Terbaru

Politik AS dan Pertumbuhan Ekonomi RI Dorong Penguatan IHSG

119 saham menguat sehingga membawa IHSG ke zona hijau | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan


Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (8/11/2016), IHSG naik 21,18 poin atau 0,39 persen ke level 5.407,38. Indeks saham LQ45 juga menguat 0,58 persen ke level 922,75.

Ada sebanyak 119 saham menguat sehingga membawa IHSG ke zona hijau. Namun, 9 saham melemah sehingga menahan penguatan IHSG. Di luar itu, 59 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 5.420,11 dan terendah 5.407,38.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bergerak menguat pada awal perdagangan Selasa pekan ini. Sentimen dari luar dan dari dalam negeri membantu penguatan IHSG.

Pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB, IHSG masih mampu menguat 32,73 poin atau 0,61 persen menjadi 5.419,17. Indeks LQ45 juga naik 0,79 persen ke level 924,59. Seluruh indeks acuan berada di zona hijau.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 9.000 kali dengan volume perdagangan 452 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 263 miliar. Investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 14 miliar. Posisi dolar AS di kisaran Rp 13.088.

Saham-saham yang menguat pada perdagangan pagi ini antara lain saham MSKY naik 17 persen ke level Rp 230 per saham, saham BINA menanjak 9,09 persen ke level Rp 240 per saham, dan saham IKBI menguat 8,70 persen ke level Rp 500 per saham.

Analis PT BNI Securities Richard Jerry menjelaskan, bursa AS ditutup menguat, seperti yang terlihat pada indeks Dow Jones yang naik 2,08 persen dan S&P 500 yang menguat 2,22 persen.

Secara sektoral, seluruh sektor saham pembentuk IHSG bergerak menguat. Sektor pertambangan menguat tertinggi sebesar 1,73 persen. Sektor industri dasar naik 0,87 persen dan sektor manufaktur menguat 0,61 persen.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham GPRA turun 10 persen ke level Rp 198 per saham, saham TMPI merosot 9,52 persen ke level Rp 76 per saham, dan saham SDMU tergelincir 4,76 persen ke level Rp 280 per saham.

"Hal ini terkait dengan pernyataan FBI mengenai kasus email Hillary Clinton yang dinyatakan bukan tindakan kriminal," jelas dia. Dengan keputusan tersebut meningkatkan kemungkinan Hillary dalam memenangkan pemilu AS.

Bursa Asia juga ditutup menguat, seperti yang ditunjukkan oleh indeks Nikkei yang naik 1,61 persen didorong oleh kenaikan emiten berbasis otomotif dan elektronik.

"Kami melihat indeks masih berpotensi menguat pada hari ini, walaupun lebih didorong oleh sentimen politik luar negeri dibandingkan isu domestik," jelas dia. 

Sementara di Eropa, Euro Stoxx 600 mencatatkan penguatan 1,5 persen didorong penguatan saham HSBC yang menyatakan bahwa laba bersih mereka mengalami kenaikan pada kuartal III 2016.

Di bursa domestik, IHSG ditutup menguat 0,44 persen ke level 5.386, didorong kenaikan emiten sektor pertambangan dan finansial. Selain sentimen dari AS, data pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2016 yang mencapai 5,02 persen turut mendorong kinerja indeks.

Sentimen Pilpres AS Dinilai Jadi Motor IHSG | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan


Mengutip Reuters, mayoritas perdagangan saham di Wall Street ditutup melemah pada akhir pekan. Di mana indeks Dow Jones Industrial Average turun 42,39 poin (0,24 persen) ke level 17.888,28 lalu S&P500 turun 3,48 poin (0,17 persen) ke level 2.085,18. Sementara, Nasdaq Composite turun 12,04 poin (0,24 persen) ke level 5.046,37.

Untungnya, IHSG berhasil ditutup menguat pada penutupan Jumat lalu (4/11) yang naik 33,15 poin (0,62 persen) ke level 5.362 setelah bergerak di antara 5.303-5.362. Namun, dana asing yang keluar hampir mencapai Rp1 triliun, atau tepatnya Rp966,4 miliar di pasar reguler.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi bergerak variatif pada perdagangan awal pekan ini, Senin (7/11), imbas dari kondisi politik di Amerika Serikat (AS) yang tengah memanas menjelang pemilihan presiden (pilpres AS) 8 November besok.

