Indonesia juga berpotensi menjadi pusat ekonomi syariah dunia | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
Masih minimnya industri keuangan syariah yang tercatat di pasar modal, memacu Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) untuk mendorong perusahaan berbadan hukum syariah untuk masuk ke pasar modal.Hal ini dimaksudkan pula untuk meningkatkan likuiditas pasar modal syariah yang saat ini dinilai belum optimal. “DSN-MUI hanya bisa mendorong di tengah fundamental bisnis syariah yang terus tumbuh. Lembaga-lembaga syariah harusnya sudah mulai masuk ke bursa, seperti Bank Panin Syariah Tbk.," kata Ketua Bidang Pasar Modal DSN MUI, Iggi H. Achsien di Jakarta,kemarin.
Kata Iggi, Indonesia juga berpotensi menjadi pusat ekonomi syariah dunia mengingat jumlah penduduknya yang mayoritas muslim serta memiliki daya beli dan berinvestasi yang baik.Apalagi, lanjut dia, Indonesia juga sudah membentuk Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) yang dapat membantu pengembangan industri keuangan syariah menjadi lebih cepat berakselerasi.
Kendati demikian, Iggi H. Achsien mengatakan bahwa lembaga keuangan syariah juga harus meningkatkan sistem teknologinya agar layanan yang diberikan dapat setara dengan konvensional."Inovasi seperti itu yang diperlukan karena belum banyak yang menggunakan syariah karena kesadaran agamanya. Masyarakat masih meminta layanan yang baik," katanya.Sebagai informasi, saat ini pihak PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama denganBursa Malaysia Berhad menandatangani nota kesepahaman pembentukan Pusat Pasar Modal Syariah Dunia yang bertujuan menjadi gerbang utama penerbitan efek syariah di pasar global.
Dirinya menyebutkan,salah satu perusahaan syariah, seperti Bank Mandiri Syariah dan Bank Muammalat, relatif cukup mampu untuk masuk ke pasar modal sehingga menjadi pemicu bagi perusahaan lain."Bank Muammalat sudah menjadi perusahaan publik. Namun, belum tercatat di Bursa Efek Indonesia, mudah-mudahan sebentar lagi agar menjadi contoh bagi yang lain,”ungkapnya.
Dirinya mengatakan bahwa investor syariah terbagi atas dua kategori, yakni investor yang hanya mau berinvestasi dalam produk syariah dan investor konvensional yang mau berinvestasi ke produk syariah.”Jadi, pasar syariah itu sebenarnya luas. 'Fund Manager' juga berharap instrumen syariah semakin banyak,"tuturnya.
Direktur Utama BEI, Tito Sulistio pernah bilang,pembentukan Pusat Pasar Modal Syariah Dunia itu salah satunya bertujuan menjadi pusat pengembangan efek syariah dunia, serta menjadi pusat riset maupun pengembangan struktur mikro pasar modal syariah global, dan menjadi gerbang utama penerbitan efek syariah di pasar global.
Investival 2016, Jurus Terbaru BEI Rayu Warga Jadi Investor | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Alpino Kianjaya, mengatakan pihaknya mencanangkan target pengunjung dari pameran ini sebanyak 7.500 orang. Pameran yang digelar di di Atrium Utama Mall Taman Anggrek itu akan berlangsung selama tiga hari selama 21-23 Oktober.
Alpino melanjutkan, Investival 2016 merupakan program sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh BEI, KPEI dan KSEI, yang didukung oleh OJK yang bertujuan membangun tingkat kesadaran dan ketertarikan masyarakat umum mengenai pasar modal dan investasi modal.
Seminar akan diisi oleh para pakar perencana keuangan, pakar investasi pasar modal, serta public figure yang merupakan investor pasar modal. Acara ini juga melibatkan berbagai komunitas dan Asosiasi di pasar modal.
Ajang ini diikuti sejumlah anak usaha Self Regulatory Organization (SRO), diantaranya PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI), dan The Indonesia Capital Market Institute (TICMI). Pengunjung dapat mengikuti acara ini secara gratis alias tidak dipungut biaya.
"Sehingga Pameran Investival 2016 dapat mengakomodasi konsep Yuk Nabung Saham, yakni pembelian saham secara rutin dan berkala," ujarnya.
Untuk menarik minat pengunjung BEI bersama KPEI akan memberikan insentif berupa asuransi dengan uang pertanggungan Rp10 juta bagi setiap pengunjung pameran yang membuka rekening saham, dengan nominal minimal Rp500 ribu.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menyelenggarakan Indonesia Investment Festival (Investival). Ini pameran lanjutan dari program pengembangan pasar modal, Yuk Nabung Saham, yang telah diluncurkan pada 12 November 2015 lalu.
