Ada empat RDMP kilang yang akan didanai oleh Arab | PT Rifan Financindo Berjangka
Pemerintah Indonesia telah menawarkan kerjasama di tiga kilang minyak kepada Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al Saud. Ketiga kilang yang ditawarkan adalah pengembangan Kilang Dumai dan Balongan serta pembangunan kilang baru di Bontang, Kalimantan Timur
"Jadi kebutuhan investasi sangat besar. Ada empat RDMP (refinery development masterplan program) kilang yang akan didanai oleh Arab Saudi, yang sudah Cilacap. Lalu ada Balongan dan Dumai. Tadinya Balikpapan, tapi kan didanai oleh Pertamina," tutur Dirjen Migas Kementerian ESDM I Gusti Ngurah Wiratmaja di Hall Dewan Pers, Jakarta, Minggu (5/3/2017).
Tak hanya itu, sebelumnya, juga telah disepakati kerjasama pengembangan Kilang Cilacap. Nilainya pun mencapai USD6 miliar atau sekira Rp80,2 triliun (kurs Rp13.380 per USD).
Diharapkan, jelas dia, tawaran tersebut dapat disepakati oleh Arab Saudi. Pasalnya, Pemerintah Indonesia telah memberikan berbagai kemudahan investasi kepada berbagai negara dalam berbagai sektor.
"Kita sudah ada beberapa regulasi bagaimana untuk menunjang investasi luar negeri dan dalam negeri. Misalnya itu di UU migas ada bab khusus. Kita juga ada permen (peraturan menteri), seperti untuk kilang, dan ini memihak pengusaha dalam negeri," ungkap Wiratmaja.
Ia melanjutkan, apabila seluruh tawaran kilang ini disepakati, maka akan dapat menghasilkan banyak kesempatan kerja. Diprediksi, jumlah kesempatan kerja dari proyek kilang tersebut mencapai 10 ribu lowongan pekerjaan.
"Ada 8.000 sampai 10.000 tenaga kerja saat pembangunan. Lalu setelah pembangunan ada 1.000 tenaga kerja," tutur Wiratmaja.
"Jadi itu petrokimia, kompleks. Jadi tidak hanya refinery, tapi produk turunan. Kalau petrokimia terbangun itu, baik, karena kita sebagian besar impor," tutupnya.
Tak hanya tenaga kerja, proyek tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan produksi industri hulu di Indonesia. Impor bahan baku pun ditargetkan dapat ditekan dengan adanya pengembangan industri hulu
Kalla: Tak Mungkin Kita Promosikan Aramco, Lebih Baik Pertamina | PT Rifan Financindo Berjangka
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengakui ada pembicaraan antara pemerintah dengan delegasi Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud tentang saham Saudi Aramco, perusahaan minyak dan gas yang seluruh sahamnya dimiliki oleh pemerintah Arab Saudi.
Kendati demikian, Kalla menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tidak akan membantu mempromosikan saham Saudi Aramco. Kalla menilai pemerintah Arab Saudi nantinya akan melakukan pembicaraan lebih dalam mengenai hal itu dengan negara lain seperti China dan Jepang.
"Ya ini namanya global offering ini. Jadi di seluruh dunia, saya kira di Indonesia, tentu saja, mungkin ada satu dua berminat," kata Kalla usai melepas Raja Salman, di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (4/3/2017).
"Kalau di indonesia sih kalau kita ada uang pemerintah, mengharapkan lebih banyak investasi dalam negeri. Tidak mungkin kita mempromosikan yuk beli Aramco. Lebih baik beli Pertamina saja daripada beli Aramco kan," kata Kalla.
Kilang Cilacap Disepakati Karena Lebih Mudah Dicapai dari Arab Saudi | PT Rifan Financindo Berjangka
Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I Gusti Ngurah Wiratmaja mengatakan, Cilacap memiliki efisiensi biaya transportasi yang lebih murah. Mengingat, kilang Cilacap adalah salah satu daerah yang mudah untuk dijangkau melalui transportasi laut.
Pengembangan kilang Cilacap telah disepakati antara pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan asal Arab Saudi yakni Saudi Aramco saat kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud ke Indonesia.
"Dari Arab juga bisa langsung ke Cilacap tanpa lewat selat Malaka, memang di Cilacap lebih bagus," kata pria yang akrab disapa Wirat di Jakarta, Minggu (5/3/2017).
Adapun nilai kerja sama tersebut mencapai 6 miliar dollar Amerika Serikat (AS). Lantas, apa alasan pemerintah memilih kilang Cilacap untuk dapat dikembangkan bersama Arab Saudi?
Pihaknya pun dalam hal ini tetap gencar melakukan upaya-upaya pendekatan agar ada lagi kerja sama yang bisa dilakukan antara Indonesia dengan Arab Saudi.
"Kita akan terus genjot. Kalau perlu jadi eksportir. Jadi nilai tambahnya harus ada di kita," pungkas Wirat.
Meski telah menyepakati kerja sama pengelolaan kilang Cilacap, namun Pertamina sebagai perusahan pelat merah sektor migas tetap gencar menawarkan kilang lainnya seperti kilang Bontang, Balongan, dan Dumai.
"Kewenangan menjawab ada di pemerintah. Butuh waktu lama," tutur Wirat.
Hanya saja, belum ada sinyal apakah negara yang dipimpin Raja Salman tersebut memiliki ketertarikan terhadap kilang yang ditawarkan atau tidak.