Jokowi menghadiri Puncak Peringatan Hari Pangan Se-dunia ke-36 | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya
Presiden Jokowi dan Negara Ibu Iriana bertolak ke Boyolali, Jawa Tengah, dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma Jakarta, Sabtu (29/10/2016), dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 pada pukul 07.50 WIB.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri Puncak Peringatan Hari Pangan Se-dunia ke-36 Tahun 2016, di Alun-alun Kabupaten Boyolali, Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.
Setelah itu, Presiden dan Ibu Iriana meninjau Pameran Gelar Inovasi Teknologi, Kompleks Perkantoran Pemerintah Kabupaten Boyolali.
Seperti dikutip Antara, agenda pertama Presiden dan Ibu Iriana adalah meninjau panen raya padi di Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.
Siang harinya, Presiden dan Ibu Iriana akan menghadiri Puncak Peringatan Hari Pangan Sedunia.
Presiden dan Ibu Iriana direncanakan akan kembali ke Jakarta pada sore hari, dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.
Turut menyertai Presiden dan Ibu Iriana dalam penerbangan menuju Jawa Tengah, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Tanaman unggulannya, yaitu Jagung Hibrida Tongkol 2 Prolifik serta teknologi padi Jajar Legowo (Jarwo) Super akan turut dipamerkan dalam acara yang resmi dinaungi Food and Agriculture (FAO) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ini.
Boyolali menjadi tuan rumah acara Hari Pangan Sedunia karena banyaknya penganekaraman/ diversifikasi tanaman yang dikembangkan di wilayah itu.
Kementan Perbaiki Semua Regulasi Menuju Swasembada Pangan | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya
"Kami perbaiki semua regulasi menuju swasembada pangan," kata Amran Sulaiman di sela acara pembukaan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Ke-36 2016, di Boyolali, Jateng, Jumat (28/10).
Mentan mengemukakan, pihaknya juga memberikan pengharagaan kepada Bapak Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan Bupati Boyolali Seno Samodro menjadi tuan rumah yang baik dan luar biasa menjadi tuan rumah HPS tahun ini.
Menteri Pertanian (Mentan) RI Amran Sulaiman mengatakan, Pemerintah melalui Kementan terus memperbaiki semua regulasi yang menghambat Indonesia menuju ke swasembada pangan.
Amran mengatakan, pada zaman dahulu semuanya seperti pengadaan benih unggul dan pupuk menggunakan tender, sehingga terjadi keterlambatan waktunya dalam meningkatkan produksi pangan.
HPS Ke-36 yang digelar di Kabupaten Boyolali, Jateng dengan tema "Membangun Kedaulatan Pangan diera Perubahan Iklim".
El Nino pada 2015, tantangannya sangat luar biasa berat sepenjang sejarah dengan intensitas 2,44%, sedangkan 1997-1998 hanya 1,9% dan ketika itu, Indonesia mengimpor beras sekitar 12 juta ton.
Amran mengatakan, Bangsa Indonesia pernah menghadapi musim El Nino dan La Nina dua tahun berturut-turut, tetapi mudah-mudahan pada 2017 sudah berlalu.
"Namun, kita dengan kerja keras, bergandengan tangan mampu melewati musim terberat itu, dan impor beras cadangan satu juta ton lebih," tutur Amran.
Selain itu, Mentan mengapresiasi Gubernur Jateng yang mampu memimpin daerahnya dalam meningkatkan produksi pangan sehingga stoknya cukup.
Bahkan, kata Mentan, stok pangan nasional saat ini, sekitar dua juta ton dan cukup untuk kebutuhan hingga bulan Mei, dan Maret 2017 sudah mulai panen raya lagi, sehingga persediaan pangan akan mencukupi.
"Jateng 2016 telah mengirimkan berasnya ke wilayah Kalimantan Barat, Aceh, dan Riau untuk pemerataan. Jateng beras produksi meningkat sekitar satu juta ton tahun ini," ucap Amran.
Oleh karena itu, Mentan meminta semua kepala daerah bupati seluruh Indonesia produksi pangan harus meningkat jika ada bantuan oleh pemerintah, tetapi jika gagal mereka baru dapat bertemu kembali pada tahun berikutnya.
