Kementerian Pertanian melakukan evaluasi terus menerus | PT Rifan Financindo Berjangka
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman tak mau berkomentar banyak terkait kasus dugaan korupsi yang membelit Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Irman Gusman. Namun, Amran ingin menegaskan pihaknya akan memantau dan menindak tegas pejabat yang melakukan korupsi khususnya di tubuh Kementerian Pertanian.
Menurut Amran, semua pihak harus dapat belajar dari kasus tersebut agar tak ada lagi kejadian serupa di bidang pangan. Ia juga meminta agar kementerian melakukan evaluasi terus menerus terkait dengan anggaran dan hal yang berbau sensitif.
"KPK ada di depan rumah saya, intinya di Kementerian Pertanian kita melakukan evaluasi, harian mingguan," kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Irman Gusman telah dicokok KPK dan ditetapkan sebagai tersangka karena menerima uang suap Rp100 juta untuk memuluskan impor gula.
"Kami tidak mengomentari itu, tapi kalau kementerian pertanian jangan main-main, semuanya itu kami tindak tegas, Anda mungkin sudah tahu di Kementan (Kementerian Pertanian), ada dari KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), Reskrim dan Jaksa, di situ bentuk keseriusan Kementan dalam penegakkan hukum," kata Amran di kantor Kementerian Pertanian, Senin 19 September 2016.
Hal yang berbau sensitif seperti lelang di Kementerian Pertanian, menurut Amran akan terus dipantau dan diawasi. Bahkan Kementan sendiri sudah memiliki satuan tugas (satgas) dalam memberantas benih-benih korupsi.
"Kita ada pengawas, ada satgas di Kementan, ada KPK ada Kejaksaan ada Kepolisian. Nanti kita evaluasi semuanya, seperti lelang yang kita lakukan," katanya.
Mentan: Banyak Petani Beralih Profesi Jadi Begal hingga Teroris | PT Rifan Financindo Berjangka
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan saat ini ada 20 juta petani meninggalkan profesinya. Tingkat kesejahteraan yang rendah menjadi alasan petani memilih pekerjaan lain, bahkan yang mengarah pada tindak kriminal.
Ia melanjutkan, rendahnya harga pembelian panen ini menjadi salah satu penyebab petani beralih profesi. Setiap kali panen, petani selalu merugi. Misalnya panen produksi 20 juta ton, namun saat dibeli harganya Rp1.500 atau di bawah harga beli petani Rp3.150.
"Jangan sampai harga panen di petani jatuh ya pak. Kalau harga turun Rp1.500 dengan jumlah produksi 20 juta ton maka kerugiannya mencapai Rp20 triliun," tandas Mentan Amran.
Selain itu, Amran meminta pengusaha untuk menyerap hasil pertanian dengan harga yang sesuai aturan. Harga pembelian jagung petani yang telah ditetapkan sekira Rp3.150 (kadar air 15 persen).
"Jadi jangan beda harga. Tolong pak ciptakan suasana yang nyaman dan ada kesepakatan harga dengan petani. Kita tidak ingin ada gesekan dengan pengusaha, jadi aturan harga yang nyaman dengan petani, sehingga bisa bersaing nantinya," ujar dia.
"Dari (petani) itu bisa jadi berkontribusi menjadi begal, Gafatar, Santoso cs. Ini bagaimana bikin pusing kan? Jadi ini harus dipikirkan bersama," ujarnya di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (19/9/2016).
Oleh karena itu, Mentan meminta sinergi antara 29 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi dengan Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) tentang pola kemitraan dapat menyejahterakan petani. Ia mengatakan, jika petani sejahtera maka pengusaha pun akan ikut sejahtera.
Mentan targetkan produksi jagung 3,5 juta ton untuk akhiri impor | PT Rifan Financindo Berjangka
"Tahap pertama dimulai dengan mengembangkan jagung seluas 724 ribu hektare tersebar di 29 provinsi dengan target produksi 3,5 juta ton jagung kering pipil," kata Menteri Amran di Kantor Kementerian Pertanian Jakarta, Senin.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menargetkan produksi jagung pada puncak panen raya 2017 mencapai 3,5 juta ton, yang hasilnya akan diserap oleh Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) sehingga Indonesia tidak perlu lagi mengimpor jagung.
Guna meningkatkan produksi, mengendalikan impor serta mendorong ekspor jagung, Kementerian Pertanian pun menyiapkan anggaran untuk pengembangan lahan jagung seluas 1 juta hektare, namun untuk tahap pertama ditetapkan 724 ribu hektare didukung kemitraan antara industri pakan ternak dengan petani jagung.
Pola kemitraan ini ditandai dengan penandatanganan kesepakatan bersama (MOU) antara Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dengan 29 kepala dinas pertanian provinsi yang akan memfasilitasi sarana dan memberdayakan petani guna meningkatkan produksi jagung serta menerbitkan harga acuan pembelian jagung di tingkat petani dan harga di tingkat konsumen.
Amran mengatakan sebelumnya Indonesia masih mengimpor 3,6 juta ton jagung dengan luas lahan yang dibutuhkan 700 ribu hektare.
Untuk kebijakan jangka menengah dan panjang, Kementan juga mendorong investasi pada lahan hutan 500 ribu ha dan lahan Perhutani 265 ribu ha serta memberi kemudahan bagi industri membangun agribisnis jagung skala luas.
Selain itu, Mentan juga menaikkan anggaran jagung hingga 10 kali lipat, yakni pada 2014 anggaran jagung hanya Rp100 miliar, kemudian 2015 ditingkatkan menjadi Rp1,2 triliun dan pada tahun ini ditingkatkan lagi menjadi Rp2,1 triliun.
"Sekarang kita sudah sepakat membagi wilayah kemudian 41 perusahaan (makanan ternak) dan kepala dinas berkomitmen. Katakanlah satu perusahaan butuh jagung 200 ribu ton setiap tahun, berarti kita tentukan kelompok taninya siapa, gabungan kelompok taninya, kemudian Kementan mendukung dengan memberikan bantuan infrastruktur," ujar Amran.
Amran menjelaskan kondisi tata niaga jagung masih dirasakan belum efisien karena rantai pasok terlalu panjang dan hasil jagung petani sebagian besar (86 persen) masih dijual ke pedagang.
Hal ini berakibat profit margin yang dinikmati 20,3 juta petani jagung sekitar Rp23 triliun sangat kecil dibandingkan profit marjin yang dinikmati 1.700 "middleman" sebesar Rp41,3 triliun sehingga diperlukan intervensi pemerintah menangani tata niaga jagung.