Terbaru

Warga China Paling Banyak Kunjungi RI Sepanjang September

Pada September 2016 Wisman China masuk sebanyak 127,2 ribu orang | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, jika dibandingkan dengan Agustus 2016, mengalami penurunan sebesar 2,45 persen. Namun, selama tiga bulan terakhir jumlah wisman kita selalu di atas satu juta orang. 

Secara kumulatif, dari Januari-September 2016, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 8,36 juta kunjungan atau naik 8,51 persen dibandingkan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 7,71 juta kunjungan.

Badan Pusat Statistik mencatat, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara atau wisman ke Indonesia September 2016 naik 9,40 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu, yaitu dari 920,1 ribu kunjungan menjadi 1,01 juta kunjungan. 

"Kita harap dengan promosi jumlah wisman terus naik dan biasanya pada akhir tahun akan membaik," ujar Kecuk panggilan akrab Suhariyanto di kantornya, Selasa, 1 November 2016.

Menurutnya, Jumlah kunjungan wisman dari jenisnya, sebagian wisman datang melalui 19 pintu utama sebanyak 946,4 ribu kunjungan. Sementara wisman di luar 19 pintu utama adalah wisman yang lewat pos lintas batas. 

"Kunjungan wisman turun karena ada penurunan turis dari Eropa dan Timur Tengah pada September ini. Misalnya turis Prancis turun 36 persen. Dan ini kembali hanya seasonal (musiman)," tuturnya.

Pintu masuk utama terbesar ada di Ngurah Rai yang naik sebesar 16,58 persen, Soekarno-Hatta naik 8,11 persen, dan Batam turun 1,74 persen. Sementara, jika diihat dari kebangsaan turis paling banyak dari China yang sebanyak 127,2 ribu orang, Singapura 125,1 ribu, dan Malaysia sebanyak 119,6 ribu orang. 

Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di 27 provinsi selama September 2016 tercatat sebesar 1,9 hari, terjadi penurunan 0,06 poin jika dibandingkan keadaan September 2015.

Sementara, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di 27 provinsi pada September 2016 mencapai rata-rata 54,16 persen atau turun 2,10 poin dibandingkan dengan TPK September 2015 yang tercatat sebesar 56,26 persen. Begitu pula, jika dibanding TPK Agustus 2016, TPK hotel berbintang pada September 2016 turun 1,05 poin.

BPS Catat Inflasi Oktober Sebesar 0,14 Persen | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Komponen inti pada Oktober 2016 mengalami inflasi sebesar 0,10 persen, tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari-Oktober) 2016 sebesar 2,68 persen dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Oktober 2016 terhadap Oktober 2015) sebesar 3,08 persen.

"Deflasi tertinggi terjadi di Sorong sebesar 1,10 persen," ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi bulan Oktober 2016 sebesar 0,14 persen. Dengan demikian inflasi tahun kalender 2016 (Januari-Oktober) mencapai sebesar 2,11 persen. Inflasi tahun ke tahun (Oktober 2015-Oktober 2016) sebesar 3,31 persen.

Dari 82 kota IHK (Indeks Harga Konsumen), 48 kota mengalami inflasi, dan 34 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di sibolga sebesar 1,32 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Depok dan Manado sebesar 0,01 persen.

Suhariyanto mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,24 persen.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi yaitu, kelompok bahan makanan 0,21 persen, kelompok sandang 0,31 persen dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,03 persen.

Juga oleh kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,56 persen. Lalu oleh kelompok kesehatan 0,29 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,10 persen.

Harga Cabai dan Rokok Naik, Inflasi Oktober Capai 0,14% | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini merilis data indeks harga konsumen (IHK) atau inflasi sepanjang bulan Oktober 2016 lalu. Menurut catatan BPS, sepanjang Oktober lalu terjadi inflasi sebesar 0,14% atau lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,22%.

"Inflasi ini cenderung stabil dibandingkan tahun sebelumnya," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta, Selasa (1/11/2016).

Sementara itu, inflasi pada tahun kalender tercatat sebesar 2,11%, dan inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) sebesar 3,31%.

Andil inflasi yang tertinggi terdapat pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang terjadi inflasi sebesar 0,24% dengan andil 0,04%. Selain itu, andil inflasi tertinggi juga disebabkan kenaikan pada sektor perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,56% dan andil sebesar 0,14%. Lalu pada sektor kesehatan juga menyumbang sebesar 0,29% dengan andil inflasi sebesar 0,01%.

Suhariyanto menuturkan, dari 82 kota IHK, tercatat terjadi inflasi pada 48 kota dan deflasi di 34 kota. Inflasi tertinggi terdapat di daerah Sibolga sebesar 1,32% dan terendah di daerah Depok dan Manado sebesar 0,01%. Sedangkan deflasi tertinggi terdapat di daerah Sorong sebesar 1,1%.

"Lalu juga disebabkan harga cabai yang naik dan rokok yang juga naik 0,01% ," jelasnya.

"Jadi kalau kita lihat harga pangan ini lebih stabil," tutupnya.

Hanya saja, secara keseluruhan harga pangan cenderung stabil. Inflasi pun cenderung terkendali sepanjang Oktober lalu.