Selain itu, lanjut Mentan, pupuk distribusinya juga sudah berjalan lancar, sedangkan Pemerintah juga menindak tegas pelaku yang mengoplosan pupuk palsu dan merugikan para petani. Mereka ditindak dan dikirim ke penjara.
"Kami banyak membongkar regulasi, infrastruktur kita rusak tiga juta hektare. Bapak Presiden minta selesai selama tiga tahun. Namun, kami berupaya untuk menyelesaikan target dengan waktu satu tahun," imbuh Amran.
Menyinggung soal alat mesin pertanian (Alsintan), kata Amran, pemerintah sudah mengirim ke daerah-daerah sebanyak 160 ribu unit dengan tujuan untuk menurunkan biaya produksi dari Rp 2 juta per hektare menjadi Rp 1 juta per hektare, sehingga masih ada dana yang disimpan untuk petani.
"Swasembada pangan bisa dicapai dengan pertanian modern, sehingga, secara paralel regulasi, infrastruktur kita diperbaiki, bekerja keras produksi kita dorong, ekspor impor kita kendalikan. Pertanian organik sangat menarik dan harga bisa 10 kali lipat untuk kesejahteraan petani," kata Amran.
Sementara Mentan mengapresiasi pameran teknologi pertanian antara hewan sapi lokal umur dua tahun biasanya beratnya hanya 250 kilogram, tetapi kini dengan teknologi baru biasa dua ton, sehingga pertanian bisa maju.
Pertanian Organik Celah Kesejahteraan Petani Indonesia | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Surabaya
“Pertanian organik adalah celah kesejahteraan bagi para petani Indonesia. Maka kami akan terus mendukung bagi produksi pertanian organik,” kata Amran saat berkunjung ke Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, untuk membuka Hari Pangan Sedunia ke-36, Jumat (28/10/2016).
Amran menerangkan permintaan ekspor terhadap beras organik juga sangat tinggi. “Kita baru saja ekspor ke Belgia dan Amerika untuk beras organik,” imbuhnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yakin pertanian organik menjadi jalan pertanian Indonesia bersaing dengan produk luar.
Amran menerangkan permintaan ekspor terhadap beras organik juga sangat tinggi. “Kita baru saja ekspor ke Belgia dan Amerika untuk beras organik,” imbuhnya.
“Tahun ini produksi pertanian organik di Indonesia naik 67 persen. Di tahun-tahun mendatang semoga semakin bagus,” kata dia.
Sebagai langkah pengembangan, pemerintah membuat lima lumbung pangan khusus produk pertanian organik di perbatasan Indonesia. Lumbung itu disediakan untuk memenuhi pasar ekspor, seperti Timor Leste, Singapura, dan Malaysia.
Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mengatakan produk organik bisa meningkatkan nutrisi. Ini selaras dengan program Bank Dunia di Indonesia yang ingin meningkatkan nutrisi masyarakat.
"Mereka (petani) punya inovasi yang dahsyat untuk masuk ke pertanian organik. Pertanian organik adalah cara memperbaiki kualitas produk pangan dan kualitas konsumsi," jelas Ganjar.
Ganjar menilai salah satu cara meningkatkan nutrisi masyarakat dengan menaikkan produksi pangan organik. Ia optimistis petani di Indonesia mampu melakukannya.
"Krisis 1998 menurunkan nutrisi anak-anak yang lahir pada tahun itu. Maka, kebijakan Bank Dunia adalah seluruh program yang diberikan ke daerah harus dikaitkan dengan nutrisi," kata Ganjar.
"Sehingga lebih aman makanannya, lebih baik, dan tanahnya akan ter-recover," ujar Ganjar.
Mantan anggota Komisi Pemerintahan DPR dari Fraksi PDI Perjuangan itu melihat banyak sisi positif yang didapat dengan mengonsumsi pangan organik. Di sisi lain, kondisi tanah yang ditanami pangan organik bisa dipulihkan karena tidak menggunakan pupuk dan pestisida yang berlebih.