Terbaru

Trump Bakal Hentikan Perundingan Kerja Sama Trans-Pasifik

Hal ini diumumkannya melalui pesan video  | PT Rifan Financindo Berjangka

PT Rifan Financindo Berjangka


Mengutip BBC, Selasa (22/11/2016), TPP ditandatangani oleh 12 negara yang mencakup 40 persen perekonomian dunia. Trump pun menyatakan bakal mengurangi larangan-larangan yang menghalangi pekerjaan pada produksi batubara.

Presiden terpilih AS Donald Trump menyatakan, AS bakal menghentikan perundingan perdagangan Kerja Sama Trans-Pasifik (TPP) pada hari pertamanya menjabat sebagai presiden.

Akan tetapi, ia tidak menyebut apakah bakal mencabut program jaminan sosial Obamacare atau membangun tembok pada perbatasan AS-Meksiko. Kedua hal ini sebelumnya dinyatakan oleh Trump dalam kampanyenya.

Hal ini diumumkannya melalui pesan video tentang apa saja yang akan dilakukannya setelah diambil sumpah pada Januari 2017.

Akan tetapi, pihak-pihak yang menolak TPP menyatakan kerja sama ini dinegosiasikan diam-diam dan hanya menguntungkan korporasi-korporasi besar.

TPP disetujui tahun 2015 oleh negara-negara antara lain Jepang, Malaysia, Australia, Selandia Baru, Kanada, dan Meksiko, tetapi belum diratifikasi. Tujuan pakta perdagangan ini adalah untuk mempererat hubungan ekonomi dan mendorong pertumbuhan.

Para pemimpin Asia Pasifik akhir pekan lalu bertemu di Peru dan menyatakan bakal melanjutkan perjanjian TPP meski ada penolakan dari Trump.

Selain itu, Trump juga bakal memerintahkan untuk melawan serangan siber, menginvestigasi penyalahgunaan visa yang melemahkan pekerja AS, dan menerbitkan larangan bepergian selama lima tahun bagi mereka yang meninggalkan pemerintahan untuk menjadi pelobi.

Dalam pesan videonya, Trump mengungkapkan agenda pemerintahannya akan berdasarkan pada asas mengedepankan Amerika. Adapun enam aksi eksekutifnya antara lain menerbitkan nota keluar dari TPP, membatalkan larangan-larangan produksi energi AS, dan memangkas regulasi bisnis.

Pada Senin (21/11/2016) waktu setempat, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyatakan perjanjian perdagangan TPP tidak akan ada artinya tanpa keterlibatan AS.

Pemerintah Belum Ada Keputusan Ikut TPP | PT Rifan Financindo Berjangka

PT Rifan Financindo Berjangka


Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, saat ini belum ada keputusan resmi dari pemerintah terkait keterlibatan Indonesia dalam komitmen perdagangan Kemitraan Trans-Pacific (TPP).

Dia mengatakan, pemerintah baru bisa memberikan pendapat mengenai keikutsertaan Indonesia dalam TPP, setelah hasil kajian mengenai dampak positif maupun negatif kerja sama perdagangan tersebut sudah selesai dilakukan. Darmin tidak mau berkomentar lebih lanjut mengenai masa depan TPP yang digagas oleh Presiden AS Barrack Obama akan bubar, seusai pengusaha Donald Trump terpilih secara mengejutkan dalam pemilihan Presiden AS.

”Kita hanya mengatakan bermaksud untuk ikut, tapi akan mempelajari dulu,” kata Darmin di Jakarta.

Namun, menurut dia, untuk saat ini akan lebih baik bagi Indonesia untuk meneruskan komitmen perdagangan bilateral maupunmultilateralyangselama ini telah terjalin dengan baik. Sebelumnya, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi memperkirakan komitmen perdagangan TPP akan bubar, seusai pengusaha Donald Trump memberikan sinyal akan menerapkan kebijakan proteksionisme.

Sofjan menegaskan akan lebih baik bagi pemerintah untuk memperkuat fundamental ekonomi agar mampu berdaya saing dan tidak rentan terhadap tekanan global. Menurut Sofjan, penguatan itu juga harus dilakukan kepada industri dalam negeri agar lebih kompetitif dan mampu bersaing dengan produk impor yang kemungkinan akan membanjir bila AS benar-benar melakukan proteksionisme.

”Saya tidak percaya, TPP itu akan ada. Itu kita lupakan saja,” kata Sofjan.

Terkait kebijakan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan presiden terpilih Donald Trump, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga mengatakan masih belum bisa diprediksi, apakah AS nantinya berubah menjadi proteksionis atau tidak. ”Semuanya belum jelas karena masih Februari nanti. Tapi, apa pun yang terjadi, kita tidak perlu khawatir. Kita akan pikirkan (penguatan) ekonomi dalam negeri,” tuturnya.

”Sekarang belum ada keputusan yang clear, tapi kita harus memperkuat industri dalam negeri. Jangan sampai negara lain tidak bisa ekspor ke AS, terus dilempar ke sini. Nanti mati industri dalam negeri kita,” ujar mantan Ketua Apindo itu.

Trump Batalkan TPP | PT Rifan Financindo Berjangka

PT Rifan Financindo Berjangka


Rencana Trump membatalkan TPP memang telah diungkapkan dalam kampanyenya.

"Di bidang perdagangan, saya akan mengeluarkan notifikasi untuk menarik diri dari Trans Pacific Partnership, yang berpotensi menghancurkan negara kita. Namun kamu akan melakukan negosiasi secara adil, melakukan perjanjian perdagangan bilateral yang bisa menciptakan lapangan kerja dan membantu industri di Amerika," tutur Trump.

Presiden baru terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan akan menarik rencana AS membuat kesepakatan Trans Pacific Partnership (TPP). Rencana ini akan dilakukan pada hari pertama dia masuk ke Gedung Putih

"Kita kan masih pada tahap mempelajari, kita belum memutuskan untuk masuk, kita masih dalam tahap mempelajari. Kita lihat pemerintah sekarang ini di sana yang baru itu melakukan apa, diteruskan atau nggak," kata Menko Perekonomian, Darmin Nasution, baru-baru ini. 

Kerangka kerja sama perdagangan bebas TPP memang diinisiasi oleh Barack Obama. Pada KTT APEC 2011 di Honolili, Hawaii, Obama secara masif mempromosikan TPP. Beberapa negara anggota ASEAN yang telah menyatakan kesediaan bergabung dalam kerangka baru perdagangan bebas itu adalah Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura dan Vietnam. Indonesia lewat Presiden Joko Widodo (Jokowi) pernah menyatakan minatnya untuk bergabung dalam TPP, namun masih mempelajarinya.

"Saya telah meminta tim transisi untuk mengembangkan daftar aksi eksekutif yang bisa saya lakukan dalam hari pertama saya memerintah," kata Trump dalam sebuah video tentang prioritas 100 hari pertamanya, seperti dilansir dari AFP, Selasa (22/11/2016).