Wisman China juag ada yang pakai pesawat carter langsung ke Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka
Menurut Presiden dan CEO Smailing Tour, Anthony Akili, selama 40 tahun berdiri, baik langsung maupun tidak langsung, pihaknya turut berperan dalam meningkatkan dan mengembangkan industri kepariwisataan Indonesia.
Pertumbuhan ekonomi yang membaik dan jumlah penduduk yang besar, membuat China menjadi target pemasaran pariwisata Indonesia. Apalagi, saat ini sejumlah daerah telah membuka penerbangan langsung dari Jakarta, Denpasar, dan Manado, ke sejumlah kota di China.
Menurutnya, wisatawan mancanegara (wisman) asal China, menjadi pangsa pasar yang luar biasa. Selain itu, potensi wisata dan destinasi yang menarik di Indonesia, menjadi antusiasme wisman negeri Tirai Bambu untuk mengisi liburan mereka datang ke Indonesia.
Hal ini menjadi pangsa pasar yang baik pula bagi para agen dan biro perjalanan wisata, tak terkecuali Smailing Tour.
"Tak sedikit dari mereka datang dengan rombongan dalam jumlah besar. Mereka pun tinggal di sini sekitar satu minggu," kata Anthony, melalui keterangannya, Selasa 29 November 2016.
Anthony pun menawarkan 10 destinasi utama, sejalan dengan program pemerintah, yakni Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Wakatobi, Labuan Bajo dan Pulau Morotai.
Ia juga menambahkan, tidak sedikit pula rombongan wisman asal China ini menggunakan pesawat carter langsung menuju destinasi tertentu di Tanah Air. Untuk itu, Indonesia harus terus diperkenalkan ke kancah internasional melalui berbagai produk dan layanan dalam bidang pariwisata.
"Untuk target ini, kami optimis bisa dicapai. Karena, bisnis kami hingga bulan November tahun ini terjadi pertumbuhan hingga 9,5 persen. Sedangkan pertumbuhan industri hanya 3-4 persen. Hingga akhir tahun ini, kami perkirakan pertumbuhannya akan mencapai 10 persen," tutur Anthony.
Pihaknya tetap optimistis menghadapi kondisi bisnis pariwisata di tahun depan. Bahkan, lanjut dia, Smailing Tour menargetkan pertumbuhan sebesar 10-20 persen di tahun depan.
Ingin Tumbuh 12% di 2017, Smailing Tour Lahirkan Dua Anak Usaha Baru | PT Rifan Financindo Berjangka
"Saya yakin tahun 2017 bakal terjadi pertumbuhan pariwisata, walau perekonomian dunia belum pulih. Saya melihat tidak ada isu berarti yang mampu mengganggu bisnis wisata. Dan negara lain juga aman," ungkap Presiden & CEO Smailing Tour, Anthony Akili saat peringatan "40 Tahun Perjalanan Smailing Tour” di Jakarta, Selasa (29/11/2016).
Salah satu strategi Smailing Tour yang akan dilakukan pada tahun depan ialah membidik wisatawan mancanegara (wisman). Mereka akan diarahkan ke 10 destinasi utama Indonesia seperti yang digaungkan pemeritah. Yaitu, Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Candi Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Wakatobi, Labuan Bajo, dan Pulau Morotai.
Perekonomian dunia masih belum pulih tapi pelaku usaha pariwisata meyakini tahun depan bisnis perjalanan wisata di Indonesia akan tetap tumbuh. Alasannya sederhana, pada 2017 diprediksi tidak ada isu signifikan yang berpotensi mengganggu bisnis industri jasa pariwisata.
Sehingga diperkirakan hingga akhir tahun diperkirakan pertumbuhan bisnis akan mencapai 10%. "Untuk bisnis pada tahun ini, khususnya industri pariwisata sangat berat untuk mendapatkan devisa. Sebab banyak industri yang mengalami kesulitan akibat dunia bergejolak. Namun Smailing Tour masih mengalami pertumbuhan di atas pertumbuhan industri pariwisata," katanya.
Berdasarkan asumsi dan keyakinan tersebut, Smailing Tour menargetkan mampu mencapai pertumbuhan 10%-12% pada 2017. Akili yakin target ini bisa dicapai lantaran bisnis pariwisata hingga November 2016, tumbuh sampai 9,5%. Sedangkan pertumbuhan industri travel sendiri hanya 3%-4%.
"Misalnya wisman dari Eropa dibidik dengan penerbangan Etihad yang kemudian diteruskan ke destinasi unggulan pemerintah," paparnya.
Dikatakannya, saat ini Smailing Tour membidik wisman secara individu atau keluarga. Wisman yang menjadi pelanggan Smailing Tour dari Negeri Tirai Bambu yang datang ke Indonesia mencapai 30.000 orang per tahun. "Memang wismannya sedikit karena yang dibidik wisman individu atau keluarga, bukan wisman rombongan," katanya lagi.
