Terbaru

Gubernur Soekarwo Minta HIPMI Peduli Pengusaha UMKM

Agar produk-produk UMKM ini tidak kalah dengan negara lain | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan


"Ada beberapa masalah di industri UMKM seperti packaging produk. HIPMI harus ikut membantu pengusaha UMKM, agar produk-produk UMKM ini tidak kalah dengan negara lain," kata Soekarwo saat menghadiri Rakerda XIV dan Diklatda I BPD HIPMI Jawa Timur di Hotel Mercure Surabaya, Rabu (14/12/2016).

Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta pengusaha muda yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) berperan aktif mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Diantaranya membantu dan peduli terhadap pengusaha usaha kecil mikro menengah (UMKM).

Gubernur Jatim yang akrab disapa Pakde Karwo menambahkan, tidak hanya masalah packaging produk. Industri pengolahan di Jatim juga rata-rata menggunakan mesin yang sudah usang alias kuno, sehingga tidak bisa berkompetisi di industri pengolahan.

Selain itu, Hipmi juga diminta dapat menjadi collector bahan baku dari daerah lain, seperti Ternate. Selama ini 75 persen barang di Pelabuhan Tanjung Perak dibawa ke Ternate, tapi baliknya ke sini hanya 5 persen.

"Perdagangan akan naik apabila packagingnya bagus. Jadi saya usulkan ada pelatihan packaging," tuturnya.

Soekarwo juga menyinggung permasalahan politik. Katanya, faktor eksternal pembangunan salah satunya adalah konsep politik aman dan nyaman.

"Saya berharap bukan 5 persen, tapi kalau bisa yang dibawa ke sini bisa mencapai 20 persen. Potensi ini karena ada purchasing power di Jawa Timur cukup tinggi," jelasnya sambil menambahkan, Hipmi dan Kadin Jatim perlu duduk bersama untuk membahas permasalahan tersebut.

"Kedua, masalah UMKM di bidang industri agro. Kalau kita mau naik ke middle income, harus diurus betul. Sekarang saja ada sekitar 3.500 (UMKM). Kalau tidak diurus, bisa turun menjadi 2.700-an," jelasnya.

"Pembangunan di Jawa Timur harus berubah menjadi pembangunan di bidang industri. Kalau tidak, Jatim tidak akan maju," katanya.

Sementara Ketua Umum BPD Hipmi Jatim Giri Bayu Kusumah mengatakan, kondisi perekonomian dalam tiga tahun terakhir ini memang belum sepenuhnya stabil. Bahkan, sektor UMKM cukup berat dalam menghadapi kondisi perkonomian saat ini.

Ia menerangkan, dalam dua tahun terakhir ini, Hipmi Jatim menggelar berbagai pelatihan bagi UMKM diantaranya mengenai manajemen pemasaran, keuangan, ekspor-impor, waralaba hingga bagaimana meningkatkan nilai tambah bagi produk-produk pertanian.

"Karena itu, kami berusaha fokus untuk memberdayakan UMKM. Karena UMKM ini relevan untuk menjawab tantangan perekonomian saat ini," kata Giri.

"Total yang mengikuti pelatihan ada 400 UMKM dari berbagai daerah. Seperti Gresik, Sidoarjo, Kediri, Banyuwangi, Sumenep, Jombang, Jember," jelasnya. 

Tingkatkan Kapasitas UMKM, Hipmi Jatim Serap 7.500 Pekerja | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan


Ketua Umum Hipmi Jatim Giri Bayu Kusumah menjelaskan hingga saat ini jumlah anggota Hipmi di Jatim sudah mencapai 1.479 anggota yang tersebar di 27 cabang kota/kabupaten. Anggota tersebut memiliki usaha di berbagai bidang mulai dari pertanian hingga teknologi informasi.

Menurutnya, penyerapan tenaga kerja tersebut adalah kontribusi Hipmi Jatim bagi perekonomian masyarakat. Untuk itu, Hipmi Jatim pada program kerja 2017 akan lebih memfokuskan program-programnya yang menyasar UMKM karena dinilai relevan untuk menjawab tantangan perekonomian saat ini.

 Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur mengklaim hingga kini telah mampu menyerap tenaga kerja hingga 7.500 orang sejalan dengan upayanya meningkatkan kapasitas usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

“Per unit usaha bisa menyerap tenaga kerja mulai dari empat orang sampai ada yang punya 800 karyawan,” jelasnya dalam siaran pers Rakeda Hipmi Jatim, Rabu (14/12/2016).

Giri menambahkan pada tahun depan Hipmi Jatim menargetkan penambahan cabang agar bisa terpenuhi di 38 kabupaten/kota sehingga Hipmi bisa semakin banyak memberdayakan UMKM di daerah.

