Meski turun, survei tren keyakinan konsumen masih menunjukkan optimistis | PT Rifan Financindo Berjangka
Optimisme konsumen terhadap perekonomian Indonesia kian menurun. Indikasi ini terlihat dari hasil survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI). Hasil survei itu menunjukkan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) September 2016 berada di level 110, turun 3,3 poin dari bulan sebelumnya.
Tren penurunan keyakinan konsumen tersebut disebabkan oleh penurunan indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE) sebesar 1,2 poin dibanding sebelumnya. Penurunan IKK juga disebabkan oleh penurunan indeks ekspektasi konsumen (IEK) enam bulan ke depan sebesar 5,5 poin dibanding bulan sebelumnya.
Meski turun, survei ini masih menunjukkan optimistis (diatas level 100). Dengan demikian, sejak Januari hingga September 2016, IKK cenderung turun, kecuali pada bulan Mei, Juni, dan Juli yang sempat naik, sejalan dengan adanya momentum puasa dan lebaran.
Penurunan IKE terjadi karena adanya penurunan pada indeks penghasilan dan ketepatan waktu pembelian barang tahan lama masing-masing sebesar 0,9 poin dan 3,2 poin, namun masih berada di level optimistis. Sementara indeks ketersediaan lapangan pekerjaan meningkat sedikit, yakni sebesar 0,5 poin, namun masih berada di level pesimistis (di bawah 100).
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, pelemahan IKK hingga September 2016 bukan lagi menjadi peringatan, melainkan perlu diseriusi pemerintah. Pasalnya, keyakinan konsumen ini telah melemah sejak tahun lalu.
Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI Hendy Sulistiowati mengatakan, penurunan indeks pembelian barang tahan lama lantaran konsumen menunda pembelian barang-barang elektronik, furnitur, dan lain-lain.
"Karena (indeks) ketersediaan lapangan kerja di bawah (level 100), makanya mereka berhemat meskipun penghasilannya optimistis," kata Hendy, Kamis (6/10). Sementara itu, penurunan IEK terjadi karena adanya penurunan pada seluruh indeks komponen pembentuknya.
Meski demikian, IKK rata-rata pada kuartal ketiga tahun ini mencapai level 112,5. Level tersebut lebih tinggi dibanding IKK rata-rata pada kuartal kedua tahun ini yang hanya mencapai level 111,6.
Indeks ekspektasi penghasilan, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha masing-masing turun 3,1; 6,4; dan 7 poin dibanding bulan sebelumnya, walaupun ketiganya masih di level optimistis.
"(Ekspektasi) ketersediaan lapangan kerja melemah karena konsumen khawatir terhadap perlambatan ekonomi. Di beberapa pulau, produk domestik bruto melambat sehingga menurunkan ekspektasi ke depan," ujar Hendy.
BI Perkirakan Inflasi Akhir Tahun Alami Peningkatan | PT Rifan Financindo Berjangka
"Periode (akhir tahun) di mana inflasi akan lebih tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya, karena ada tahun baru," ujar Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI, Hendy Sulistiowati di Gedung BI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (6/10/2016).
"Bahan makanan dan makanan jadi akan naik lebih tinggi dibanding yang lain karena siklus jelang natal dan tahun baru. Untuk enam bulan ke depan, (inflasi) Januari akan melambat, Februari-Maret akan naik lagi," jelas dia.
Bank Indonesia (BI) memperkirakan jika laju inflasi untuk akhir tahun mengalami peningkatan. Setidaknya indeks keyakinan konsumen menunjukan adanya kekhawatiran mengenai kenaikan harga barang di akhir tahun.
Dirinya menambahkan, kenaikan harga sejumlah barang yang biasa terjadi saat momen natal dan tahun baru menjadi pemicu utama bakal tingginya inflasi akhir tahun. Barang makanan merupakan salah satu barang yang dikhawatirkan mengalami kenaikan.
"Persentase penggunaan pendapatan turun menjadi 11,9 persen dari sebelumnya 12 persen. Dipakai untuk tabungan naik, jadi dia nabung, mengerem pembelian barang-barang (tahan lama) seperti elektronik. Sehingga untuk konsumsi turun sedikit dari 79,9 jadi 79,4," pungkasnya.
Survei indeks keyakinan konsumen juga menunjukkan adanya penurunan penggunaan pendapatan serta cicilan pinjaman di September. Hal ini kemudian mendorong penurunan terhadap konsumsi masyarakat karena lebih memilih untuk menabung.
Tabungan Masyarakat Cenderung Menurun, Pinjaman Cenderung Meningkat | PT Rifan Financindo Berjangka
IKK pada September 2016 mencapai 111,0 dibandingkan 113,3 pada bulan sebelumnya. Bank sentral menyebut, ada kecenderungan pertumbuhan tabungan akan menurun pula dalam enam bulan mendatang. Hal ini sejalan dengan terjadinya pelemahan dalam penghasilan.
Menurut Hendy, indeks perkiraan posisi tabungan enam bulan mendatang atau pada Maret 2017 berada pada posisi 123. Sementara itu, indeks pada bulan September 2016 sebesar 130.
Bank Indonesia (BI) dalam Survei Konsumen mengindikasikan adanya penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada September 2016.
”Untuk kondisi 6 bulan mendatang sejalan dengan melemahnya penghasilan, konsumen juga memperkirakan pertumbuhan jumlah tabungan tidak setinggi bulan sebelumnya," kata Direktur Eksekutif Statistik dan Moneter BI Hendy Sulistiowati di Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Namun demikian, menurut Hendy, indeks ini hanya merupakan kecenderungan dari komponen rumah tangga, sehingga tidak akan terlalu banyak mempengaruhi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan.
"Pengaruhnya sedikit, sebab DPK itu ada komponen korporasi dan rumah tangga, dan survei ini hanya melibatkan 4.600 responden," ungkap Hendy.
Indeks yang sama pada Februari 2016 pada angka 128,3. Sementara itu. porsi tabungan terhadap pendapatan meningkat 1,1 persen menjadi 17,8 persen.
Akan tetapi, lanjut dia, kecenderungan kelompok rumah tangga untuk pinjaman enam bulan mendatang diperkirakan bakal meningkat. Pada bulan Maret 2017 angka indeks perkiraaan posisi pinjaman sebesar 164,6.