Ditanya wisman China, Akili mengutarakan, khusus dari China, pasarnya sangat luas dan ada beberapa kriteria. "Misalnya grup-grup yang maunya murah meriah wajib ditangani secara khusus. Serta ada juga wisman secara individu atau keluarga, yang penanganannya sederhana," tandasnya.
"Kami bekerja sama dan mendapat dukungan penuh dari The Platinum Card® persembahan PT Bank Danamon Indonesia Tbk dan American Express,” tuturnya.
Dalam rangka peringatan HUT ke-40 tahun, Smailing Tour mempersembahkan layanan “Smailing Platinum” bagi para pelanggan setianya. Smailing Platinum merupakan membership program yang dirancang khusus bagi para pelanggan setia dengan tujuan memberikan berbagai kemudahan dan kenyamanan pada saat melakukan perjalanan.
Sementara Afini dipersembahkan bagi para pelanggan yang mendambakan kemewahan dan layanan personal dalam perjalanan liburannya. Sebagai Asia’s Luxury Destination Club, Afini menawarkan berbagai pilihan liburan ekslusif di destinasi terpilih dengan fasilitas akomodasi yang sangat memanjakan anggotanya. Destinasi dan akomodasi yang ditawarkan bagi anggota Afini akan ditampilkan dalam situs yang akan segera diluncurkan: www.afini.com.
Pada kesempatan yang sama, Akili memperkenalkan anak perusahaan serta joint-venture terbaru dalam grup perusahaan Smailing Tour, yakni SML Premium Events serta Afini. Yang pertama lahir dari kebutuhan akan layanan terbaik untuk acara-acara penting bagi para pelanggan Smailing Tour.
Prospek Industri Pariwisata Indonesia Cerah di 2017 | PT Rifan Financindo Berjangka
Prospek industri pariwisata Indonesia 2017 masih cerah dengan catatan jika kondisi di dalam negeri kondusif dan aman sekali pun perekonomian global diperkirakan masih belum terlalu pulih.
Menurutnya, jika kondisi di Indonesia aman maka masyarakat akan dapat berusaha dan bekerja dengan tenang sehingga bisa menghasilkan uang, dan kemudian membelanjakan untuk jalan-jalan atau berlibur.
"Kami tidak melihat terdapat suatu isu yang mengancam industri pariwisata nasional, mengingat kondisi keamanan di Indonesia yang relatif stabil," kata Presiden and CEO Smailing Tour Anthony Akili kepada pers di Jakarta, seperti dikutip dari Antara, Selasa (29/11/2016).
"Saat ini wisata sudah menjadi suatu kebutuhan mendasar bagi individu dan keluarga," katanya.
Hal tersebut disampaikan terkait dengan perayaan 40 tahun Smailing Tour, sebuah perusahaan tour and travel pariwisata nasional yang berawal dari penjualan tiket di 1976.
Dia berharap, walaupun kondisi perekonomian global belum menunjukkan pertumbuhan yang berarti, namun situasi politik dan keamanan di Indonesia bisa stabil karena situasi seperti itu yang diinginkan oleh semua pebisnis yang bergerak di sektor apapun.
Terkait dengan adanya 10 destinasi pariwisata yang ditetapkan oleh pemerintah, Anthony menilai memberikan dukungan tersebut dan sudah menyiapkan berbagai sarana dan prasarana untuk mengajak wisatawan datang ke lokasi itu.
"Kita memprediksi target pertumbuhan pendapatan untuk 2017 sebesar 10-12 persen. Itu adalah target pertumbuhan konservatif, sama dengan 2016," tambah dia.
Sepuluh tujuan wisata tersebut adalah Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Pulau Morotai (Maluku Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Danau Toba (Smuatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Borobudur (Jawa Tengah), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Lesung (Banten), Bromo-Tengger-Semeru (Jawa Timur), serta Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur).
"Sejumlah wisatawan mancanegara seperti dari Eropa dan Asia sudah ada yang kita arahkan pergi ke sepuluh lokasi tersebut," tuturnya.
Pendiri Smailing Tour Rudy Akili mengatakan, industri pariwisata di Indonesia memang sangat ketat dan pangsa yang diraih oleh sebuah perusahaan tak bisa lebih dari 10 persen.
"Kami saja pangsanya hanya 10-11 persen dari total pangsa industri pariwisata di Indonesia. 'Kue' industri pariwisata memang tidak besar dan harus dibagi oleh perusahaan sejenis yang saat ini sangat banyak," pungkasnya.
Untuk kondisi pariwisata nasional 2016, diakui cukup berat serta menghadapi banyak tantangan terutama untuk wisata ke luar negeri sebagai dampak perekonomian internasional yang kurang mendukung. Meskipun demikian perusahaan tahun ini masih bisa meraih pertumbuhan pendapatan sekitar 10 persen.
"Sampai dengan November 2016 saja perusahaan sudah ada keuntungan 9,5 persen dan sampai akhir tahun bisa 10 persen," lanjut dia.