Rupiah hari ini berada dalam rentang Rp13.165-Rp13.125 per dolar AS | Rupiah Cenderung Datar di Awal Pekan
"Meski bergerak cenderung menguat dalam dua hari terakhir, namun penguatan yang berfluktuasi membuat rupiah secara umum bergerak datar. Cermati sentimen yang ada dan waspadai pelemahan lanjutan," ujarnya di Jakarta.
Menurut analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, meski sempat menyentuh level Rp13.075 per dolar AS, rupiah terlihat tak berdaya menghadapi aksi ambil untung, atau profit taking dari para pelaku pasar. Sehingga, harus puas berada di area Rp13.150 per dolar AS.
Transaksi perdagangan nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, pada awal pekan ini, Senin 19 September 2016, diperkirakan pergerakannya tidak akan terlalu signifikan, atau cenderung flat. Meskipun, dalam dua hari terakhir pekan kemarin, rupiah dapat menguat.
Sebelumnya, kami sampaikan rilisnya neraca perdagangan Indonesia, tampak direspons positif oleh para pelaku pasar. Meski neraca perdagangan Indonesia berada di bawah ekspektasi konsensus, nyatanya rilisnya data tersebut mampu menopang pergerakan rupiah hingga kembali ke area Rp13.100-an," ujarnya.
Reza mengatakan, kabar kurang baik menghampiri keadaan global, di mana keadaan Eropa yang cenderung tertekan, usai Departemen Kehakiman AS meminta Deutsche Bank membayar US$14 miliar untuk menyelesaikan gugatan perdata, terkait surat berharga berbasis gadai.
"Lantas, keadaan ini membuat laju euro dan poundsterling melemah sekitar 0,2 persen," tuturnya.
Pihaknya meramalkan, pergerakan rupiah hari ini berada dalam rentang Rp13.165 hingga Rp13.125 per dolar AS.
Di sisi lain, lanjutnya, membaiknya data inflasi AS dan laju harga minyak dunia pada perdagangan di Asia, yang cenderung turun di tengah melimpahnya pasokan minyak global dan pertumbuhan permintaan minyak yang melambat, berimbas pada penguatan nilai dolar AS.
Awal Pekan, Rupiah Pagi Melemah Tipis di Rp13.163/USD | PT Rifan Financindo Berjangka
Kepala Analis PT NH Korindo Securites Indonesia Reza Priyambada mengungkapkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) cenderung mengalami penguatan dalam dua hari terakhir di pekan kemarin. Namun, nilai tukar rupiah diproyeksikan akan tertahan sentimen dari Amerika Serikat berupa perbaikan inflasi.
Meski rupiah cenderung menguat dalam dua hari terakhir pada transaksi pekan kemarin, lanjut Reza, namun tren apresiasi yang fluktuatif membuat rupiah akan bergerak mendatar di hari ini. Tetap cermati sentimen yang ada dan waspadai pelemahan lanjutan.
"Pada saat ini resisten di level Rp13.125 per USD, dengan support pada level Rp13.165 per USD," pungkas Reza.
"Rupiah cenderung mengalami penguatan dalam dua hari terakhir, tapi penguatan yang berfluktuasi membuat rupiah secara umum bergerak flat," ucap Reza, dalam keterangan risetnya.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan pagi di awal pekan ini terpantau bergerak melemah tipis dibandingkan dengan penutupan perdagangan di akhir pekan lalu di Rp13.155 per USD. Namun demikian, nilai tukar rupiah mampu bertahan di level Rp13.100 per USD.
Mengutip Bloomberg, Senin 19 September, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.163 per USD. Day range nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.145 per USD sampai Rp13.178 per USD dengan year to date return di minus 4,59 persen. Sementara itu, menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp13.143 per USD.
Awal pekan, Rupiah melemah ke level Rp 13.163 per USD | PT Rifan Financindo Berjangka
Deputi Bidang Statistik, Distribusi, dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo mengatakan Rupiah terdepresiasi paling tinggi terhadap Yen Jepang, sebesar 3,41 persen, di mana Maluku Utara menjadi provinsi dengan level terendah kurs tengah yang mencapai Rp 132,74 per Yen Jepang.
"Level tertinggi rata-rata nasional kurs tengah terjadi pada minggu keempat Agustus 2016 yang mencapai Rp 130,74 per Yen Jepang. Ini karena ada intervensi dari pemerintah Jepang dan terhadap pasar keuangan Jepang," kata Sasmito di Gedung BPS, Jakarta, Kamis (15/9).
Sedangkan untuk Dolar Amerika (USD), Rupiah terdepresiasi sebesar 1 persen. Dengan level terendah rata-rata nasional kurs tengah terjadi pada minggu kelima Agustus 2016 yang mencapai Rp 13.237,81 per USD.
"Kondisi di Amerika yang pengangguran menurun memberi dampak ke semua negara. Australia karena pertumbuhan ekonominya bagus. Uni Eropa juga mata uangnya menguat terhadap Rupiah," pungkasnya.
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) dibuka melemah di perdagangan hari ini, Senin (19/9). Rupiah dibuka di Rp 13.163 per USD atau melemah dibanding penutupan perdagangan akhir pekan lalu di Rp 13.155 per USD.
Mengutip data Bloomberg, di 30 menit awal perdagangan Rupiah menguat tipis ke Rp 13.158 per USD. Namun, saat ini Rupiah kembali melemah ke 13.165 per USD.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juli 2016, nilai tukar (kurs) Rupiah di 34 provinsi di Indonesia melemah (depresiasi) terhadap empat mata uang dunia yang beredar di Tanah Air, yakni Dolar Amerika Serikat (USD), Dolar Australia (AUD), dan Euro (EUR), dan Yen Jepang.
Terhadap Euro, Rupiah terdepresiasi sebesar 2,42 persen. Dengan level terendah rata-rata nasional kurs tengah terjadi pada minggu keempat Agustus 2016 yang mencapai Rp 14.912,91.
Rupiah juga terdepresiasi terhadap Dolar Australia (AUD) sebesar 1,59 persen. Dengan level terendah rata-rata nasional kurs tengah terjadi pada minggu keempat Agustus 2016 yang mencapai Rp 10.033,89 per AUD.