"Pameran Investival 2016 juga diselenggarakan selama Oktober 2016 di 21 kota di Indonesia sesuai dengan Bulan Inklusi Keuangan yang dicanangkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," ujarnya, Jumat 21 Oktober 2016.
Tujuan lainnya adalah memberikan edukasi mengenai pasar modal sehingga tertanam kebutuhan untuk berinvestasi di pasar modal serta menambah jumlah investor baru dan meningkatkan jumlah investor aktif di BEI.
Pameran tersebut akan diisi pameran dari 23 perusahaan efek, tujuh manajer investasi dan satu perusahaan tercatat. Untuk memeriahkan Investival, juga diisi dengan talkshow dan hiburan.
Menurut Alpino, salah satu perbedaan pameran Investival 2016 dengan pameran pasar modal yang telah diselenggarakan sebelumnya adalah selain diadakan di luar area gedung BEI, pameran ini juga didukung oleh perusahaan efek Anggota Bursa yang telah menjadi mitra dari program Yuk Nabung Saham.
Selain di Jakarta, Investival 2016 rencananya akan diselenggarakan selama Oktober 2016 di 20 kota lainnya yakni Surabaya, Bandung, Banda Aceh, Padang, Jambi, Palembang, Medan, Riau, Lampung, Batam, Yogya, Semarang, Denpasar, Pontianak, Banjarmasin, Balikpapan, Manado, Makassar Kendari, dan Jayapura.
Pengunjung juga akan mendapatkan seluruh informasi yang dibutuhkan untuk produk menjadi seorang investor di pasar modal, mulai dari mekanisme, dan informasi lainnya.
Mau Beli Rumah di Luar Kota? Jangan Abaikan Ini | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Solo
Melihat harga rumah yang semakin susah digapai di kota besar tempat Anda tinggal, Anda pun melirik daerah lainnya. Masalahnya area yang diincar bukan sekadar area suburban di dekat kota Anda saat ini, melainkan kota lainnya yang jaraknya cukup jauh.
Boleh saja, sih, membeli rumah di kota lain, tapi pastikan mayoritas poin ini dimiliki rumah incaran Anda.
Misalnya, saat ini Anda tinggal di Jakarta, dan Anda tertarik untuk memiliki rumah di Semarang atau Yogyakarta. Idenya, mungkin Anda bisa menggunakannya sebagai rumah peristirahatan saat pensiun nantinya.
Tetap dekat dengan pusat kota
Anda mungkin ingin tinggal di area yang sejuk dan tenang. Tapi, ingat, Anda baru akan menggunakannya saat tua nanti. Jadi sebisa mungkin pilihlah rumah yang tetap dekat dengan pusat kota sehingga Anda tetap mudah berbelanja kebutuhan rumah.
Lagipula, kondisi lalu lintas di kota yang terlalu besar cenderung lebih aman. Harga rumah di pusat kota juga cenderung stabil, bahkan mengalami kenaikan yang pesat, sehingga Anda bisa menggunakannya sbeagai investasi jika sewaktu-waktu membutuhkan dana besar.
Pilih area yang ‘dekat’ dengan Anda
Sebaiknya kota yang dipilih memiliki kedekatan dengan Anda. Maksudnya, Anda dulu pernah tinggal di kota itu, atau orangtua Anda tinggal di kota itu, atau ada saudara atau kenalan dekat Anda yang berada di sana.
Gunanya, agar rumah Anda tetap dirawat—terutama saat Anda belum sempat mengunjunginya dalam waktu lama—oleh kenalan Anda tersebut.
Halaman yang memadai
Mengingat harga tanah atau rumah di kota lain yang tak sebesar kota tempat tinggal Anda, lebih murah, tak ada salahnya membeli rumah yang lebih besar.
Tak harus bangunannya yang superbesar, namun minimal Anda mempunyai halaman rumah yang memadai sehingga rumah Anda mendapatkan udara segar setiap harinya. Gunakan halamannya untuk menanam beragam tanaman buah.
Pilih dekat dengan kampus
Tetap ingin melirik pinggiran kota? Sah-sah saja, asalkan lihat dulu kondisi sekitarnya. Lebih baik jika di sekitar Anda terdapat beberapa kampus.
Harga rumah di sekitar kampus juga cenderung mengalami kenaikan karena banyaknya jenis usaha yang bisa dilakukan di sekitar rumah, seperti mendirikan kos, membangun warung makan, serta usaha laundry. Meski nantinya Anda pensiun, tak berarti Anda tak melakukan apa-apa, kan?
Buatlah tanah yang produktif
Saat Anda membeli tanah—yang nantinya akan dibangun rumah—jangan membiarkan tanah tersebut menganggur.
Buatlah tanah menjadi lebih produktif dengan menggunakannya sebagai tempat bercocok tanam. Jika Anda sudah membangun rumahnya, rumah bisa disewakan terlebih dahulu.