Terbaru

Dijamin PII, Konsorsium Swasta Siap Bangun Tol Krian-Manyar

Mekanisme penjaminan ini akan menurunkan risiko investasi | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung


Penandatanganan Perjanjian Penguasahaan Jalan Tol (PPJT) proyek jalan tol sepanjang 38,29 kilometer (km) ini dilangsungkan pada Senin ini (5/12). Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) proyek ini adalah PT Waskita Bumi Wira, perusahaan patungan yang dimiliki beberapa perusahaan swasta. Perinciannya, anak usaha PT Waskita Karya Tbk, yaitu PT Waskita Toll Road, sebesar 55 persen, PT Energi Bumi Mining sebanyak 25 persen, dan PT Panca Wira Usaha 20 persen.

Pemerintah berupaya mendorong pembangunan proyek-proyek infrastruktur, khususnya jalan tol, dengan melibatkan peran serta perusahaan swasta yang lebih besar. Salah satunya adalah proyek jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) di Provinsi Jawa Timur, yang didukung oleh skema penjaminan risiki oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, proyek ini merupakan prakarsa pertama pihak swasta, atau di luar rencana pemerintah, dengan menggunakan penjaminan risiko oleh PII. Dengan begitu, dia berharap, mekanisme penjaminan ini akan menurunkan risiko investasi, sehingga dapat meningkatkan partisipasi swasta dan perbankan dalam pembangunan infrastruktur.

Ia berharap, proyek tol ini segera berjalan setelah penandatanganan perjanjian tersebut. Sebab, daerah yang dibangun tol ini membutuhkan akses jalan untuk mobilisasi manusia maupun barang secara mudah. Selain itu, adanya tol ini dapat meminimalkan potensi kemacetan di daerah tersebut.

"Saya menyambut gembira inisiatif ini, semakin membuka potensi untuk membangun infrastruktur di Indonesia," ujar Basuki di Jakarta, Senin (5/12). Sekadar informasi, nilai investasi proyek jalan tol Krian-Manyar ini mencapai Rp 12 triliun.

Basuki menargetkan pembangunan tol ini bisa berlangsung paling lambat dua tahun. Jadi, tol ini diharapkan bisa beroperasi pada Juli 2019.

Choliq menuturkan, proyek tersebut saat ini melakukan pembebasan lahan. Namun, hingga kini, baru 30 persen lahan yang berhasil dibebaskan. "Pertengahan tahun depan (2017) lahan sudah selesai semua," ujarnya.

Di tempat yang sama, Direktur Utama Waskita Karya M. Choliq menjelaskan, total panjang jalan tol Krian-Manyar ini mencapai 38,29 km yang terbagi menjadi empat seksi. Perinciannya, seksi I Krian-Kedamen sepanjang 9,5 km, Seksi II Kedamen-Boboh (9,1 km), Seksi III Boboh-Bunder (10,57 km), dan Seksi IV Bunder-Manyar (9,12 km).

Bangun Jalan Tol Layang, Jasa Marga Gunakan Skema CPF | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung


PT Jasa Marga (Persero) Tbk menyatakan pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek II akan dilakukan dengan skema contractor pre financing (CPF).

"Untuk pendanaan kan biasanya 30 persen ekuitas dan 70 persen perbankan, tapi khusus ini menggunakan skema CPF dengan kontraktor. Artinya kontraktor mendanai dahulu baru setelah beroperasi jadi kewajiban operator atau BUJT untuk membayar," jelas Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, di Jakarta, Senin (5/12/2016).

Skema ini memungkinkan proyek tersebut didanai oleh kontraktor pelaksana terlebih dahulu.

Namun, dia mengindikasikan bakal menggunakan jasa PT Waskita Karya (Persero) Tbk untuk membangun jalan tol yang membentang 36,4 kilometer dari Cikunir hingga Karawang Barat.

Untuk kontraktornya sendiri Desi mengakui pemenang tendernya baru akan diumumkan dalam waktu dua minggu mendatang.

