Harga cabai rawit merah naik dari Rp80 ribu menjadi Rp120 per kg | PT Rifan Financindo Berjangka
Sempat turun pada pertengahan Januari 2017, kini harga cabai rawit merah kembali melambung hingga Rp120 ribu per kilogram. Padahal, sebelumnya harga cabai hanya dalam kisaran Rp80 ribu per kilogram.
Tidak adanya pasokan dari sejumlah pengepul, disinyalir membuat harga di pasaran menjadi mahal.
Menurut sejumlah pedagang, kenaikan harga cabai rawit merah ini disebabkan curah hujan yang cukup tinggi di daerah penghasil cabai seperti Temanggung, Wonosobo, dan Muntilan, Jawa Tengah. Curah hujan yang berlebihan membuat tanaman cabai busuk dan mati.
''Harga cabai rawit merah memang sempat turun, namun sekarang naik lagi,'' ujar Painah, pedagang sayur di Pasar Tradisional Beringharjo, Yogyakarta, Jumat 3 Februari 2017.
Semua ini akibat hujan yang turun selama ini. Hujan turun secara terus-menerus, sehingga menyebabkan petani cabai dan sayur banyak yang gagal panen. Akibatnya, pasokan cabai rawit merah di pasar-pasar tradisional menjadi berkurang.
Kenaikan harga cabai rawit merah ini, karena pasokan cabai kurang atau turun drastis dari biasanya. Kalau sebelumnya Painah dipasok cabai rawit merah satu kiintal, tapi sekarang hanya 20-25 kilogram. Akibatnya, cabai rawit di pasaran menjadi berkurang dan langka.
Sama halnya dengan Rubiyem, pedagang gorengan di Gondomanan, Yogyakarta. Kelangkaan atau kurangnya pasokan cabai membuat harga cabai rawit merah, pelan-pelan merangkak naik.
Akibat tingginya harga cabai rawit merah, sejumlah pembeli terpaksa mengurangi jumlah pembeliannya. Jika biasanya warga membeli satu kilogram cabai rawit merah, sekarang terpaksa beli eceran satu ons dengan harga Rp10 ribu sampai Rp12 ribu.
''Kenaikan harga cabai rawit merah ini terjadi sudah sejak sepekan lalu,'' ujar Rubiyem.
''Untuk mengantisipasi itu, maka kami membeli cabai rawit putih yang harganya hanya Rp45 ribu setiap kilonya,'' ujar Wati, pemilik warung makan di Jalan Taman Siswa, Yogyakarta.
Harga cabai rawit masih di atas Rp 100 ribu / kg | PT Rifan Financindo Berjangka
Sukarto, salah satu pedagang di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan mengatakan jika harga cabai rawit merah tak kunjung turun sejak awal Januari lalu. “Saya juga tidak tau mengapa harganya tidak turun-turun. Sempat turun sekitar dua minggu lalu, tapi juga masih di kisaran Rp 100.000 per kilo. Sekarang malah balik lagi,” ungkapnya.
Ia mengira, tingginya harga cabai rawit ini dikarenakan pasokannya yang belum stabil. “Mungkin pasokannya sedikit, sedangkan orang-orang suka pedas. Nanti kalau pasokannya sudah banyak, Insya Allah harganya turun,” ujarnya.
Harga cabai rawit merah di pasaran masih terpantau tinggi. Memasuki awal pekan ini, harga cabai rawit merah masih bertengger di kisaran Rp 140.000 per kilogram (kg). Jika dibandingkan dengan harga daging sapi Rp 110.000 per kg, harga cabai rawit masih lebih tinggi.
Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Dadi Sudiana menjelaskan jika saat ini para petani banyak yang mengalami gagal panen akibat serangan hama.
Dadi memprediksi jika kondisi cuaca tak kunjung membaik, makan harga tinggi cabai rawit diperkirakan hingga April 2017. “Kemarin sempat optimis sekitar Maret harganya akan membaik. Tapi lihat kondisi seperti ini, saya rasa harga cabai rawit agak susah untuk turun,” tuturnya.
“Beberapa hari belakangan intensitas hujannya tinggi. Kalau hujan seperti ini memang resikonya akan ada banyak hama menyerang,” ujarnya. Karena serangan hama tersebut, pasokan cabai rawit menjadi tidak stabil di pasaran.
Ditanya soal adanya mafia cabai, Dadi menampik isu tersebut. “Saya pastikan tidak ada mafia cabai atau distributor yang menahan pasokan. Memang di lapangan tanamannya banyak yang gagal panen karena iklim ekstrem dan hama,” terangnya.
Menurutnya, cabai rawit adalah satu-satunya jenis cabai yang rentan dengan serangan hama dan perubahan iklim ekstrem.
Ia menambahkan jika memang sudah saatnya para petani cabai dan pemerintah bekerja sama untuk membenahi teknologi budidaya cabai. Karena siklus serupa tidak hanya terjadi sekali dua kali, tapi setiap tahun.
Berikut pantauan harga aneka cabai di pasar, cabai rawit merah Rp 140.000 per kg, cabai rawit hijau Rp 80.000 per kg, cabai keriting merah Rp 60.000 per kg, cabai besar Rp 38.000 per kg.
“Tahun 2011 memang Pemerintah pernah mencoba memberi penutup untuk melindungi tanaman cabai dari hama dan hujan. Tapi cepat rusak dan sekarang program tersebut tidak dilanjutkan,” pungkasnya.
Bukan turun, harga cabai malah kian melambung | PT Rifan Financindo Berjangka
Harga cabai rawit merah kembali melambung. Jika minggu lalu harganya sempat turun sedikit dikisaran Rp 80 ribu saat ini menjadi Rp 110 ribu per kilogram.
Ida, seorang ibu rumah tangga mengatakan sejak harga cabai bertambah mahal dia tak pernah membeli banyak. "Ya beli secukupnya aja, itu aja pasti nawar lama," ucapnya.
Menurut Santoso, pedagang cabai di relokasi Pasar Johar kawasan Masjid Agung Jawa Tengah, kenaikan harga tersebut karena minimnya pasokan. "Kemarin pasokannya mencapai tiga ton per hari sekarang hanya sekitar lima kuintal," jelasnya, Jumat (3/2).
Minimnya pasokan tersebut karena faktor cuaca. Karena hujan setiap hari maka petani tidak bisa memanen cabai. "Hujan menjadi faktor kenaikan harga cabai," terang Santoso.
Dia biasa mendapat pasokan cabai dari daerah Jawa Timur seperti Blitar dan Madura. Sebagai cadangan, dia mencari cabai dari Bandungan dan Temanggung.
Menurut dia, kenaikan cabai biasanya hanya berkisar dua minggu tapi kali ini sudah dua bulan sejak Desember 2016. "Pendapatan saya turun, biasanya bisa menjual tiga ton tapi sekarang hanya kisaran satu ton termasuk dari stok hari sebelumnya," jelas Santoso. Penurunan pembelian tersebut karena pembeli mengurangi konsumsi cabai baik untuk rumah tangga ataupun warung makan dan restoran akibat harganya yang mahal.
Kenaikan juga terjadi untuk cabai jenis lain. Santoso mengatakan rawit hijau saat ini harganya Rp 75 ribu, dari sebelumnya Rp 45 ribu. Sementara cabai merah keriting dari Rp 40 ribu jadi Rp 45 ribu, cabai teropong Rp 35 ribu naik jadi Rp 40 ribu. "Kenaikan kali ini adalah yang terlama sejak saya berjualan cabai," jelas Santoso.