Dengan standar kompetensi maka ketergantungan dengan asing berkurang | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Pekanbaru
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman menyatakan program pembangkit listrik 35 ribu Megawatt akan menyerap tenaga kerja yang sangat besar. Kerja sama ini diharapkan menjadi sebuah solusi untuk pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam negeri yang terampil dan kompeten pada pembangunan proyek tersebut.
Pemerintah berupaya meningkatkan standar kompetensi sumber daya manusia di dalam negeri guna pemenuhan kebutuhan tenaga kerja untuk pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, yaitu khususnya pada proyek pembangkit listrik 35 ribu Megawatt.
Perjanjian kerja sama itu mengenai peningkatan kompetensi tenaga kerja bidang ketenagalistrikan bagi peserta pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK).
Untuk mendukung hal tersebut, ditandatangani kesepakatan antara Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
BLK sendiri merupakan unit pelatihan berbasis kompetensi dari Kemenaker yang membekali peserta pelatihan kerja dengan keterampilan sesuai kebutuhan industri. Saat ini lokasi BLK telah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia, yang diharapkan mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pelatihan kerja sesuai bidang yang diminati.
"Mengingat program 35 ribu MW akan menyerap tenaga kerja yang sangat besar, kerja sama ini diharapkan mengurangi ketergantungan terhadap tenaga kerja asing," kata Jarman di kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Jakarta, Rabu 30 November 2016.
Selain itu, kerja sama juga dilakukan dengan penyediaan pangkalan data (data base) lulusan pelatihan kerja bidang ketenagalistrikan, fasilitas program On The Job Training (OJT) bagi peserta pelatihan kerja, serta fasilitas uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi pelatihan kerja.
Adapun ruang lingkup kerja sama ini antara lain meliputi pengembangan dan harmonisasi standar kompetensi, pengembangan kompetensi peserta pelatihan kerja di BKL, pengembangan instruktur dan tenaga kepelatihan, pemetaan kebutuhan tenaga kerja bidang ketenagalistrikan.
Dengan cara ini, lanjut dia, maka kompetensi yang dihasilkan oleh tenaga SMK otomatis bisa langsung masuk kepada dunia kerja karena punya kompetensi. "Kita pakai lembaga LSK (Lembaga Sertifikasi Kompetensi) yang nanti mengetes kemampuan yang sudah dapat pendidikan di BLK. Otomatis LSK meregister yang bersangkutan," ujar dia.
"Sebelumnya di bulan September, kita juga sudah tanda tangan MoU dengan Ditjen pendidikan dasar dan menengah (Kemendikbud). Di mana pendidikan SMK bisa memiliki kemampuan, paling tidak ada 200 lulusan yang bisa dapat sertifikasi," kata dia.
Pemerintah Siapkan Tenaga Terampil untuk Listrik 35.000 MW | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Pekanbaru
Kerja sama ini ditandatangani oleh Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman dan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan Khairul Anwar. Perjanjian Kerja Sama mengenai Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja Bidang Ketenagalistrikan Bagi Peserta Pelatihan Kerja di BLK itu ditandatangani di kantor Ditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, hari ini.
Pemerintah menyiapkan tenaga terampil dan berkompetensi dalam mendukung pemenuhan tenaga kerja untuk proyek ketenagalistrikan 35.000 megawatt (MW). Pembekalan dan pelatihan itu dilakukan di Balai Latihan Kerja (BLK) yang merupakan kerja sama antara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan Kementerian Ketenagakerjaan.
Ruang lingkup dari kerja sama ini meliputi pengembangan dan harmonisasi standar kompetensi; pengembangan kompetensi peserta pelatihan kerja di BLK, pengembangan instruktur dan tenaga kepelatihan, pemetaan kebutuhan tenaga kerja bidang ketenagalistrikan, penyediaan pangkalan data (database) lulusan pelatihan kerja bidang ketenagalistrikan, fasilitasi program On The Job Training (OJT) bagi peserta pelatihan kerja, serta fasilitasi uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi bagi peserta pelatihan kerja.
Khairul menuturkan, BLK merupakan unit pelatihan berbasis kompetensi dari Kementerian Ketenagakerjaan yang membekali peserta pelatihan kerja dengan keterampilan sesuai kebutuhan industri. Saat ini lokasi BLK telah tersebar di seluruh Provinsi di Indonesia, hal ini mempermudah masyarakat yang ingin mendapatkan pelatihan kerja sesuai bidang-bidang yang diminati.
"Kami akan memetakan kebutuhan tenaga listrik di mana saja dan akan kami dorong untuk melakukan pelatihan ketenagalistrikan," ujarnya.
Jarman mengatakan kerja sama ini mendukung program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW. Diperlukan dukungan terkait pemenuhan sumber daya manusia yaitu tenaga kerja terampil dan memiliki kompetensi sesuai bidang yang diperlukan. Kerja sama ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk pemenuhan SDM yang terampil dan kompeten pada pembangunan infrastruktur proyek 35.000 MW.
"Mengingat program 35.000 MW akan menyerap tenaga kerja sangat besar, kerja sama ini diharapkan mengurangi ketergantungan terhadap tenaga kerja asing," kata Jarman di Jakarta, Rabu (30/11).
Kompetensi Tenaga Kerja di Sektor Kelistrikan Ditingkatkan | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Pekanbaru
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman, mengatakan dalam rangka mendukung program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35 ribu MW, diperlukan dukungan terkait pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu tenaga kerja terampil dan memiliki kompetensi sesuai bidang yang diperlukan. Kerjasama ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk pemenuhan SDM yang terampil dan kompeten dalam proyek tersebut.
Dirjen Ketenagalistrikan Jarman, mengatakan dalam rangka mendukung program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35 ribu MW, diperlukan dukungan terkait pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu tenaga kerja terampil dan memiliki kompetensi sesuai bidang yang diperlukan. Kerjasama ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk pemenuhan SDM yang terampil dan kompeten dalam proyek tersebut.
“Mengingat program 35 ribu MW akan menyerap tenaga kerja sangat besar, kerja sama ini diharapkan mengurangi ketergantungan terhadap tenaga kerja asing,” ujar Jarman di Jakarta, Rabu (30/11).
Ia berharap tahun ini masalah pondasi dalam memenuhi kualifikasi dan standar kompetensi pekerja bisa diselesaikan. Sehingga bisa menhasilkan tenaga kerja dengan SDM yang kompeten. "Oleh karena itu pendidikan dan pelatihan yang berbasis kompetensi harus betul-betul kita jaga," ujar Khaerul.
Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kementerian Ketenagakerjaan Khairul Anwar mengatakan kerjasama ini momen strategis dalam membangun komitmen memenuhi kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan. "Delapan bulan lalu kita bertemu asosiasi ketenagalistrikan dan menggambarkan betapa menantangnya dalam pemenuhan tenaga di bidang listrik untuk mempersiapkan pembangunan 35 ribu MW," ujar Khairul.
Ruang lingkup dari kerja sama ini meliputi pengembangan dan harmonisasi standar kompetensi; pengembangan kompetensi peserta pelatihan kerja di BLK. Kemudian pengembangan instruktur dan tenaga kepelatihan; pemetaan kebutuhan tenaga kerja bidang ketenagalistrikan; penyediaan pangkalan data (database) lulusan pelatihan kerja bidang ketenagalistrikan, juga fasilitasi program on the job training (OJT) bagi peserta pelatihan kerja; serta fasilitasi uji kompetensi dan sertifikasi kompetensi bagi peserta pelatihan kerja.