“Kondisi ekonomi dalam tiga tahun terakhir memang belum sepenuhnya stabil sehingga menjadi tantangan berat bagi UMKM, untuk itu kami fokus untuk memberdayakan UMKM mulai dari workshop, pelatihan pemasaran, keuangan, ekspor impor hingga waralaba,” imbuhnya.

Program Pemberdayaan UMKM Jadi Fokus Utama Hipmi Jatim | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan


Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jawa Timur (Jatim) memfokuskan program-programnya pada upaya meningkatkan kapasitas usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sektor UMKM disasar untuk diberdayakan karena relevan untuk menjawab tantangan perekonomian saat ini.

Rakerda tersebut, secara resmi dibuka oleh Gubernur Jatim, Soekarwo, dan dihadiri oleh Ketua Umum BPP Hipmi, Bahlil Lahadalia.

"Kondisi ekonomi dalam tiga tahun terakhir memang belum sepenuhnya stabil. Sektor UMKM cukup berat dalam menghadapi tantangan perlambatan ekonomi, sehingga kami fokus untuk memberdayakan UMKM," ujar Ketua Umum BPD Hipmi Jatim, Giri Bayu Kusumah, di sela-sela pelaksanaan Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Hipmi Jatim, di Surabaya, Rabu (14/12).

"Rangkaian workshop tersebut digelar di Gresik, Sidoarjo, Banyuwangi, Kediri, Jombang, Jember, dan Sumenep. Total diikuti 400 UMKM," kata Giri.

Giri menyatakan, dalam dua tahun terakhir pihaknya telah menggelar 44 workshop bagi UMKM. Workshop tersebut, lanjut dia, berisikan pelatihan manajemen pemasaran, keuangan, ekspor-impor, peningkatan nilai tambah produk pertanian, dan waralaba.

"Anggota Hipmi Jatim bergerak di berbagai sektor, mulai dari pertanian hingga teknologi informasi. Jumlah tenaga kerja yang diserap mulai dari 4 orang per unit usaha sampai ada yang punya 800 karyawan. Secara total, anggota Hipmi Jatim mempekerjakan lebih kurang 7.395 pekerja," paparnya.

Selain memberdayakan UMKM secara umum, kata Giri, workshop tersebut juga menyasar para anggota HIPMI yang mayoritas memang masih skala menengah. Berdasarkan verifikasi pendataan terbaru, jumlah anggota Hipmi Jatim mencapai 1.479 yang tersebar di 27 cabang kabupaten/kota. Para pengusaha muda itu menyerap hampir 7.500 pekerja.

Terkait Rakerda, Giri menjelaskan, tema yang diangkat adalah Menciptakan Nasionalisme sebagai Landasan Pengembangan Entrepreneur Muda Indonesia. Tema ini, kata dia, diangkat untuk menciptakan pengusaha muda yang punya jiwa berbakti kepada negeri.

Giri mengatakan, penyerapan tenaga kerja tersebut adalah kontribusi HIPMI Jatim bagi perekonomian masyarakat. "Tahun depan, kami menargetkan cabang bisa terpenuhi di 38 kabupaten/kota, sehingga kami bisa semakin banyak memberdayakan UMKM di daerah," tambahnya.

"Untuk periode kedua, kami terus mendorong yang lain agar bisa segera declare harta dan bayar tebusan. Minimal 50 persen pengurus bisa ikut amnesti pajak," tambahnya.

"Kami ingin mencetak pengusaha yang tak egois dan tak hanya berpikir laba terus, tapi pengusaha yang bersandar pada etika dan cinta negeri. Sebagai wujud cinta negeri itu, misalnya, kami ikut program amnesti pajak. Sudah 15 persen pengurus Hipmi Jatim yang ikut program tersebut pada periode pertama lalu," papar Giri.

Sementara itu, Ketua Panitia Rakerda Hipmi Jatim, Mufti Anam, menambahkan, Rakerda digelar untuk mengevaluasi pelaksanaan program yang sudah berjalan dan memutuskan program kerja baru untuk 2017.

"Mulai dari jajaran forum pimpinan daerah, direksi BUMN, hingga tokoh pengusaha sukses akan berbagi ilmu dan pengalaman di ajang Rakerda ini, sehingga kami yang muda-muda ini bisa memperoleh bekal agar bisa semakin sukses menjalankan bisnis di masa-masa mendatang," tambah Anam.

Dia menambahkan, melalui Rakerda ini, Hipmi mengundang para tokoh untuk membagi pengalaman dan ilmunya kepada para pengusaha muda yang datang dari berbagai kabupaten/kota di Jatim.

"Fokus program 2017 tetap pada pemberdayaan UMKM dengan tujuan utama memperluas penyerapan tenaga kerja untuk membantu pemerintah mengurangi pengangguran dan kemiskinan," papar Anam.