Terbaru

Rentan Aksi Ambil Untung, IHSG Dibuka di Jalur Merah

IHSG dibuka di jalur merah | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di jalur merah di level 5.403,83. Pada pukul 09.06 WIB, IHSG sudah di posisi 5.406,19 atau turun 3,15 poin (turun 0,05 persen). 

Sementara itu lima sektor lain dibuka menguat yakni perkebunan, aneka industri, pertambangan, infrastruktur, dan properti. 

Penurunan indeks disebabkan tekanan pada sejumlah sektor seperti sektor konsumer, manufaktur, perdagangan, keuangan dan industri dasar. 

Sebanyak 81 saham dibuka naik, 53 saham dibuka turun dan 68 saham dibuka tetap. Sedangkan net foreign sell yang tercatat di semua papan perdagangan mencapai Rp 117,3 miliar. 

Sementara itu di pasar spot Bloomberg, rupiah dibuka melemah. Rupiah dibuka di level 12.996 setelah pada perdagangan hari sebelumnya ditutup di level 12.987. Pada pukul 09.14 WIB, rupiah berada di posisi 13.004. 

Sejumlah saham pendorong bursa yakni AALI, BBCA. Sedangkan saham pemberat bursa yakni LPPF, GGRM, BFIN. 

Bursa AS 

Dollar juga mencapai level tertinggi sejak Juli terhadap mata uang kuat lain, seiring data-data perekonomian mendukung penguatan suku bunga Fed, yang akan ditentukan pada pertemuan di Desember.

Indeks Dow Jones turun 12,53 poin atau turun 0,07 persen ke level 18.268,5. Indeks S&P naik 1,04 poin atau naik 0,05 persen ke level 2.160,77. 

Sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 9,17 poin atau naik 0,17 persen ke level 5.306,85. 

Sebelumnya di bursa AS, indeks utama bursa AS ditutup sedikit bervariasi pada Kamis, atau Jumat waktu Indonesia. Sejumlah saham besar ditutup turun menyusul membaiknya data pekerjaan sebagai kunci bagi bank sentral AS, The Fed, untuk menaikkan suku bunga acuan di akhir tahun. 

IHSG Dibuka Tak Bergairah Ikuti Bursa Saham Asia | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini dibuka masih lesu setelah kemarin ditutup di zona merah. IHSG dibuka melemah 5,37 poin atau 0,10% ke level 5.403,98 di tengah melemahnya bursa saham Asia.

Seperti dilansir Reuters, Jumat (7/10/2016), bursa saham Asia dibuka sedikit lebih rendah hari ini, terkena sentimen jatuhnya pound Inggris di awal perdagangan yang cukup tajam. 

Sementara pada perdagangan kemarin, IHSG ditutup menurun sebesar 11,30 poin atau setara dengan 0,21% ke level 5.409,34. Pelemahan IHSG pada perdagangan kemarin di tengah menguatnya bursa Asia.

Di Australia, Indeks ASX 200 turun 0,47% dengan sebagian besar sektor perdagangan yang lebih rendah. Hal ini terbebani sektor keuangan yang tergelincir 0,24%, namun terbantu dengan kenaikan sektor energi sebesar 0,55%.

Sementara, saham-saham yang melemah di antaranya PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun Rp650 menjadi Rp44.525, PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) turun Rp340 menjadi Rp3.100, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun Rp200 menjadi Rp17.500.

Saham-saham yang menguat di antaranya PT Gudang Garam Tbk (GGRM) naik Rp150 menjadi Rp67.000, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) naik Rp75 menjadi Rp8.975, dan PT Astra International Tbk (ASII) naik Rp50 menjadi Rp8.400.

Adapun nilai transaksi di bursa Indonesia tercatat sebesar Rp55 miliar dengan 59 juta saham diperdagangkan dan transaksi bersih asing minus Rp4,06 miliar dengan aksi jual asing mencapai Rp18,13 miliar dan aksi beli sebesar Rp14,06. Sebanyak 66 saham menguat, 25 melemah, dan 55 stagnan.

Sektor saham dalam negeri variatif. Sektor dengan penguatan tertinggi adalah perkebunan yang naik 1,18%, dan sektor yang melemah terdalam adalah konsumer yang melemah 0,77%.

Di Jepang, Indeks Nikkei 225 relatif mendatar, diperdagangkan turun 0,02% di level 16.895,13. Di Korea Selatan, Indeks Kospi diperdagangkan turun 0,09% ke level 2.063,40.

Spekulasi Kenaikan Suku Bunga AS Berpotensi Tekan IHSG | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Kepala Riset First Asia Capital David Sutyanto menyatakan, pasar saham Wall Street tadi malam bergerak variatif ditutup stagnan menyusul antisipasi pasar atas data tenaga kerja AS yang akan keluar akhir pekan ini. 

David merinci, indeks Dow Jones ditutup melemah tipis 0,07 persen di 18.268,50, sedangkan indeks S&P ditutup naik 0,05 persen di level 2.160,77. Menurut David, saham-saham berbasiskan energi bergerak positif, sedangkan saham sektor produk kesehatan dan perdagangan ritel koreksi.

Indeks Harga Saham Perdagangan (IHSG) diprediksi bergerak dalam rentang konsolidasi dibayangi penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akibat spekulasi kenaikan suku bunga Negeri Paman Sam.

Selain itu, harga minyak mentah kembali menguat hingga menembus US$50 per barel turut mempengaruhi pergerakan Wall Street tadi malam.

Sementara, IHSG bergerak fluktuatif pada perdagangan kemarin dan berakhir ditutup melemah ke level 5.409 atau terkoreksi 11,3 poin (0.21 persen). 

"Fokus pasar kembali pada rencana kenaikan suku bunga oleh The Fed pada akhir tahun ini, menyusul data-data ekonomi AS yang keluar akhir-akhir ini turut mendukung rencana kenaikan tersebut. Spekulasi kenaikan bunga di AS membuat dolar AS menguat dan harga obligasi turun," terang David dalam risetnya, Jumat (7/10).

Pada perdagangan hari ini, David memprediksi IHSG bergerak dalam rentang support 5.380 dan resisten 5.450 dengan peluang berbalik menguat (rebound) terbatas. 

Perdagangan kemarin lebih didominasi saham-saham lapis dua dan tiga. Sementara, aksi beli terutama melanda saham sektor tambang batubara, sedangkan saham-saham unggulan cenderung koreksi.

"Koreksi IHSG kemarin tidak sejalan dengan pergerakan bursa kawasan Asia yang umumnya bergerak di teritori positif," imbuh David.

"Pergerakan IHSG membuka peluang pelemahan lanjutan jika gagal bertahan di area 5.400 serta tidak diiringi oleh kembalinya aksi beli dan berbagai sentimen yang kurang positif," ungkap Reza dalam risetnya. 

Sementara itu, Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada memprediksi jika IHSG tak dapat bertahan pada level 5.400 maka IHSG akan tertekan hari ini. Selain itu, IHSG juga bergantung pada kembalinya aksi beli pelaku pasar hari ini.

"Pelemahan rupiah diprediksi terjadi, sehingga IHSG akan bergerak dalam rentang konsolidasi," jelasnya.