Saham di AS mengalami kenaikan sejak Donald Trump terpilih menjadi presiden AS | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung
Tiga indeks utama di AS, sebelumnya selalu ditutup menguat dalam tiga minggu berturut-turut sejak 8 November 2016 atau pasca-kemenangan Donald Trump dalam Pilpres di AS.
Bursa saham di Amerika Serikat (AS) turun di pagi ini, Selasa (29/11/2016) dan mencatatkan performa terburuk dalam kurun waktu hampir sebulan. Pemberatnya, yakni aksi ambil untung di sektor keuangan dan sektor consumer discretionary.
Saham-saham di AS mengalami kenaikan sejak Donald Trump yang terpilih menjadi presiden AS ke-45. Bahkan pada 8 November 2016, bursa AS di Wall Street naik 3 persen.
Indeks S&P 500 bahkan mencapai rekor kenaikan ke-7 pasca-pilpres.
Dua sektor yang mengalami kenaikan tertinggi yakni sektor keuangan S&P (SPSY) dan sektor consumer discretionary (SPLRCD). Sektor keuangan sudah naik 10 persen pasca-pilpres dan sektor consumer discretionary naik 4 persen.
"Kami mendapatkan kenaikan yang besar, sebagai reaksi pilpres, banyak sektor yang secara ekonomi sensitif seperti keuangan yang mencapai kenaikan tinggi," ujar Peter Jankovskis, co-chief investment officer di OakBrook Investments LLC di Lisle, Illinois.
Hal ini seiring ekspektasi investor yang tinggi pada program Trump untuk mendorong infrastruktur, memangkas pajak korporasi dan mengurangi regulasi untuk menguntungkan perekonomian AS.
"Sekarang kami melakukan sedikit ambil untung, dan menanti apa pendorong pasar berikutnya."
Sementara saham-saham lokal dan kecil dalam Russel-2000 bahkan naik 11,3 persen pasca-pilpres.
Sementara indeks Nasdaq Composite turun 30,11 poin atau turun 0,56 persen ke level 5.368,81.
Amazon turun 1,7 persen dan jadi pemberat indeks Nasdaq.
Indeks Dow Jones pada perdagangan Senin sore waktu setempat atau Selasa pagi waktu Indonesia, ditutup turun 54,24 poin atau turun 0,28 persen ke level 19.097,9. Indeks S&P 500 turun 11,63 poin atau turun 0,53 persen ke level 2.201,72.
Tiga saham pemberat bursa di indeks S&P yakni Wells Fargo yang turun 2 persen, Bank of America yang turun 2,7 persen dan Citigroup yang turun 2,3 persen.
Wall Street Tergelincir Terbebani Sektor Keuangan dan Konsumen | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung
Seperti dikutip dari Reuters, Selasa (29/11/2016), Indeks Dow Jones industrial average turun 54,24 poin atau 0,28% ke level 19.097,9, Indeks S & P 500 kehilangan 11,63 poin atau 0,53% ke level 2.201,72 dan Nasdaq Composite turun 30,11 poin atau 0,56% ke level 5.368,81.
Saham AS telah melonjak sejak Donald Trump terpilih menjadi presiden AS dengan S & P 500 naik hampir 3%, karena investor berharap rencananya untuk meningkatkan belanja infrastruktur, memotong pajak perusahaan dan mengurangi regulasi untuk ekonomi.
Wall Street pada perdagangan kemarin menjadi kinerja terburuk dalam hampir satu bulan. Hal ini karena terbebani oleg pullback di sektor keuangan dan konsumen mengalami diskresioner karena beberapa investor membukukan keuntungan.
Tiga indeks AS utama telah ditutup lebih tinggi untuk pekan ketiga berturut-turut pada Jumat kemarin dengan S & P 500 membukukan rekor penutupan ketujuh sejak pemilihan presiden AS pada 8 November 2016.
Saham perbankan menyeret Indeks S&P melemah. Di mana saham Wells Fargo (WFC.N) turun 2%, saham Bank of America (BAC.N) turun 2,7%, dan Citigroup (C.N) turun 2,3%.
Namun, sektor keuangan dan keuangan pada Indeks S & P mengalami diskresioner di antara para pemain terbaik sejak pemilu, karena bank telah meroket hingga lebih dari 10% dan saham diskresioner naik lebih dari 4%.
Sementara, saham Amazon (AMZN.O), turun 1,7% ke level USD766,77 menjadi hambatan terbesar di Nasdaq meskipun laporan yang menunjukkan awal penjualan Cyber
"Kami memang memiliki run up yang besar, tentu saja, dalam reaksi terhadap pemilu, banyak sektor ekonomi yang sensitif seperti keuangan harus berjalan besar. Sekarang kita melihat sedikit profit taking, menunggu di driver besar berikutnya," kata Peter Jankovskis, co-kepala investasi di Oakbrook Investments LLC di Lisle, Illinois .
Bursa Asia Terseret Wall Street | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Bandung
Dilansir dari CNBC, investor masih mencerna rencana ke depan pada pekan ini, termasuk akan adanya pertemuan antara produsen minyak pada Rabu.
Saham utama Jepang, kemungkinan besar tertekan oleh mata uang yen yang sedikit menguat, yang diperdagangkan di 111,94 terhadap dolar AS pada Selasa pagi waktu Asia.
Bursa saham Asia dibuka bervariasi pada perdagangan hari ini, Selasa 29 November 2016, terpicu gejolak yang terjadi di bursa Amerika Serikat, Wall Street.
Indeks Nikkei 225 dibuka turun 0,41 persen, sedangkan indeks Topix turun 0,34 persen.
Dari Korea Selatan, Kospi dibuka datar di level 1.977,69, dengan saham raksasa elektronik Samsung naik 0,18 persen.
Sementara itu, saham Toyota turun 0,47 persen, Honda terkoreksi 1,05 persen, dan Mazda melemah 1,02 persen. Sedangkan saham Canon, naik 0,16 persen dan Nikon naik 1,27 persen.
Samsung juga mengatakan, akan mengalokasikan 50 persen keuntungannya untuk pengembalian pemegang saham tahun 2016 dan 2017, dan mengatakan akan membayar dividen 28.500 won, atau US$24,36 per saham pada tahun ini.
Pembuat smartphone itu mengatakan dalam sebuah pernyataan akan meninjau kembali, jika harus transisi ke struktur perusahaan holding.
Sementara itu, Dow Jones Industrial Average ditutup 54,24 poin, atau 0,28 persen, lebih rendah menjadi 19.097,90. Indeks S & P 500 melemah 11,63 poin, atau 0,53 persen menjadi 2.201,72 dan Nasdaq terkoreksi 30,11 poin, atau 0,56 persen menjadi 5.368,81.
Sedagkan indeks patokan Australia, ASX 200 dibuka datar di level 5.469,20.