Terbaru

Menteri Amran: Ada Istri Pejabat Oplos Pupuk dan Dapat Omzet Rp 500 Juta Per Hari

Amran menyayangkan perilaku istri pejabat tersebut | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang


Amran mengaku telah mengirim sekurangnya 40 orang ke penjara karena mengoplos pupuk.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pihaknya tidak pernah bermain-main terhadap seorang yang kedapatan melakukan penimbunan atau pengoplosan pupuk bersubsidi.

Namun Amran tidak menyebut siapa istri pejabat dimaksud. Ia hanya mengatakan bahwa omzet pengoplosan pupuk yang dilakukan per harinya mencapai Rp 500 juta, atau Rp 15 miliar per bulan.

"Saya sudah kirim 40 orang ke penjara karena oplos pupuk. Tapi ada satu orang istri pejabat yang susah dikirim ke penjara," kata Amran di Boyolali, saat peringatan ke-36 Hari Pangan Sedunia, Jumat (28/10/2016).

Saat hadir dalam peringatan pangan sedunia, Amran didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, serta perwakilan Organisasi Pangan Dunia (FAO) untuk Indonesia dan Timor Leste.

"Kami mempersilakan (jual pupuk). Silakan. Tapi jangan oplos pupuk," ujar dia.

Setelah ditelusuri, lanjut mantan anggota DPR RI itu, ternyata sang perempuan itu merupakan istri kedua dari pejabat. Ia pun menyayangkan jika perilaku tersebut diteruskan.

Seusai pembukaan, ketiganya lalu meninjau sejumlah stan dan pameran aneka produk pertanian.

Selain pameran, menara jagung setinggi 15 meter, dengan diameter tiga meter didirikan untuk menjadi ikon peringatan Hari Pangan Sedunia.

Setidaknya ada tiga aula besar yang disediakan panitia untuk jadi ajang pameran.

Menara jagung dirancang apik dengan jagung jenis Bisi-18. Menara disusun rapi menjulang tinggi diletakkan di depan arena pusat pameran.

Jagung Raksasa Curi Perhatian di Hari Pangan Sedunia | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang


Hari Pangan Sedunia ke-36 resmi dibuka hari ini oleh Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Pemerintah Kabupaten Boyolali dan dihadiri lima ribu pengunjung dari seluruh pelosok Tanah Air.

Sontak, menara yang ditata rapi warna kuning dengan diameter tiga meter itu mencuri perhatian pengunjung. Tak sedikit dari mereka menyempatkan untuk berswafoto di area pintu masuk acara.

Sebuah menara jagung raksasa setinggi 15 meter berhasil mencuri perhatian pengunjung dalam acara Hari Pangan Sedunia ke-36 yang berpusat di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Jumat, 28 Oktober 2016.

Jagung raksasa yang diberi nama menara jagung tertinggi itu dibuat oleh petani lokal bersama dengan pemerintah kabupaten Boyolali. Uniknya, menara jagung yang menjulang tinggi itu dibuat dengan jagung asli berjenis Bisi-18 oleh petani lokal.

"Saya lihat jagung tertinggi ini hanya ada satu di dunia. Dan itu hanya ada di wilayah Pak Gubernur Ganjar Pranowo dan Pemkab Boyolali," kata Amran saat membuka acara.

Keberadaan menara jagung tertinggi itu pun mendapatkan apresiasi dari banyak pihak tak terkecuali Mentan.

Sementara Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, M Syakir menambahkan, acara Hari Pangan Sedunia ke-36 digelar selama tiga hari pada Jumat-Minggu 27-30 Oktober 2016.  Selain pameran jagung raksasa, acara juga diisi dengan pameran produk pertanian, serta penghargaan terhadap petani dari seluruh Indonesia.

"Di hari terakhir, penutupan akan dilakukan dengan kegiatan jalan sehat sekaligus penyerahan peringatan Hari Pangan Sedunia ke-37 tahun depan di Kalimantan Barat," ujarnya.

