Terbaru

Paket Ekonomi Jokowi Belum Sentuh Sektor Industri

Padahal, industrialisasi bisa diandalkan untuk dongkrak ekonomi RI | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa


Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Didik J. Rachbini, mengatakan fenonema melambatnya pertumbuhan sektor industri atau deindustralisasi yang dialami oleh Indonesia saat ini, perlu mendapatkan perhatian khusus dari berbagai pihak khususnya pemerintah.

Hal itu terbukti dari terus merosotnya kinerja industri padat karya saat ini. bahkan di bawah angka pertumbuhan ekonomi. 

"Pada triwulan-II 2016 saja, sektor industri pengolahan hanya tumbuh 4,74 persen, jauh di bawah pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,18 persen," ungkapnya.

Didik menjelaskan, jika industri dalam negeri bisa berkembang, maka akan terjadi penciptaan nilai tambah yang memberikan efek ganda bagi ekonomi nasional. Karenanya, pembangunan kembali sektor industri jelas memiliki tingkat urgensi yang tinggi.

Namun dia menyayangkan, paket kebijakan ekonomi dari pemerintah yang ada sampai saat ini, belum memberikan upaya yang optimal bagi perbaikan sektor industri tersebut.

"Paket kebijakan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah selama ini belum memberikan dampak yang signifikan terhadap sektor perindustrian," kata Didik.

Karena menurutnya sektor industri di Indonesia seharusnya menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi. Baik melalui  pertumbuhan PDB maupun kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja.

"Karena sektor industri adalah sektor yang padat karya, sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang banyak dibandingkan sektor-sektor padat modal," kata Didik dalam sebuah diskusi di Menara Kadin, Jakarta, Jumat 23 September 2016.

Kadin: Terlena Harga Komoditas Bikin Industri Nasional Mundur | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa


Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Bidang Industri Johnny Darmawan mengatakan, sebanyak 65 persen perekonomian nasional ditopang komoditas. Sisanya, sebanyak 25-30 persen sektor manufaktur dan lain-lain.

Industri nasional mengalami kemunduran karena hanya mengandalkan komoditas. Terlebih, komoditas tersebut tidak diolah atau dijual mentah.

Dia mengatakan, industri nasional dapat maju jika mengandalkan sumber daya alam serta berbasis pada sumber daya manusia.

"Kita punya sumber daya alam kenapa enggak dan karya karena memiliki penduduk sedemikian banyak," tandas dia.

Dia menuturkan, saat ini pemerintah telah fokus mendorong sektor industri untuk meningkatkan perekonomian.

Salah satu bukti keseriusan pemerintah ialah dengan membentuk Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN). Fungsinya, memberikan masukan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengembangkan industri.

"Pemerintah sudah on the right track mencanangkan industri. Itu kenapa KEN diubah menjadi KEIN," terang dia.

Dia mengatakan, tingginya harga komoditas membuat masyarakat berbondong-bondong meninggalkan industri.

"Kalau kita bandingkan sejak 2000-an. Setiap harga komoditi naik orang meninggalkan  industri. Industri dari dulu setengah setengah," kata dia di Menara Kadin Kuningan Jakarta, Jumat (23/9/2016).

Sayangnya, tingginya harga komoditas tak permanen. Anjloknya harga komoditas membuat pelaku usaha kebingungan dan kembali berpikir ke industri.

"Detik terakhir 2013-2014 itu ada namanya harga komoditas drop sekali baru berpikiran industri," ujar dia.

Ekonomi Indonesia Melupakan Manufaktur | PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa

PT Rifan Financindo Berjangka Cabang Axa


Ekonomi Indonesia yang terlalu mengandalkan komoditas membuat bangsa ini terlena, sehingga jika saat ini harga komoditas sedang anjlok, ekonomi Indonesia juga mengalaminya.
Hal tersebut dikatakan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian, Johnny Darmawan di Kantornya, Jumat (23/09/2016).

Dia menuturkan, saat ini pemerintah telah fokus mendorong sektor industri manufaktur untuk meningkatkan perekonomian. Salah satu bukti keseriusan pemerintah ialah dengan membentuk Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN). Fungsinya, memberikan masukan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengembangkan industri.
"Pemerintah sudah on the right track mencanangkan industri. Itu kenapa KEN diubah menjadi KEIN," terang dia.
Dia mengatakan, industri nasional dapat maju jika mengandalkan sumber daya alam serta berbasis pada sumber daya manusia

"Kalau kita bandingkan sejak 2000-an. Setiap harga komiditi naik orang meninggalkan industri. Industri dari dulu setengah-setengah," ujarnya.
Johnny bilang ketika harga komoditas sedang jaya-jayanya, perekonomian nasional dapat ditopang sebanyak 65 persen keuntungan dari komoditas, namun sekarang faktanya komoditas tidak terlalu menjadi penopang utamanya.

"Ketika harga bagus sebanyak 65 persen perekonomian nasional ditopang oleh komoditas. Sisanya, sebanyak 25-30 persen sektor manufaktur dan sisanya lagi sektor lain-lain," paparnya.