Terbaru

HSBC Teken Kerja Sama Transaksi "Repo" dengan Empat Bank Besar

Transaksi repo di Indonesia telah mengalami transformasi | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC


Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat likuiditas perseroan. Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah mengungkapkan, pengembangan pasar repo bersifat krusial untuk transmisi kebijakan moneter.

"Penting bagi BI untuk terus menggeser transaksi yang tidak aman menjadi aman dan sudah menjadi best pratice di berbagai bank sentral di dunia," jelas Nanang di Jakarta, Kamis (10/11/2016).

Hongkong & Shanghai Banking Corporation (HSBC) menandatangani kerjasama transaksi Global Master Repo Agreement (GMRA) Indonesia dengan Bank Mandiri, BCA, BRI, dan BNI.

Selain itu, hal ini juga penting untuk mengurangi berbagai hambatan yang bisa menghambat likuiditas antar bank.

Pemberian fasilitas ini merupakan implementasi dari Peraturan OJK Nomor 9/POJK.04/2015 tanggal 25 Juni 2015 dan Surat Edaran OJK Nomor 33/SEOJK.04/2015  tanggal 23 November 2015 mengenai transaksi repo.

Transaksi repo di Indonesia telah mengalami transformasi. Transaksi ini berawal pada tahun 2013 dengan ditandatanganinya Mini MRA (Master Repo Agreement) oleh 8 bank pionir.

Nanang mengungkapkan, bank sentral akan terus memfasilitasi bank apapun yang akan melakukan transaksi repo, baik bank kecil maupun bank besar. Pasalnya, saat ini bank sentral tengah membangun pondasi pasar uang yang berkembang, kredibel, dan sehat.

Pada regulasi yang berlaku sejak 1 Januari 2016 itu, seluruh transaksi repo yang dilakukan oleh lembaga keuangan dengan menggunakan Surat Berharga yang diawasi oleh OJK, wajib menggunakan GMRA Indonesia.

HSBC Teken Kerja Sama Repo dengan Empat Bank Besar Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC


Penandatanganan kerja sama fasilitas pemberian fasilitas ini merupakan implementasi dari Peraturan OJK Nomor 9/POJK.04/2015 tanggal 25 Juni 2015 dan Surat Edaran OJK Nomor 33/SEOJK.04/2015 tanggal 23 November 2015 mengenai transaksi repo.

Hongkong & Shanghai Banking Corporation (HSBC) menandatangani kerja sama transaksi Global Master Repo Agreement (GMRA) Indonesia untuk memperkuat likuiditas perseroan dengan empat bank besar yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, PT Bank Central Asia (BCA) Tbk serta PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk. 

Pada regulasi yang berlaku sejak 1 Januari 2016 itu, seluruh transaksi repo yang dilakukan oleh lembaga keuangan dengan menggunakan Surat Berharga yang diawasi oleh OJK, wajib menggunakan GMRA Indonesia.

Repo atau repurchase agreement adalah transaksi penjualan surat berharga dengan janji untuk dibeli kembali. 

Head of Global Markets HSBC Indonesia Ali Setiawan mengatakan meski sedikit terlambat, HSBC Indonesia tetap berkomitmen meramaikan pasar uang di dalam negeri. Menurut Ali transaksi repo ini dapat menjadi salah satu sumber pendanaan dan alternatif penempatan dana di pasar uang antar bank sehingga mampu mendukung upaya pendalaman sektor keuangan Indonesia.

Langkah HSBC Indonesia turut mendapat dukungan dari Bank Indonesia. Maklum, saat ini, pengembangan pasar repo menjadi krusial bagi transmisi kebijakan moneter, dan penting untuk mengurangi hambatan yang menghalangi aliran likuiditas antar perbankan. 

”Dengan penandatanganan GMRA ini, kami akan memiliki alternatif penempatan dana atau sumber dana yang dapat digunakan untuk pengelolaan likuiditas,” kata Ali, Kamis (10/11).

"BI akan selalu memfasilitasi bank manapun dalam kerangka pengembangan pasar repo. Saat ini kita dalam tahap membangun pondasi yang sehat. BI juga terus berupaya untuk meningkatkan kompetensi pelaku pasar. Kita punya 116 bank, yang sangat segmented. Tidak semua bank memiliki kompetensi yang sama," ujar Kepala Departemen Pendalaman Pasar Uang BI Nanang Hendarsyah.

"Nilai transaksi repo saat ini sebesar Rp1 triliun on average, tapi pernah mencapai Rp4 triliun, jadi memang sangat tergantung kondisi likuiditas pasar. Outstanding repo saat ini Rp9,9 triliun, meningkat cukup signifikan dari Rp4,6 triliun di bulan Januari 2016," ungkap Nanang. 

"Bank asing yang sudah sign GMRA sebanyak 10 bank, dan 2 bank sudah melakukan transaksi. Hari ini ditambah dengan 1 bank asing, HSBC," katanya.

Nanang mengatakan, pasar uang saat ini masih didominasi oleh SBI, FX Swap, dan Central Bank. Sampai dengan saat ini, sudah 73 bank sign gmra, dan 39 bank yang sudah melakukan transaksi.

BI Catat Volume Transaksi Repo Rp1 Triliun | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC


Kepala Departemen Pengembangan Pasar Keuangan Bank Indonesia Nanang Hendarsyah mengatakan, dalam pengembangan pasar repo, salah satu hal penting adalah perbankan harus cermat dalam melakukan liquidity management, terutama untuk bank-bank buku 1 dan 2.

Bank Indonesia (BI) mencatat, volume transaksi Repo saat ini mencapai Rp1 triliun on average, dan pernah mencapai angka Rp4 triliun. Sementara, outstanding repo saat ini mencapai Rp9,9 triliun atau naik signifikan dari Rp4,6 triliun pada Januari 2016.

"Dalam masa pembangunan fondasi ini kami ingin bahwa GMRA berjalan, segmentasi berkurang, dan kemampuan mengelola likuiditas meningkat," ujarnya saat sambutan penandatanganan Global Master Repurchase Agreement (GMRA) Indonesia antara HSBC dengan Bank Mandiri, BRI, BCA dan BNI di Jakarta, Kamis (10/11/2016).

Dia mengklaim, hal ini menjadi penting teurtama karena BI akan memberlakukan GWM averaging tahun depan, di mana kemampuan memproyeksi likuiditas akan menjadi krusial. 

Menurutnya, saat ini BI sedang membangun task force yang melibatkan berbagai otoritas. "Kita perlu meng-expand transaksi repo, bukan hanya bank namun juga IKNB. Memang ada isu, seperti pajak, dimana mereka terkena double tax. Hal semacam ini akan dibicarakan," tutur dia.

Sampai saat ini, sudah 73 bank sign GMRA, dan 39 bank yang sudah melakukan transaksi. Bank asing yang sudah sign GMRA sebanyak 10 bank, dan dua bank sudah melakukan transaksi. "Hari ini ditambah dengan satu bank asing, HSBC," tutupnya. 

Ke depan, BI akan mengembangkan instrument- instrument yang lebih sophisticated, namun tidak dalam waktu dekat dan terus berperan dalam pembiayaan ekonomi yang sifatnya jangka pendek.