"Kita memang sudah berkoordinasi sejak awal tender dengan Waskita Karya. Jadi Waskita akan memulai duluan sambil menunggu pemenang definitif untuk melanjutkan pekerjaan," tambah Desi.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berharap agar jalan tol layang ini mampu menjadi solusi untuk mengurai kepadatan lalu lintas, dan memperlancar distribusi yang mampu mengurangi biaya logistik nasional.

Jasa Marga merupakan pemegang saham mayoritas 80 persen dalam konsorsium PT Jasa Marga Jalanlayang Cikampek yang dibentuk bersama PT Ranggi Sugiron Perkasa dengan kepemilikan saham sebesar 20 persen.

Sebagai informasi, Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek II bersama dengan Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) di Jawa Timur merupakan proyek yang diprakarsai oleh pihak swasta di luar rencana pemerintah.
"Hal itu diharapkan dapat menurunkan risiko investasi, meningkatkan bankability sehingga swasta serta perbankan berminat berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur," ucap Basuki.

Selain itu, keduanya juga menjadi proyek tol pertama yang menggunakan mekanisme penjaminan.

Pembangunan Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek II terdiri dari sembilan seksi yaitu Cikunir-Bekasi Barat (2,99 kilometer), Bekasi Barat-Bekasi Timur sepanjang 3,63 kilometer, Bekasi Timur-Tambun dengan panjang 4,34 kilometer, dan Tambun-Cibitung 3,30 kilometer.

Rencananya, jalan tol layang ini akan mulai dibangun pada triwulan II 2017 dan dijadwalkan bisa beroperasi pada April 2019 mendatang.

Kemudian Cibitung-Cikarang Utama 4,46 kilometer, Cikarang Utama-Cikarang Barat sepanjang 2,72 kilometer, Cikarang Barat-Cibatu 3,16 kilometer, Cibatu-Cikarang Timur dengan panjang 2,45 kilometer, dan Cikarang Timur-Karawang Barat sepanjang 9,79 kilometer.

Tol KLBM Bakal Telan Dana Rp 12,22 Triliun | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung


Salah satu jalan tol baru yang segera akan dibangun adalah ruas Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) di Provinsi Jawa Timur.

Penandatanganan PPJT itu juga bersamaan dengan Jalan Tol Layang Jakarta Cikampek II.

Kepastian tersebut didapat setelah badan usaha jalan tol (BUJT), yakni PT Waskita Bumi Wirawa (WBW) menandatangani perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT) dengan pemerintah.

PT WBW merupakan konsorsium dari PT Waskita Toll Road dengan kepemilikan 55 persen, PT Energi Bumi Mining sebesar 25 persen, dan PT Panca Wira Usaha yang memiliki saham 20 persen.

"Manfaat dan kapan dibangunnya kedua tol ini sudah jelas, penandatanganan PPJT ini diharapkan membuat kedua tol ini bisa segera dibangun tanpa menunggu lagi groundbreaking-groundbreaking," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, selepas acara tersebut, Senin (5/12/2016).

Pasalnya, Jalan Tol KLBM yang direncanakan bakal melintasi dua kabupaten yakni Sidoarjo dan Gresik nantinya akan terintegrasi dengan jalan masuk ke Pelabuhan Gresik. Pada gilirannya, biaya logistik akan lebih murah setelah tol tersebut beroperasi.

Jalan Tol KLBM yang dibangun sepanjang 38,29 kilometer ini diharapkan Basuki bisa menjadi solusi umtuk mengurai kepadatan lalu lintas, dan memperlancar distribusi yang mampu mengurangi biaya logistik nasional.

Rencananya, Jalan Tol KLBM akan dibangun mulai semester I-2017 dengan masa penyelesaian selama 24 bulan.

Pembangunannya dibagi dalam empat seksi, yakni Seksi I Krian-Kedamen (9,5 kilometer), Seksi II Kedamen-Boboh (9,1 kilometer), Seksi III Boboh-Bunder (10,57 kilometer), dan Seksi IV Bunder-Manyar (9,12 kilometer).

Perkiraan operasional sekitar Juli 2019 dengan proyeksi investasi sebesar Rp 12,22 triliun.