Terbaru

Harga Minyak Kembali Ambruk 3%

Harga Minyak Dunia Terus Anjlok | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Reuters melansir, Kamis, 15 September, harga minyak mentah Brent LCOc1 turun USD1,25 per barel atau 2,7 persen menjadi USD45,85 per barel. Sedangkan minyak AS West Texas Intermediate CLc1 jatuh USD1,32 per barel atau 2,9 persen menjadi USD43,58 per barel.

Komentar IEA terhadap harga minyak dunia ini diikuti dengan penuruanan terhadap minyak mentah sebesar 14,5 juta barel pada minggu sebelumnya.

Sebelumnya, harga minyak mentah turun sebanyak tiga persen setelah pengawas energi dan OPEC merevisi perkiraan yang menandakan kelebihan pasokan minyak mentah global bisa bertahan lebih lama dari yang diharapkan.

Stok bensin juga diharapkan naik, meskipun persediaan minyak mentah turun ke 559.000 barel. Para analis memperkirakan memproduksi minyak mentah sebesar 3,8 juta barel.

Harga minyak mentah kembali mengalami penurunan sebesar tiga persen. Hari ini, untuk kali kedua berturut-turut harga minyak merosot karena kelebihan pasokan minyak mentah global.

Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan persediaan minyak sulingan Amerika Serikat (AS) seperti diesel dan minyak pemanas naik sebesar 4,6 juta barel dalam sepekan. Analis berharap ada peningkatan 1,5 juta barel.

Harga Minyak Dunia Merosot ke Level USD43,58/Barel | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober turun USD1,32 menjadi menetap pada USD43,58 per barel di New York Mercantile Exchange. 

Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman November kehilangan USD1,25 menjadi ditutup pada USD45,85 per barel di London ICE Futures Exchange. 

Pada Selasa, harga minyak turun karena kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global terus membebani pasar. 

Pertumbuhan permintaan minyak global melambat pada kecepatan yang lebih cepat dari yang diperkirakan, Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan dalam laporan September yang dipublikasikan pada Selasa

Harga minyak dunia memperpanjang penurunan mereka pada Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data resmi menunjukkan penumpukan mingguan yang lebih besar dari perkiraan dalam produk-produk bahan bakar minyak AS. 

Sementara itu, stok bensin AS naik 567.000 barel pekan lalu, juga mengalahkan perkiraan pasar, menurut EIA. 

Namun demikian, persediaan minyak mentah AS jatuh 559.000 barel pekan lalu. Para analis telah memperkirakan akan bertambah 3,8 juta barel.

Persediaan sulingan (destilat) AS, yang termasuk minyak diesel dan minyak pemanas, naik 4,6 juta barel dalam pekan yang berakhir 9 September, dibandingkan ekspektasi analis kenaikan 1,5 juta barel, Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan dalam laporan mingguannya, Rabu .

Harga Minyak Dunia Melemah Dua Hari Beruntun | PT Rifan Financindo Berjangka Pusat

PT Rifan Financindo Berjangka Pusat


Banyak analis yang bingung terkait data mingguan minyak mentah, dimana ada penurunan tidak terduga dari 14,5 juta barel minggu sebelumnya. Hal ini dipengaruhi adanya badai tropis Hermine hingga menunda kedatangan minyak ke US Gulf Coast.

"Laporan pekan depan akan menerangkan, apakah kehilangan sekian barel pada minggu ini akan muncul dalam neraca minyak bumi," kata analis New York energy John Kilduff.

 Harga minyak dunia jatuh sekitar 3% untuk mencetak penurunan selama dua hari beruntun setelah data mingguan minyak Amerika Serikat (AS) memberikan kejutan menarik terkait stok minyak mentah. Persediaan minyak AS yang mencakup diesel dan minyak pemanas naik 4,6 juta barel dalam satu pekan dari 9 September seperti dilaporkan Administrasi Informasi Energi AS (EIA). 

Tercatat harga minyak mentah Brent mengalami penurunan USD1,25 atau 2,7% ke level USD45,85 per barel, sementara minyak mentah berjangka US West Texas Intermediate (WTI) merosot 1,32 sen atau 2,9% untuk tetap bertahan di posisi USD43,58 per barel. 

Dilansir Reuters, Kamis (15/9/2016) analis mengharapkan peningkatan berada pada kisaran 1,5 juta barel, namun ternyata jauh di atas harapan untuk menjadi yang terbesar sejak Januari. Stok bensin juga meningkat di luar perkiraan, meski persediaan minyak mentah turun sebesar 559,000 barel ketika para analis mengharapkan pertumbuhan minyak mentah 3,8 juta barel.