Hal ini disebabkan pelaku pasar yang terkesima dengan hasil pooling yang menyatakan suara untuk calon presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton dan calon dari Partai Republik Donald Trump begitu ketat. 

Menurut Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto, keluarnya dana asing tersebut disebabkan momen pemilihan presiden (pilpres) AS, sehingga membuat investor asing memutuskan untuk mengamankan dananya sementara sambil menunggu (wait and see) hasil pilpres AS.

Adapun, analis OCBC Securities Budi Wibowo memprediksi pelaku pasar terus menunggu hasil pilpres AS untuk mengantisipasi kondisi pasar jika nantinya bergejolak. Jika Donald Trump menang, maka otomatis akan menjadi sentimen negatif bagi pasar modal.

"Ini murni karena pilpres, mereka keluar dulu. Memang biasanya seperti itu untuk menunggu kepastiannya seperti apa," ungkap David, Jumat (4/11).

Namun, sikap kontroversialnya ini membuat anak muda di AS memilih dirinya karena dinilai memiliki banyak terobosan baru. Berbeda dengan Hillary Clinton yang dinilai lebih monoton dan kemungkinan besar tak akan ada banyak perubahan jika dirinya terpilih.

“Donald Trump menang, indeks dunia terjun bebas. Donald Trump sangat konstroversial,” jelas Budi.

Dengan demikian, ia memprediksi IHSG pada perdagangan hari ini cenderung terkoreksi dengan rentang support 5.270 dan resisten 5.430. Namun, kemungkinan besar laju IHSG pada sesi pertama memiliki potensi untuk menguat imbas penutupan IHSG akhir pekan lalu yang tercatat positif.

“Anak muda suka perubahan-perubahan, kalo Clinton ini dinilainya enggak jauh beda sama Obama, enggak ada terobosan baru, atau jika ada terobosannya ,tidak signifikan,” jelas Budi.

Berbeda dengan Budi, analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya memprediksi IHSG masih tetap positif pada awal pekan. Ia memprediksi IHSG sedang menguji support di level 5.302 dengan target resisten 5.421.

“Karena penutupan akhir pekan lalu positif, ada imbas sedikit lah ke awal pekan sesi 1, tapi kemungkinan sesi 2 turun lagi. Intinya, untuk IHSG tidak ada sentimen global lainnya selain pilpres, sentimen itu begitu kuat,” pungkas Budi.

"Disertai oleh kondisi perekonomian yang cukup stabil, rilis data perekonomian pekan ini akan menjadi salah satu faktor yang akan mempengaruhi pola gerak IHSG," ungkap William dalam risetnya. 

Menurut William, kondisi pergerakan IHSG masih berada dalam rentang konsolidasi wajar, dimana dapat dimanfaatkan investor dalam melakukan akumulasi pembelian ditengah laju IHSG yang menurutnya masih berada dalam tren kenaikan.

Bahana Securities: IHSG dan Rupiah Berpotensi Menguat | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Medan


"Rupiah diperkirakan akan bergerak di kisaran 13.000-13.100 dengan kecenderungan menguat," tulis analis PT Bahana Securities Muhammad Wafi melalui keterangan tertulisnya Selasa.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini Selasa (8/11/2016) diperkirakan begerak variatif cenderung menguat di kisaran 5.375-5.400.

Sementara itu IHSG pada perdagangan kemarin ditutup naik 23 poin (0,44 persen) ke level 5.386,21 dengan nilai transaksi di pasar reguler mencapai Rp 5,6 triliun. Hal itu terjadi setelah keluarnya data pertumbuhan ekonomi kuartal-III 2016, yang tercatat melebihi ekspektasi pemerintah meski di bawah estimasi pasar.

Pada penutupan perdagangan Senin (7/11/2016), rupiah ditutup melemah ke level 13.086 per dollar AS.

Mayoritas sektor mengalami kenaikan seperti pertambangan (2,75 persen), aneka industri (1,1 persen), properti (0,71 persen), keuangan (0,38 persen), agri (0,19 persen), perdagangan (0,12 persen), serta infrastruktur (0,07 persen). Hanya satu sektor yang mengalami koreksi yaitu industri dasar (0,21 persen).