Terbaru

Jelang Rilis BPS, Neraca Perdagangan Agustus Diperkirakan Masih Surplus

BPS akan merilis kinerja neraca perdagangan Agustus 2016 | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka


Badan Pusat Statistik (BPS) Kamis siang 15 September akan merilis kinerja neraca perdagangan Agustus 2016. Sejumlah ekonom dan analis memperkirakan neraca perdagangan akan mengalami surplus.

Ekonom BTN, Winang Budoyo memprediksi neraca dagang akan surplus sebesar USD465 juta. "Seperti bulan-bulan sebelumnya, surplus lebih karena penurunan impor lebih besar daripada ekspor," ujar Winang.

Begitu juga perkiraan dari tim ekonomi Samuel Sekuritas yang memperkirakan surplus USD373 juta, Bank Permata USD565 juta, Bahana USD908 juta serta tim ekonomi Bank Mandiri USD260 juta.

Kepala ekonom Maybank, Juniman memperkirakan neraca perdagangan bulan ke delapan masih akan dihampiri surplus sebesar USD445 juta. Dirinya menghitung baik ekspor maupun impor kembali meningkat setelah libur lebaran karena aktivitas produksi yang kembali normal.

Dari sisi nominal, sebut Juniman ekspor naik USD11,65 miliar dibanding Juli yang sebesar USD9,58 miliar. Sementara impor meningkat jadi USD11,21 miliar dari USD8,91 miliar di Juli.

"Ini bukan masalah apa-apa, karena masalah musiman saja. Sehingga yang dulunya ke pending di Juli, karena persoalan libur panjang sehingga di carry over ke Agustus," kata Juniman, Kamis (15/9/2016).

Menanti Nilai Ekspor Impor Indonesia Agustus 2016 | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka


Seperti diketahui, sepanjang semester I-2016 lalu neraca perdagangan Indonesia selalu mengalami surplus setiap bulannya. 

Apabila neraca perdagangan kembali surplus, maka surplus ini adalah untuk kedelapan kalinya secara berturut-turut. 

Berikut adalah data neraca perdagangan sepanjang tahun 2016: 

- Januari Ekspor: USD10,5 miliar Impor: USD10,45 miliar Total: USD50,6 juta (surplus) 
- Februari Ekspor: USD11,3 miliar Impor: USD10,14 miliar Total: USD1,14 miliar (surplus) 
- Maret Ekspor: USD11,79 miliar Impor: USD11,3 miliar Total: USD497 juta (surplus) 
- April Ekspor: USD11,45 miliar Impor: USD10,78 miliar Total: USD667,2 juta (surplus) 
- Mei Ekspor: USD11,51 miliar Impor: USD11,14 miliar Total: USD375,6 juta (surplus) 
- Juni Ekspor: USD12,92 miliar Impor: USD12,02 miliar Total: USD900,2 juta (surplus) 
- Juli Ekspor: USD9,51 miliar Impor: USD8,92 miliar Total: USD 598,3 juta (surplus)

Badan Pusat Statistik (BPS) hari ini akan merilis data neraca perdagangan atau nilai ekspor dan impor Indonesia pada bulan Agustus 2016. Diperkirakan neraca perdagangan kali ini akan mengalami surplus.

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengatakan, kemungkinan surplus neraca perdagangan pada bulan Agustus lalu akan lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini disebabkan karena mulai membaiknya harga komoditas global.

Tak hanya itu, surplus ini diprediksi juga disebabkan karena pelemahan impor. Pelemahan impor ini merupakan salah satu bentuk dari masih rendahnya konsumsi masyarakat. "Impor juga turunnya akan jauh. Jadi ini mendorong surplus neraca perdagangan yang lebih besar," tutupnya.

"Harga komoditas mulai membaik. Jadi ekspor akan meningkat. Peningkatan ekspor ini akan mendorong surplus neraca perdagangan pada Agustus lalu," kata Lana 

Neraca Dagang Agustus Diprediksi Surplus US$ 445 Juta | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka


"Kinerja ekspor dan impor secara nominal (MoM) meningkat karena faktor musiman setelah libur Lebaran. Jadi bukan karena masalah apa-apa, hanya ada carry over di Agustus setelah libur panjang Lebaran," jelas Juniman. 

Dia berpendapat, hingga saat ini belum ada penguatan permintaan dari ekspor maupun impor secara signifikan, termasuk peningkatan daya beli masyarakat masih lemah. 

"Sampai akhir tahun diperkirakan ekspor dan impor masih tetap turun. Jadi pertumbuhannya masih negatif, sehingga perkiraan kami neraca perdagangan surplus US$ 5,5 miliar sampai US$ 7 miliar sampai akhir tahun ini," paparnya. 

Kepala Ekonom PT Maybank Indonesia Tbk, Juniman memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia di Agustus 2016 sekitar US$ 445 juta atau lebih rendah dari realisasi bulan sebelumnya sebesar US$ 598,3 juta. Faktornya karena kinerja ekspor belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan. 

"Neraca perdagangan Agustus ini masih surplus US$ 445 juta. Pertumbuhan ekspor negatif 8,46 persen (yoy) dan impor negatif 9,63 persen (yoy)," ujar Juniman di Jakarta, Kamis (15/9/2016). 

Secara bulanan, ia memprediksi nilai ekspor mengalami kenaikan menjadi US$ 11,65 miliar di bulan kedelapan dari sebelumnya US$ 9,58 miliar di Juli 2016. Sementara impor naik dari US$ 8,91 miliar menjadi US$ 11,21 miliar. 

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo memperkirakan surplus neraca perdagangan yang lebih rendah, sekitar lebih dari US$ 150 juta di Agustus 2016. "Ekspornya meningkat cukup tinggi tapi impornya juga naik. Jadi Agustus ini neraca dagang surplus US$ 150 jutaan," jelas Perry. 

"Impor non migas juga naik, tapi jangan dilihat buruk karena peningkatan impor bahan baku menandakan kegiatan produksi di dalam negeri meningkat. Justru ini pertanda yang baik," kata Perry.

Diakui Perry, meski masih bermasalah dengan ekspor beberapa komoditas, namun ekspor barang manufaktur mengalami perbaikan, termasuk peningkatan harga minyak kelapa sawit. 

Sementara dari sisi impor, sambungnya, terjadi peningkatan di impor bahan baku, di samping impor barang konsumsi. Ini menandakan kegiatan produksi dalam negeri kembali menggeliat karena bahan baku bukan hanya diperoleh dari domestik.