Terbaru

Pendongkelan nakhoda Pertamina demi proyek?

Ada dugaan skenario besar dalam pencopotan bos Pertamina | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KSPMI) Faisal Yusra mengkhawatirkan, pencopotan, pengisian atau kemungkinan pergantian Direksi Pertamina berpotensi menjadi bancakan, konspirasi dan transaksional.

Aroma tidak sedap mulai muncul terkait pencopotan Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang. Ada dugaan skenario besar dalam pencopotan itu, karena Pertamina sedang menjalankan proyek-proyek raksasa.

Ini karena Pertamina memiliki banyak proyek investasi dengan anggaran triliunan rupiah yang bikin banyak pihak meneteskan air liur. "Dalam 14 tahun sudah  tujuh kali pergantian. Situasi ini menunjukkan pergantian rezim atau pencopotan direksi dilakukan dengan gegabah," kata Faisal akhir pekan lalu.

Lalu. ide satu harga bahan bakar minyak (BBM) di seluruh Indonesia. Belum lagi pencapaian keuntungan tertinggi sepanjang sejarah perseroan ini.       

Dia mengatakan, jika melihat secara jujur, prestasi Pertamina di tahun 2016 terbilang luar biasa. Juga ada inovasi produk baru yang dibutuhkan masyarakat dan mendukung program atau kebijakan pemerintah.

Sementara itu, Faisal Basri Mantan Ketua Tim Pemberantasan Mafia Migas bercerita, dirinya pada akhir tahun 2016 lalu atau setelah adanya posisi Wakil Direktur Utama Pertamina muncul, menerima satu pesan singkat. "Pak Dwi menunjukkan satu pesan singkat di telepon genggamnya yang menunjukkan arogansi salah satu direksi," ungkap  Faisal dalam blog pribadinya, Jumat (3/2).

"Menurut Pak Dwi, Pak Tanri mengatakan konsep struktur organisasi yang baru disiapkan oleh Kantor Kementerian BUMN, Pak Tanri tinggal menandatangani. Ketika konsep itu disampaikan ke Kementerian BUMN, Pak Dwi sedang di luar negeri," beber Faisal di blognya.

Kata Faisal di blog tersebut, menurut cerita Dwi Sotjipto, usulan perubahan struktur organisasi disampaikan oleh Dewan Komisaris kepada Menteri BUMN Rini Soemarno. Saat itu, Dwi Soetjipto sempat bertanya struktur baru ke Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng. 

Dia menceritakan, Dwi Soetjipto juga menyampaikan salah satu keganjilan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Pertamina yang baru. Keganjilan tersebut terkait  kewenangan wakil direktur utama yang bisa memegang komando tertinggi Pertamina tatkala direktur utama berhalangan.

Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng bilang, dewan komisaris  akan mencari talenta baru yang bisa bekerjasama dan solid di Pertamina. "Biasanya kalau dari luar Pertamina, urusan pemegang saham. Kalau dari dalam, dewan komisaris memberi penilaian," ujar Tanri, Jumat (3/2).

Dewan komisaris Pertamina diberikan waktu hingga 30 hari mencari nahkoda baru BUMN tersebut. Sembari mencari orang nomor satu,  Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani menjadi Plt Dirut. Sementara posisi wakil direktur utama dihilangkan. 

Sejumlah nama calon orang nomor satu Pertamina beredar.  Selain Yenni, ada Rachmad Hardadi, Direktur Megaproyek, Pengolahan, dan Petrokimia Pertamina dan Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina. Nama lain dari eksternal Pertamina, mantan Dirut Bank Mandiri Budi G Sadikin. Bahkan Ahmad Bambang mantan Wadirut Pertamina  masih dijagokan.

Rini tak menjawab panggilan telepon dan pesan singkat KONTAN soal tuduhan sengaja memasang Ahmad Bambang agar berkonflik dengan Dwi Soetjipto.  

