Berkah La Nina untuk Petani | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC
Fenomena La Nina yang sedang melanda Indonesia dinilai sebagai sebuah berkah oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Sebab, fenomena tersebut mampu membantu para petani untuk berproduksi.
Arman lantas membandingkan jumlah lahan yang berhasil ditanami oleh petani pada tahun lalu dan tahun ini. Jika pada Juli 2015 seluas 600.000 hektar, maka pada bulan yang sama tahun ini, luas lahan yang dapat ditanami mencapai 1.000.000 hektar.
Amran mengatakan, fenomena La Nina mulai datang pada Juli 2016 lalu. Saat itu bertepatan dengan musim kering yang biasa terjadi di Indonesia.
“Tiba-tiba La Nina datang. Sekarang enggak pernah kering,” kata Amran di Kantor Wapres, Selasa (4/10/2016).
Ia menambahkan, peningkatan produksi pertanian ini nantinya juga akan menjadi cadangan apabila musim paceklik terjadi. Biasanya, paceklik di Indonesia terjadi antara Desember dan Februari.
“September tahun lalu 800.000 hektar lahan. Kami tiga hari lalu tutup buku itu mencapai 1,2 juta hektar. Artinya apa? Tiga bulan ini ada kenaikan dibanding dengan tahun sebelumnya. Ini luar biasa,” ujarnya.
“September tahun lalu 800.000 hektar lahan. Kami tiga hari lalu tutup buku itu mencapai 1,2 juta hektar. Artinya apa? Tiga bulan ini ada kenaikan dibanding dengan tahun sebelumnya. Ini luar biasa,” ujarnya.
Mentan: Infrastruktur Air Untuk Lahan Sawah Rampung 2018 | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan sekitar 4 juta hektar lahan tadah hujan atau separuh dari lahan sawah yang seluas 8,1 juta hektar di seluruh Indonesia menjadi lahan tidur selama enam bulan terakhir karena tak ada sumber air.
Pada 2016, Amran mengklaim telah membangun embung di Bojonegoro, serta menyediakan pompa yang tersebar di sepanjang Sungai Bengawan Solo dan Cimanuk. Hasilnya, pada musim kemarau Elnino, sekitar 10.000 hektar lebih sawah selamat dan berproduksi.
Tujuannya, tentu meningkatkan indeks pertanaman menjadi dua kali lipat terhadap minimal 2 juta hektar, atau separuh dari lahan tidur yang ada. Dengan peningkatan indeks pertanaman, produktivitas tanampun akan bertambah sehingga penghasilan pertani ikut melonjak dan semakin sejahtera.
Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan embung, long storage, sumur dangkal, sumur dalam, dan pompa di sungai-sungai sekitar lahan sehingga ar tersedia sepanjang tahun, bahkan ketika musim kemarau hadir.
“Kita target kalau bisa dua tahun selesai, 2018 targetnya,”tegas Amran di Kantor Wakil Presiden, Selasa(4/10/2016).
Berkah La Nina, Pengairan Lahan Pertanian Meningkat 3 Bulan | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Jakarta STC
Menteri Pertanian Amran Sulaiman menganggap fenomena La Nina yang berlangsung di Indonesia sebagai berkah. Sebab, ada kenaikan pengairan terhadap luas lahan pertanian.
Pada Juli tahun lalu, kata Amran, lahan yang teraliri hanya 600 ribu hektare, tahun ini sekitar satu juta hektare. Agustus tahun lalu, lahan yang dialiri sekitar 500 ribu hektare, tahun ini sekitar satu juta hektare. September tahun lalu sekitar 800 hektare, tahun ini yang dialiri 1,2 juta hektare.
"Tiga bulan terakhir ini ada kenaikan kurang-lebih satu juta hektare dibanding tahun sebelumnya. Ini luar biasa. Jadi La Nina membawa berkah," kata Amran seusai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kantor Wapres, Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2016.
Menurut Amran, pertambahan luas lahan pengairan pada Juli-September tersebut juga menjadi antisipasi menghadapi musim paceklik. Musim paceklik, kata dia, berlangsung pada Desember hingga Februari. Setiap tahun, Kementerian Pertanian berusaha mengubah musim paceklik menjadi tidak paceklik. Caranya adalah dengan mengoptimalkan musim tanam pada Juli hingga September.
Amran mengatakan La Nina datang pada Juli saat pertanian butuh air karena musim kemarau. Kehadiran La Nina otomatis membuat lahan pertanian tidak pernah kering. Ini berdampak pada luas lahan yang dialiri bertambah.
"Jadi bulan di mana bulan-bulan defisit kami tambah tanam supaya paceklik ini hilang," kata Amran.
"Ini tujuh provinsi yang harus dijaga ketat. Kami sudah instruksikan kepada tim agar mewaspadai kalau curah hujan meningkat," kata Amran.
Dia mengatakan ada sejumlah daerah yang akan diantisipasi perihal perubahan musim pada akhir tahun. Amran mengatakan ada tujuh daerah yang menjadi lumbung pangan yang akan diantisipasi terkait dengan perubahan musim. Tujuh daerah tersebut adalah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Utara, dan Kalimantan Selatan.