang tertinggal jauh dari perbankan konvensional dalam banyak aspek. Namun, ada banyak keutamaan yang bisa didapat masyarakat apabila menggunakan bank syariah.
Keutamaan lainnya adalah perbankan syariah tidak menggunakan dana pihak ketiga atau dana nasabah ke bisnis-bisnis nonhalal. Bank syariah sangat selektif memutar dana nasabah.
"Yang terpenting, sistem perbankan syariah tidak berbasis ribawi. Karena riba diharamkan dalam Islam," kata Hidayat dalam acara pelatihan perbankan syariah yang digelar Bank Syariah Mandiri (BSM) di Bandung, Rabu (21/12).
Hidayat mengatakan, perbankan konvensional akan menyalurkan pinjaman sepanjang bisnis atau usaha tersebut dinilai layak dari sisi keuntungan. "Artinya, pola memproduktifkan dana masyarakat tidak mellihat usaha yang dikembangkan merusak masyarakat atau tidak," kata dia.
Hidayat yang juga menjadi anggota dewan pengawas syariah Bank Syariah Mandiri menegaskan, keutamaan tersebut tidak bisa didapat dalam perbankan konvensional. Sebab, perbankan konvensional tidak melihat unsur kehalalan usaha atau bisnis untuk menyalurkan pembiayaan.
Dalam hal pembiayaan misalnya, bank syariah tidak akan memberikan pembiayaan kepada perusahaan atau sektor usaha yang dapat menimbulkan mudarat bagi umat. Hal itu contohnya perusahaan minuman keras, rokok, atau kegiatan usaha berbau maksiat.
"Sektor-sektor nonhalal tidak pernah diberikan pembiayaan oleh bank syariah. Dalam perbankan syariah, itu diharamkan," ujarnya.
Di 2017, Bank Syariah Mandiri Ingin Ekspansif | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
Bank Syariah Mandiri menyatakan telah membukukan kinerja yang cukup baik dan memuaskan pada 2016.
SEVP Finance & Strategy Bank Syariah Mandiri Ade Cahyo Nugroho mengatakan, dengan kondisi perekonomian yang cukup melambat, pada 2016 Bank Syariah Mandiri berhasil membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) 15 persen.
Oleh karena itu, pada 2017 mendatang, Bank Syariah Mandiri ingin lebih agresif dalam mengampanyekan produk dan layanan jasa keuangan.
Cahyo menuturkan, saat kondisi Bank Syariah Mandiri sudah mulai mengalami perbaikan kinerja. Dengan demikian, pada 2017 mendatang Bank Syariah Mandiri ingin secara agresif melakukan kampanye produk dan layanan.
Angka ini di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan nasional.
"Padahal kondisi perbankan syariah sedang agak terpuruk selama dua tahun terakhir. Kami jarang promosi atau iklan juga," ungkap Cahyo dalam acara pelatihan perbankan syariah Bank Syariah Mandiri di Bandung, Rabu (21/12/2016).
Untuk tumbuh, Bank Syriah Mandiri mengandalkan mesin dari sektor ritel.
"Jadi produk tahuh depan kita akan benar-benar fokus ke retail, jadi ada dari tabungan maupun dari sisi pembiayaan itu adalah konsumer, tabungan, dan cicil emas," ujar Cahyo.
Sektor tersebut terutama dari segmen konsumer yang sudah mulai kembali tumbuh, sehingga perseroan bisa menggunakan kesempatan ini untuk menyalurkan pembiayaan, baik griya, kendaraan bermotor, maupun pembiayaan multiguna.
Menurut Cahyo, Bank Syariah Mandiri yakin pertumbuhan DPK perseroan akan di atas pertumbuhan bank konvensional. Ia menuturkan, beberapa bank konvensional malah tidak mengalami pertumbuhan DPK.
"Tahun depan justru perbankan syariah, khususnya Bank Syariah Mandiri mendapat momentum pertumbuhan setelah dua tahun mencoba recover," tutur Cahyo.
Kinerja Bank Syariah Mandiri Selama 2016 Lampaui Target | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
Senior Executive Vice President Finance and Strategy BSM Ade Cahyo Nugroho mengatakan, dana pihak ketiga (DPK) sudah mencapai Rp 68,1 triliun per November. Angka tersebut tumbuh 15,1 persen dibandingkan periode sama tahun lalu dan telah melebihi target Rp 67,2 triliun.
"Alhamdulillah, pertumbuhan DPK kami di atas rata-rata pertumbuhan nasional," kata Cahyo di Bandung, Rabu (21/12).
PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mencatatkan kinerja positif tahun ini. Kinerja BSM bahkan sudah melampaui sejumlah target pada November.
Cahyo mengaku sangat bersyukur karena BSM mampu mencapai pertumbuhan DPK hingga 15 persen di tengah banyaknya perbankan yang mengalami penurunan DPK.
Padahal, kata Cahyo, BSM tidak banyak melakukan aktivitas bisnis seperti promosi pada kuartal terakhir ini. "Sepertinya kesadaran datang dari masyarakat. Kami tidak ngapa-ngapain, tabungan bertambah, giro dan deposito juga bertambah," ujarnya.
Cahyo menjelaskan, pertumbuhan DPK menjadi indikator mulai meningkatnya kepercayaan dan minat masyarakat terhadap perbankan syariah. Dia mengungkapkan, pertambahan DPK sangat terasa dalam dua bulan terakhir setelah adanya momen aksi bela Islam.
Cahyo optimistis jumlah aset akan terus bertambah hingga tutup tahun. Dia memprediksi aset BSM bisa tembus Rp 80 triliun. "Jumlah ini semakin menegaskan posisi kami sebagai bank syariah terbesar di Indonesia," kata Cahyo.
Selain DPK, BSM juga telah melampaui target perolehan aset. Per November, aset BSM mencapai Rp 77,4 triliun atau tumbuh 15,3 persen secara tahunan. Tahun ini, BSM menargetkan total aset Rp 76,11 triliun.
Sedangkan mengenai pembiayaan, BSM telah menyalurkan Rp 54 triliun. Cahyo mengatakan, penyaluran pembiayaan juga sangat berpotensi mencapai target. Tahun ini, targetnya Rp 54,57 triliun. "Tinggal sedikit lagi. Kami yakin bisa melampaui target pembiayaan," katanya.
Berdasarkan laporan keuangan BSM kuartal III 2016, laba bersih hingga September telah mencapai Rp 246 miliar. "Pokoknya, bisa lewat Rp 300 miliar," ucap Cahyo.
Cahyo juga optimistis target perolahan laba bersih Rp 300 miliar dapat tercapai. Hanya, Cahyo enggan mengungkapkan besaran perolehan laba yang sudah dicapai hingga November.