Rini Soemarno, Menteri BUMN tidak menyangkal,  permasalahan muncul setelah ada wadirut. "Ternyata membuat kepemimpinan goyang,  tadinya ada tim kerja, menjadi tidak ada lagi," katanya di Komplek Istana, Jumat (3/2).

Ada Proyek di Balik Pendongkelan Dirut dan Wakil Dirut Pertamina? | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka

Aroma tidak sedap mulai muncul terkait pencopotan Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KSPMI) Faisal Yusra mengkhawatirkan, pencopotan, pengisian atau kemungkinan pergantian Direksi Pertamina berpotensi menjadi bancakan, konspirasi dan transaksional.

Ada dugaan skenario besar dalam pencopotan itu, karena Pertamina sedang menjalankan proyek-proyek raksasa.

Ini karena Pertamina memiliki banyak proyek investasi dengan anggaran triliunan rupiah yang bikin banyak pihak meneteskan air liur.

Dia mengatakan, jika melihat secara jujur, prestasi Pertamina di tahun 2016 terbilang luar biasa.

"Dalam 14 tahun sudah tujuh kali pergantian. Situasi ini menunjukkan pergantian rezim atau pencopotan direksi dilakukan dengan gegabah," kata Faisal akhir pekan lalu.

Lalu. ide satu harga bahan bakar minyak (BBM) di seluruh Indonesia. Belum lagi pencapaian keuntungan tertinggi sepanjang sejarah perseroan ini.       

Juga ada inovasi produk baru yang dibutuhkan masyarakat dan mendukung program atau kebijakan pemerintah.

Sementara itu, Faisal Basri Mantan Ketua Tim Pemberantasan Mafia Migas bercerita, dirinya pada akhir tahun 2016 lalu atau setelah adanya posisi Wakil Direktur Utama Pertamina muncul, menerima satu pesan singkat.

Kata Faisal di blog tersebut, menurut cerita Dwi Sotjipto, usulan perubahan struktur organisasi disampaikan oleh Dewan Komisaris kepada Menteri BUMN Rini Soemarno.

"Pak Dwi menunjukkan satu pesan singkat di telepon genggamnya yang menunjukkan arogansi salah satu direksi," ungkap  Faisal dalam blog pribadinya, Jumat (3/2/2017).

Saat itu, Dwi Soetjipto sempat bertanya struktur baru ke Komisaris Utama Pertamina Tanri Abeng. 

Dia menceritakan, Dwi Soetjipto juga menyampaikan salah satu keganjilan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Pertamina yang baru.

"Menurut Pak Dwi, Pak Tanri mengatakan konsep struktur organisasi yang baru disiapkan oleh Kantor Kementerian BUMN, Pak Tanri tinggal menandatangani. Ketika konsep itu disampaikan ke Kementerian BUMN, Pak Dwi sedang di luar negeri," beber Faisal di blognya.

Keganjilan tersebut terkait kewenangan wakil direktur utama yang bisa memegang komando tertinggi Pertamina tatkala direktur utama berhalangan.

Sembari mencari orang nomor satu,  Direktur Gas Pertamina Yenni Andayani menjadi Plt Dirut. Sementara posisi wakil direktur utama dihilangkan. 

Dewan komisaris Pertamina diberikan waktu hingga 30 hari mencari nahkoda baru BUMN tersebut.

Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng bilang, dewan komisaris  akan mencari talenta baru yang bisa bekerjasama dan solid di Pertamina.

Sejumlah nama calon orang nomor satu Pertamina beredar.  

"Biasanya kalau dari luar Pertamina, urusan pemegang saham. Kalau dari dalam, dewan komisaris memberi penilaian," ujar Tanri Abeng Jumat (3/2/2017) lalu.

Selain Yenni, ada Rachmad Hardadi, Direktur Megaproyek, Pengolahan, dan Petrokimia Pertamina dan Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina. Nama lain dari eksternal Pertamina, mantan Dirut Bank Mandiri Budi G Sadikin.

Rini Soemarno, Menteri BUMN tidak menyangkal,  permasalahan muncul setelah ada wadirut.