Dalam acara itu, Presiden juga akan panen padi dengan teknologi terpadu di persawahan yakni di desa Trayu dan Tanjungsari Kecamatan Banyudono, Boyolali. Panen padi oleh presiden dilakukan dengan alat combine harvester, yang merupakan teknologi pertanian terpadu.

"Puncak acara besok, Sabtu 29 Oktober 2016 di alun-alun Boyolali yang dihadiri Presiden Joko Widodo," katanya.

Menteri Pertanian Bukan Hari Pangan Sedunia Ke-36 | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Semarang


Pada acara pembukaan peringatan HPS ke-36 tersebut Arman Sulaiman didampingi oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Bupati Boyolali Seno Samdoro, dan Mark Muller perwakilan dari "Food and Agriculture Organization" (FAO), Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ketua panitia HPS ke-36 di Boyolali Muhammad Syakir yang juga Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementan, mengatakan, peringatan HPS pada tahun ini, tepatnya tanggal 16 Oktober 2016 diperingati oleh setiap negara dengan mengangkat tema "Membangun Kedaulatan Pangan diera Perubahan Iklim".

Menteri Pertanian Republik Indonesia Arman Sulaiman, membuka kegiatan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-36 2016 yang di pusatkan di Kompleks Perkantoran Terpadu Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jumat (28/10/2016).

Arman Sulaiman dalam pembukaan tersebut kemudian dilanjutkan melihat pameran tehnologi pertanian, peternakan, dan stand-stand Usaha Mikro Kecil Menengah(UMKM) di lahan pertanian dan di Kompleks Perkantoran Terpadu Pemkab Boyolali.

Menurut M. Syakir, yang mengacu pada peringatan internasional tersebut, maka HPS ke-36 tahun ini, di Indonesia mengusung tema itu. Prinsip penyelenggaraan HPS kali ini, terjadi penajaman-penajaman dan perubahan yang pro rakyat.

Menurut dia, pameran gelar tehnologi memberikan penghargaan kepada petani Indonesia untuk dipamerkan, dan puncaknya acara akan dilaksanakan di alun alun Kantor Pemkab Boyolali, pada Sabtu (29/10), serta rencana dihadiri oleh Bapak Presiden Joko Widodo.

Hal ini, untuk menyoroti pentingnya dampak perubahan iklim terhadap produksi dan ketersediaannya.

Ia mengatakan partisipasi dari masyarakat lokal khusus untuk gelar teknologi pertanian sederhana dengan banyak manfaat dan dapat diaplikasikan untuk petani-petani seluruh Indonesia.

Bapak Presiden Jokowi akan mengawali kunjungan ke areal tanaman padi di Desa Trayu Banyudono Boyolali, yang menggunakan dengan tehnologi terbaru Jajar Legowo Super (Jarwosuper) yang diharapkan dapat meningkatkan produksi pangan nasional.

Ia mengatakan peringatan HPS di Boyolali akan diakhiri pada Minggu (30/10) dengan acara jalan sehat penyerahan penyelenggaraan HPS ke-37 di Kalimantan Barat sebagai lokasi penyelenggaraan 2017.

"hasil panen sebelumnya rata-rata enam ton per hektare, tetapi dengan Jarwosuper panen menjadi 10 ton per ha," katanya.

Ia mengatakan peringatan HPS tersebut juga menjadi momentum gerakan keragaman pangan lokal. Bangga potensi daerah dengan keanekaragaman pangan lokal, kebinekaan sumber karbohidrat yang mewujudkan kedaulatan pangan. Pameran produk pertanian yang diikuti sekitar 209 peserta dari 34 provinsi yang menampilkan keanekaragaman sumber pangan Indonesia.

Pada peringatan HPS tahun ini, kata dia, dengan dihadiri sebanyak 5.000 perwakilan dari lokal Indonesia, termasuk 29 delegasi dari 27 negara dibawah FAO.