"Ternyata membuat kepemimpinan goyang,  tadinya ada tim kerja, menjadi tidak ada lagi," katanya di Komplek Istana, Jumat (3/2).

Bahkan Ahmad Bambang mantan Wadirut Pertamina  masih dijagokan.

Rini tak menjawab panggilan telepon dan pesan singkat soal tuduhan sengaja memasang Ahmad Bambang agar berkonflik dengan Dwi Soetjipto.  

Mantan Bos Bank Mandiri Mencuat Kandidat Dirut Pertamina, Inilah Saingannya! | PT Rifan Financindo Berjangka 

PT Rifan Financindo Berjangka

Aksi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno memberhentikan dengan hormat Dwi Soetjipto sebagai Direktur Utama PT Pertamina dan Ahmad Bambang sebagai Wakil Direktur Utama Pertamina dinilai mengejutkan sejumlah pihak

Menteri Rini memberikan waktu kepada dewan komisaris Pertamina selama 30 hari untuk mencari direktur utama yang baru.

Keputusan ini tertuang di Surat Keputusan Menteri BUMN No: SK-26/MBU/02/2017 tentang Pemberhentian dan Perubahan Nomenklatur Jabatan Anggota-anggota Direksi Perusahaan Perseroan PT Pertamina.

Selama proses transisi itu, Menteri BUMN menugaskan, Yenni Andayani yang kini menjabat Direktur Gas Pertamina sebagai Pelaksana Tugas Direktur Utama Pertamina. Sementara untuk posisi wakil Dirut dihilangkan dari struktur dewan direksi Pertamina.

Rini menyatakan, dewan komisaris akan mengusulkan beberapa nama dari internal Pertamina. Selanjutnya, nama-nama itu akan dinilai tim independen.

"Baru diusulkan ke Presiden Joko Widodo," kata Rini, di komplek Istana.

Komisaris Utama Pertamina, Tanri Abeng menyatakan, pihaknya akan mencari talenta baru yang bisa bekerjasama dan solid di Pertamina untuk menjadi Direktur Utama.

Ada sejumlah nama yang mulai disebut-sebut namanya berpeluang menduduki kursi direktur utama Pertamina. Mereka adalah Yenni Andayani, Syamsu Alam, Rachmad Hardadi, Budi Gunadi Sadikin, termasuk Ahmad Bambang. Budi Gunadi Sadikin diketahui sempat menjabat Dirut Bank Mandiri.

"Kalau mencarinya dari luar lingkungan Pertamina, itu urusan pemegang saham. Mudah-mudahan tidak perlu 30 hari sudah ada direktur utama yang baru," ujarnya.

Namun empat orang kandidat itu belum bersedia memberikan konfirmasi saat coba dihubungi, mengenai kabar tersebut. Rachmad Hardadi, misalnya, menyatakan tak ingin memberikan komentar lebih dulu soal ini.

Sementara Yenni menyatakan, saat ini sedang fokus menyelesaikan tugasnya. Dia dan jajaran direksi Pertamina lainnya akan fokus pada tugas untuk membuat Pertamina menjadi lebih solid.

Pengamat energi dari Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro menyatakan nama-nama tersebut memiliki kapasitas yang baik. Namun peluang untuk dipilih akan sangat tergantung pada keputusan pemerintah.

Ia berharap pemegang saham segera memutuskan pengisian jabatan-jabatan strategis yang saat ini masih belum terisi selain melakukan kegiatan operasional sehari-hari.

"Saya menilai jika pemerintah memilih nama A bukan karena B tidak kompeten, tetapi karena A dinilai lebih pas saja dengan arah kebijakan pemerintah," katanya, Jumat (3/2/2017).

Meski begitu, dia melihat ada juga nama yang berani tegas menolak pemberian mafia migas. 

Sedangkan Fahmi Radi mengingatkan, ada satu nama yang masuk dalam bursa kandidat direktur utama Pertamina, kini berurusan dengan Kejaksaan Agung.